Thursday, February 27, 2014

Soeharto Turun Tangan demi Usman-Harun

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 
=================================================================
... anaknda mohon ampun + maaf atas kesalahan + dosa anaknda kepangkuan Bunda Mas Choenem, Mas Matori, Mas Chalim, Ju Rochajah, Ju Pualidi + Rodijah, Turiah dan keluarga Tawangsari Lamongan Jatisaba Purbolingga Laren Bumiayu.
=====================================================================
ITULAH sepenggal kalimat yang tertuang dalam surat terakhir Usman bin Haji Mohammad Ali dari Singapura. Surat itu dibuat pada 16 Oktober 1968 di penjara Changi, satu hari sebelum Usman menjalani hukuman gantung.
Hukuman mati untuk Usman diputus Hakim J Chua pada sidang Pengadilan Tinggi Singapura, 20 Oktober 1965. Usman berikut Harun dianggap telah melakukan sabotase dan mengakibatkan tiga orang sipil tewas.
Atas putusan tersebut, Usman dan Harun mengajukan banding ke Federal court of Malaysia, 6 Juni 1966. Namun, banding tersebut ditolak hakim Chong Yiu, Tan Ah Tah dan JJ Amrose.
Kasus ini lalu bergulir ke Privy Council di London pada 17 Februari 1967. Pemerintah Indonesia menyertakan empat pembela untuk Usman dan Harun. Mereka yang turut mendampingi adalah Barga (Singapura), Noel Benyamin (Malaysia), Lekol Gani Djemat (Atase ALRI di Singapura) dan Mochtar Kusumaatmadja (Indonesia). Lagi-lagi, langkah penyelamatan Usman dan Harun gagal. Surat penolakan dari London datang pada 21 Mei 1968.
Harapan terakhir untuk lepas dari hukuman gantung pun berada di tangan Presiden Singapura, Yusuf bin Ishak. 1 Juni 1968, permintaan grasi atas hukuman Usman dan Harun diajukan. Permohonan Grasi dijawab Menlu Singapura pada 9 Oktober 1968. Pemerintah Singapura tetap menjalankan hukuman mati untuk Usman dan Harun.
Presiden Soeharto ikut turun tangan demi nyawa Usman dan Harun. Soeharto menunjuk Abdul Rachman (AR) Ramly yang ketika itu berpangkat Letnan Kolonel Angkatan Darat, sebagai liason officer (perwira penghubung), mewakili pemerintah RI. Waktu itu Indonesia belum punya hubungan diplomatik dengan Singapura.
"Mengapa Singapura ingin sekali menggantung mereka," tanya Pak Harto kepada Ramly.
"Kesimpulan umum kami, Pak, Singapura itu kan negara kecil. Sebagai negara kecil, mereka ingin eksis, maka mereka menggunakan alasan rule of law yang harus ditegakkan. Hukum yang diterapkan di Singapura adalah hukuman mati," jawab Ramly.
"Bagaimanapun kita tetap harus berusaha keras agar Usman dan Harus tidak digantung," kata Soeharto. Ramly kemudian minta kepada Soeharto menulis surat kepada pemerintah Singapura, isinya minta agar Usman dan Harun tidak dihukum mati.
Soeharto memenuhi saran Ramly. Berbekal surat tersebut, Ramly menemui Presiden Singapura, Yusuf Ishak, yang didampingi Wakil Perdana Menteri. Sang presiden menyatakan, urusan pemerintahan berada di tangan Perdana Menteri Lee Kuan Yew, sedang dirinya hanyalah lambang negara tanpa kewenangan pemerintahan.
Celakanya, saat itu Lee tengah dalam perjalanan ke Amerika Serikat. Dari penelusuran Ramly, Lee ternyata singgah di Tokyo, Jepang. Ramly kemudian minta bantuan Duta Besar RI di Jepang, Rukminto, menemui Lee Kuan Yew untuk menyampaikan permohonan Soeharto terkait Usman dan Harun.
Ternyata Lee tidak bersedia menanggapi permohonan itu dengan alasan sedang dalam kondisi cuti dan tidak punya hak mengambil keputusan apapun. Menurut Lee, Wakil Perdana Menteri Singapura yang bertanggungjawab.
"Baiklah, surat Presiden Soeharto sudah kami terima dan akan kami pikirankan," kata Wakil Perdana Menteri Singapura yang ditemui Ramly. Sepuluh hari kemudian, pemerintah Singapura menyatakan hukuman mati tetap dilaksanakan.
Catatan Drs. Murgiyanto dalam buku bertajuk Usman dan Harun Prajurit, yang dicetak Pustaka Bahari menyebut, Soeharto juga mengirim utusan pribadi, Brigjen TNI Tjokropanolo ke Singapura untuk menyelamatkan Usman dan Harun. Titik terang mulai menyembul saat PM Malaysia Tengku Abdulrahman juga mendorong pemerintah Singapura meringankan hukuman Usman dan Harun. Namun, upaya itu juga membentur dinding. Pemerintah Singapura tetap menjalankan hukuman mati.
Brigjen Tjokropranolo sempat bertemu Usman dan Harun di detik-detik terakhir menjelang hukuman gantung dilakukan. Bersama Lekol Gani Djemat dan Kolonel A Ramly, mereka menyampaikan pesan Soeharto.
"Hanya satu pesan yang disampaikan adalah bahwa Presiden Suharto telah menyatakan mereka sebagai pahlawan dan akan dihormati oleh seluruh rakyat Indonesia," tulis Murgiyanto.
"Sebelum berpisah, Usman dan Harun dengan sikap sempurna menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden RI Jenderal Suharto atas usahanya," tambah Murgiyanto.
Jelang eksekusi hukuman gantung, seluruh staf Kedubes RI di Singapura dipulangkan, kecuali atase pertahanan dan beberapa staf lain. Kapal-kapal RI juga pulang membawa warga negara Indonesia.
Hukuman gantung dilakukan pada pukul 06.00, 17 Oktober 1968. Usai melakukan salat, Usman dan Harun dengan tangan diborgol dibawa petugas ke kamar kesehatan untuk dibius. Bius dilakukan untuk membuat keduanya lumpuh. Setelah itu, tali gantungan dikalungkan ke leher Usman dan Harun.
Meski gagal meloloskan Usman dan Harun dari tiang gantungan, Soeharto punya cara tersendiri untuk membela mereka. "Ketika PM Lee ingin berkunjung ke Indonesia, dua tahun setelah hukuman mati dilaksanakan, Pak Harto mempersilakan datang. Syaratnya, harus meletakkan karangan bunga secara langsung di makam Usman dan Harun di Taman makam Pahlawan Kalibata," kata Ramly.
Menurut Ramly syarat itu tidak lazim. "Namun entah dengan pertimbangan apa, PM Lee setuju meletakkan karangan bunga di makam Usman dan Harun. Baru setelah itu hubungan Jakarta-Singapura membaik," ujar Ramly.

Wednesday, February 19, 2014

Pasar Minggu dan kenangan pusat buah Jakarta

Pasar Minggu dan kenangan pusat buah JakartaPada 1960-an sampai 1980-an adalah era Pasar Minggu sebagai sentra buah di Jakarta. Selain sebagai pusat perdagangan buah, kawasan ini dirimbuni berbagai jenis pohon buah. Tidak mengherankan bila Pasar Minggu penyuplai buah di Jakarta kala itu. Jadi tidak hanya mengandalkan pasokan dari luar daerah.

Rokib, 50 tahun, warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menceritakan betapa buah begitu berlimpah di Pasar Minggu saat dia masih siswa sekolah dasar pada 1970-an. "Dulu Durian Tiga, Buncit, Pejaten masih lebat dengan berbagai macam buah, tapi tiap lokasi itu selalu ada yang dominan," kata Rokib kepada merdeka.com, Rabu pekan lalu.

Untuk kawasan Pejaten hingga Ragunan didominasi buah rambutan. Pepaya dan jambu menguasai Pasar Minggu. Sedangkan Jati Padang, menurut Rokib, sangat kesohor dengan durian montong. Pohon-pohon duren di sana berukuran besar dengan diameter tiga lingkaran tangan orang dewasa.

Bila musim rambutan tiba dan Rokib main ke rumah saudaranya di Pejaten, sepanjang jalan dia melihat rambutan berbuah begitu lebat. Saking banyaknya, tidak perlu memanjat untuk memetik. Apalagi saat itu, Pasar Minggu masih banyak ditempati oleh orang Betawi. "Kadang tidak perlu izin untuk metik buah," kata Rokib.

Rokib yang juga ketua Rukun Tetangga Pasar Minggu Lebak, RT 03 RW 08 Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, ini bercerita ayahnya dulu pegawai di kantor Kecamatan Pasar Minggu. Bapaknya pernah membawakan dia majalah resmi pemerintah DKI Jakarta yang memuat laporan jumlah pohon dan buah di Jakarta.

Dari bacaan itu dia baru mengetahui Pasar Minggu memiliki berbagai jenis buah dengan jumlah puluhan ribu pohon. Rokib tidak ingat pasti berapa ribu jumlah pohon pepaya, nangka, durian, sawo, atau yang ada saat itu. Tapi dia memastikan jumlah tiap satu jenis buah bisa mencapai empat puluh ribu pohon, bahkan bisa lebih.

Alhasil, Pasar Minggu kebanjiran pasokan saat musim buah. Biasanya buah-buah itu disalurkan lagi ke pasar-pasar lain di seantero Jakarta. Dia memperkirakan jumlahnya bisa ribuan kilogram kalau melihat hampir semua jenis angkutan keluar masuk mengangkut buah. Mulai dari delman, truk, hingga kereta.

Pasar Minggu juga menyediakan kebutuhan masyarakat lainnya, seperti bahan pokok, pakaian, hingga lauk pauk. Namun, tetap saja Pasar Minggu kala itu identik dengan pasar buah-buahan.

Perlahan-lahan limpahan buah itu mulai menyusut. Apalagi sejak pendatang dari luar mulai ramai datang ke Jakarta menjelang 1990-an. Lahan kebun digunakan warga untuk menanam buah mulai tergusur dijadikan permukiman dan jalan raya. Kondisi Pasar Minggu berubah, statusnya sebagai sentra buah tidak lagi seperti dulu. Meski saat ini masih ada buah-buahan, tapi kebanyakan dipasok dari luar Jakarta.

"Pasar Minggu dulu dikenal sebagai sentra buah kini hanya tinggal kata-kata,"kata Rokib sambil mendendangkan lirik lagu, "Pepaya, mangga, pisang, jambu... Dibawa dari Pasar Minggu... Di sana banyak penjualnya, di kota banyak pembelinya."
[fas]

Buah Impor Terus Banjiri Pasar Indonesia


Buah Impor Terus Banjiri Pasar Indonesia : aktual.co
Buah -buahan Impor (Foto: Istimewa)
Jakarta, Aktual.co — Kebijakan impor buah-buahan nampaknya masih terus dilakukan pemerintah. Ini terbukti dari terus membanjirnya buah-buahan impor ke Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat adanya kenaikan impor buah-buahan dari Agustus ke September 2013.

Berdasarkan data tersebut, Impor buah-buahan pada September mencapai 35 ribu ton atau senilai USD 45 juta. Padahal bulan Agustus, impor buah-buahan hanya sebesar 32 ribu ton, atau senilai USD 43 juta.

Dengan begitu, sejak Januari sampai September impor buah-buahan sudah mencapai 389 ribu ton dengan nilai USD 505 juta.

Jika dilihat negara asal, negara Cina masih menjadi negara asal impor terbesar selama September. Dalam periode tersebut, impor buah-buahan dari Cina sebesar 17 ribu ton atau senilai USD 18 juta.

Selain Cina ada juga negara lain seperti, Thailand sebesar 5 ribu ton atau senilai USD 6,5 juta. Kemudian Amerika Serikat sebesar 4 ribu ton dengan nilai USD 9,5 juta, disusul Australia sebesar 1,8 ribu ton senilai USD 2,2 juta, Vietnam sebesar 1,2 ribu ton senilai USD 1,7 juta. Sedangkan negara Lainnya sebesar 5,4 ribu ton senilai USD 6,2 juta.

Buah Lokal Vs Buah Impor

buah-local
Himpunan Alumni IPB geram terhadap kondisi terpinggirkannya buah lokal karena beberapa aspek. Ketua Himpunan Alumni IPB, Said Didu mengatakan kondisi itu disebabkan oleh kurang tersedianya benih berkualitas dalam jumlah memadai, lemahnya kegairahan petani baru untuk produk buah-buahan. Juga kurang memadainya infrastruktur logistik buah.

"Ditambah lagi dengan adanya perubahan perilaku konsumen yang semakin menyukai produk impor. Karena buah impor yang semakin mudah dan murah. Hal ini menujukkan kekurangberpihakan kebijakan fiskal terhadap buah lokal Indonesia," ujar Said Didu, minggu (10/7) saat mengkampanyekan Gemari Buah Lokal di Jakarta.

Menurut Said, perlu ada gerakan yang massif dan sistematika agar konsumsi buah lokal dicintai di negerinya sendiri.

Sementara Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian Sri Kuntarsih menyatakan kuatnya arus globalisasi menjadi faktor persoalan ini sulit diatasi. Di sisi lain data PDB menyebutkan buah nasional selama 2005-2010 naik sebesar 63,5 persen begitu juga produksi buah naik di kurun lima tahun terakhir hingga 29,21 persen.

Menurut Sri Kuntarsih , minimnya minat konsumen dan ketersediaan buah lokal terutama di pasar modern juga menjadi penyebab produk dalam negeri kalah bersaing.
Buah impor khususnya dari China dinilai memiliki produk berkualitas, baik, dan harganya sangat terjangkau. Tidak heran perbandingan nilai impor terhadap ekspor buah nasional sebesar 293,9 persen.

Membanjirnya buah impor ke dalam negeri, terutama di pasar-pasar modern menurut Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi tidak otomatis menunjukkan bahwa buah lokal telah terpuruk di negeri sendiri.

"Secara jumlah (impor buah-buahan) sebenarnya masih sangat kecil dibandingkan produksi nasional yakni hanya 3,5 persen pada 2010," katanya.

Pada tahun lalu, produksi buah nasional 19,03 juta ton sedangkan impor hanya 667 ribu ton sementara ekspor buah Indonesia 276 ribu ton.

Ekspor buah nasional terdiri atas manggis, nanas, mangga dan rambutan yang umumnya tergantung musim.

Selain itu menurut Bayu beragamnya jenis buah yang dimiliki Indonesia temyata tidak lantas mendorong perbaikan produksi dan kualitas buah nasional. Petani kurang bisa mempertahankan kualitas buah secara seragam dan kontinu.

Bayu menyontohkan Thailand, yang dulu punya 60 jenis durian, tapi kemudian atas titah raja, pengembangan durian diputuskan untuk hanya berfokus pada 7 jenis. Dengan begitu, kuantitas dan kualitas produk tetap terjaga."Ketegasan memilih jenis itu butuh keberanian besar," kata Bayu.

Selain itu, Indonesia tidak memiliki perkebunan buah nasional, melainkan skala kecil yang dikelola petani, sehingga tidak bisa dihitung dalam hektare seperti negara lain. Padahal konsumsi buah di dalam negeri termasuk tinggi, mencapai 18,5 juta ton per tahun.
Dari segi permintaan, sebetulnya produksi buah nasional juga naik 12-15 persen selama lima tahun terakhir ini. "Jika ada kesan buah impor dominan, temyata angkanya tidak benar," kata Bayu.

Produksi buah terbanyak termasuk golongan buah musiman atau eksotik. Sayangnya, kendala alamiah produksi akibat dua musim yang dimiliki Indonesia membuat buah tidak bisa secara reguler tak dapat dipasok setiap saat.

PT LMU Gandeng IPB Kembangkan Buah Nusantara




Bogor, 15/5 (Antara) - Distributor buah terbesar di Indonesia PT Laris Manis Utama (LMU) menggandeng Institut Pertanian Bogor untuk bekerja sama dalam pengembangan buah nusantara.

"Ini merupakan kerja sama pertama kali antara PT LMU dan IPB dalam upaya mengembangkan buah nusantara baik dalam produksi maupun pemasarannya," kata Presiden Utama PT LMU Eddy Simon Sim dalam acara penandatanganan kerja sama dengan IPB di gedung rektorat kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Eddy menjelaskan, kerja sama tersebut diharapkan dapat mengurai benang khusus persoalan buah lokal atau buah nasional yang terus tergerus dengan buah impor.

Ia menyebutkan, pihaknya memiliki fasilitas dan jaringan bisnis buah baik impor maupun ekspor hanya saja pihaknya masih terkendala dalam mendorong peningkatan produksi buah lokal.

"Dengan dibantu oleh IPB yang memiliki para ahli serta riset dalam penanganan buah lokal ini dapat mendorong peningkatan produksi buah nasional kita," katanya.

Eddy menambahkan, PT LMU awalnya perusahaan yang bergerak di buah nusantara, khususnya jeruk pontianak. Adanya beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penurunan ketersediaan buah nusantara PT LMU mulai merambah ke buah impor.

Beberapa buah nusantara yang telah dikembangkan dan dipasarkan secara nasional oleh PT LMU adalah jeruk pontianak, apel malang, manalagi, durian monthong, salak, dan mangga harum manis suluhan.

"Dalam pengembangan buah nusantara PT LMU menggandeng petani Indonesia dengan program kemitraan," katanya.

Sementara itu  Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto, MSc menyebutkan kerja sama kedua belah pihak terwujud atas dasar keinginan bersama untuk memajukan buah nusantara.

Rektor menuturkan, perkembangan perekonomian nasional dengan jumlah penduduk terus meningkat mendorong tumbuhnya kelas menengah.

Pertumbuhan masyarakat kelas menengah tersebut menyebabkan menimbulkan referensi ekonomi yang berbeda.

"Pertumbuhan masyarakat kelas menengah ini mendorong jeni konsumsi masyarakat menjadi meningkat yang tadinya dominan mengkonsumsi beras, kita telah beragam menjadi sayur, buah, daging dan tepung," ujar Rektor.

Melihat kondisi tersebut, lanjut Rektor, bergesernya pola konsumsi masyarakat yang makin beragam menyebabkan impor buah, sayur dan daging karena ketersediaan dari dalam tidak mencukupi.

"Ketergantungan terhadap impor ini sudah sangat meningkat, karena pola konsumsi yang sudah bergeser, tapi kemampuan produksi di dalam negeri terbatas," kata Rektor.

Oleh karena itu, lanjut Rektor, upaya meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri harus guna mengatasi persoalan yang timbul akibat terbatasnya jumlah produksi.

"Kami melihat PT LMU berbasis ekspor dan impor khusus buah, dengan kerja sama ini sumber daya yang dimiliki IPB dapat menjamin mutu, kualitas serta produksi buah lokal yang ada dapat ditingkatkan," katanya.

Rektor menambahkan, kerja sama tersebut diharapkan tidak hanya sebatas penandatanganan saja, tapi ada langkah-langkah konkret dalam meningkatkan penerapan teknologi serta pengembangan inovasi produksi buah lokal.

GPIB Petra

Tentang GPIB

GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian dari GPI (Gereja Protestan Indonesia) yang dulunya bernama Indische Kerk.
Teologi Gereja ini didasarkan pada ajaran Reformasi dari Yohanes Calvin, seorang Reformator Prancis yang belakangan pindah ke Jenewa dan memimpin gereja di sana.
GPIB didirikan pada 31 Oktober 1948 yang pada waktu itu bernama “De Protestantse Kerk in Westelijk Indonesie” berdasarkan Tata-Gereja dan Peraturan-Gereja yang dipersembahkan oleh proto-Sinode kepada Badan Pekerja Am (Algemene Moderamen) Gereja Protestan Indonesia.
Majelis Sinode “De Protestantse Kerk in Westelijk Indonesië” yang pertama pada waktu adalah:
  • Ds. J.A. de Klerk (Ketua)
  • Ds. B.A. Supit (Wakil Ketua)
  • Ds. L.A. Snijders (Sekretaris I)
  • Pnt. J.A. Huliselan (Sekretaris II)
  • Pnt. E.E. Marthens (Bendahara)
  • Pnt. E.A.P. Klein (Penasihat)
  • Ds. D.F. Sahulata (Pendeta Bahasa Indonesia)
  • Ds. J.H. Stegeman (Pendeta Bahasa Belanda)
Ketika pertama kali terbentuk, GPIB mempunyai TUJUH buah Klasis (kini disebut Mupel atau Musyawarah Pelayanan) dengan 53 jemaat yaitu:
  1. Klasis Jabar meliputi 9 jemaat: Jakarta, Tanjung Priok, Jatinegara, Depok, Bogor, Cimahi, Bandung, Cirebon dan Sukabumi
  2. Klasis Jateng meliputi 6 jemaat: Semarang, Magelang, Yogyakarta, Cilacap, Nusakambangan dan Surakarta
  3. Klasis Jatim meliputi 12 jemaat: Madiun, Kediri, Madura, Surabaya, Mojokerto, Malang, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Singaraja, Denpasar dan Mataram
  4. Klasis Sumatra meliputi 7 jemaat: Sabang, Kutaraja, Medan, Pematang Siantar, Padang, Telukbayur dan Palembang
  5. Klasis Bangka & Riau meliputi 4 jemaat: Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Muntok dan Tanjungpandan
  6. Klasis Kalimantan meliputi 8 jemaat: Singkawang, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, Tarakan, Sanga-sanga dan Kotabaru
  7. Klasis Sulawesi meliputi 7 jemaat: Makassar, Pare-pare, Watansopeng, Raha, Palopo, Bone dan Malino
GPIB adalah anggota dari GPI, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia (WARC), dan Dewan Gereja-gereja se-Dunia (WCC).


Sejarah Singkat

GPIB yang bertumbuh dan berkembang

Keputusan Sidang Sinode Am ke tiga GPI (1948) mengenai pembentukan gereja yang keempat di wilayah GPI yang tidak terjangkau oleh GMIMGPM dan GMIT, diproses dalam jangka waktu yang singkat, yaitu 3 bulan lamanya, dan pada tanggal 31 Oktober 1948 terwujudlah GPIB. Jumlah warga sekitar 10% dari jumlah anggota GPI tahun 1937 (720.000 warga GPI), sekalipun Pdt. B.A.Supit dalam kotbah ibadah peresmian GPIB tanggal 31 Oktober 1948 menyebutkan bahwa warga GPIB berjumlah 200.000 orang Tahun 1970 diperkirakan oleh Persidangan Sinode X, warga GPIB 250.000 orang, tetapi tahun 1990 berdasarkan hasil sensus yang dilaporkan ke Persidangan Sinode XV, warga Jemaat tercatat 196.921 orang.
sumber SEJARAH GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) 1948 -1990 oleh: Pdt. H. Ongirwalu, M.Th.



Visi dan Misi

VISI

GPIB menjadi gereja yang mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaanNya

MISI

  • Menjadi Gereja yang terus menerus diperbaharui dengan bertolak dari Firman Allah, yang terwujud dalam perilaku kehidupan warga gereja, baik dalam persekutuan, maupun dalam hidup bermasyarakat.
  • Menjadi gereja yang hadir sebagai contoh kehidupan, yang terwujud melalui inisiatif dan partisipasi dalam kesetiakawanan sosial serta kerukunan dalam masyarakat, dengan berbasis pada perilaku kehidupan keluarga yang kuat dan sejahtera.
  • Menjadi Gereja yang membangun keutuhan ciptaan yang terwujud melalui perhatian terhadap lingkungan hidup, semangat keesaan dan semangat persatuan dan kesatuan warga Gereja sebagai warga masyarakat.

MOTTO

Dan orang akan datang dari timur dan barat dan dari utara dan selatan dan mereka duduk makan di dalam Kerajaan Allah

TEMA JANGKA PANJANG UNTUK 2006 – 2026

Yesus Kristus Sumber Damai Sejahtera (Yohanes 14 : 27)


Pemahaman Iman

PEMAHAMAN IMAN GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA BAGIANBARAT ( G P I B )

I – KESELAMATAN

KAMI MENGAKU,
  1. Bahwa Allah yang esa 1) dengan FirmanNya dalam kasihNya yang tiada tara telah memulai karya keselamatan bagi 2) alam semesta 3) sejak awal Penciptaan 4) dan setelah kejatuhan manusia dalam dosa 5). Allah meneruskan karyaNya untuk memelihara alam semesta dari derita dan maut 6). Karya keselamatan ini berlangsung sampai pada akhir zaman 7).
  2. Bahwa Yesus Kristus 1) telah mati, bangkit dan naik ke surga 2) menjamin keselamatan orang percaya dan membeba-skannya dari kuasa dosa 3), derita dan maut 4). Dengan demikian relasi manusia dengan Allah dan relasi manusia dengan sesama ciptaan-Nya telah dipulihkan. Hal itu akan senantiasa kami peringati melalui sakramen: Baptisan 5) dan Perjamuan 6).
  3. Bahwa dalam 1) karya keselamatan iAllah telah memanggil 2) Abraham 3) menjadi umat Perjanjian Lama, juga Israel dari perhambaan di Mesir dan menyelamatkannya 4) dari kepunahan. Allah meneruskan 5) kasih setiaNya de-ngan melindungi dan menuntun umatNya kembali yang terserak dan tercerai berai di tanah pembuangan 6)
  4. Bahwa dalam karya keselamatan melalui Yesus Kristus, Allah telah menyelamatkan dan menghimpun 1) umat Perjanjian Baru 2) yaitu Gereja 3) yang diutus-Nya untuk memberitakan Injil 4) dan menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah 5) di atas bumi.
  5. Bahwa oleh kasihNya yang tiada tara 1), Allah telah mewujud nyatakan keselamatan itu sepenuhnya melalui pekerjaan Yesus Kristus 2). Supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal 3).
  6. Bahwa Yesus Kristus yang adalah Raja 1) dari segala raja dan Tuan dari segala tuan 2) akan menyatakan kepenuhan Keselamatan 3) pada saat Ia datang kembali kelak sebagai Hakim 4) dan Raja yang duduk disebelah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa.5)
  7. Bahwa keselamatan yang dikerjakan Kristus terbuka bagi seluruh umat yang ada di muka bumi yang terdiri dari berbagai suku- bangsa. Dalam kasih-Nya yang tiada tara Allah mengaruniakan keselamatan, yakni: kemer-dekaan 1) kepada bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang dimerdekakan bertanggung jawab mengupayakan pembebasan dari ketidak adilan 2), perusakan alam 3) dan pelecehan hak asasi manusia 4), kemerosotan etis-moral 5) dan bentuk penindasan lainnya.
  8. Bahwa melalui Roh Kudus, Allah menuntun 1) orang percaya mengakui 2) Yesus Kristus selaku Tuhan dan Juruslamat 3) dalam pergumulannya di dunia.

II – GEREJA

  1. Bahwa Allah Bapa telah memanggil dan menghimpun 1) dari antara bangsa – bangsa suatu umat 2) bagi Diri-Nya untuk menjadi berkat 3).
  2. Bahwa panggilan itu dilanjutkan melalui Anak-Nya, yaitu Yesus yang adalah Tuhan 1). Dialah yang memanggil dan menjadi dasar 2) terbentuknya umat yang baru, yaitu Gereja 3).
  3. Bahwa sepanjang sejarah dan di manapun di dunia, dari utara, selatan, barat dan timur, 1) orang-orang percaya dipanggil dan dituntun oleh Roh Kudus 2) untuk menjadi satu persekutuan 3) yang menjalankan tugas pelayanan, dan kesaksian 4).
  4. Bahwa Yesus Kristus adalah Kepala Gereja 1) dan Gereja sebagai tubuh-Nya 2) yang rapi tersusun 3), dan segala sesuatu di dalamnya harus diselenggarakan secara tertib dan teratur 4).
  5. Bahwa Gereja terpanggil untuk senantiasa menyata-kan keesaannya 1), supaya dunia percaya bahwa Allah Bapa telah mengutus Yesus Kristus 2), untuk menjalankan karya keselamatan bagi dunia 3) ini.
  6. Bahwa keberadaan Gereja sebagai umat Allah terus menerus mengalami pembaharuan 1) bersama dan dengan seluruh ciptaan menyongsong penggenapan pemerintahan Allah .
  7. Bahwa kendatipun Gereja terpanggil menghadirkan tanda-tanda Pemerintahan Allah 1), tetapi Gereja bukan Pemerintahan Allah itu sendiri 2).
  8. Bahwa Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat 1) bersama Gereja-Gereja lain adalah perwujudan dari Gereja Yesus Kristus 2) yang esa , kudus , am dan rasuli 3) yang berada dan berkarya di Indonesia yang beragam
  9. Bahwa Tuhan yang memanggil dan menetapkan para pelayan-Nya 1) sebagai Presbiter 2) yang berjalan bersama-sama 3) untuk memperlengkapi warga 4) GPIB yang missioner 5) sebagai manusia yang utuh.

III – MANUSIA

  1. Bahwa manusia 1): laki dan perempuan 2), diciptakan sepadan 3) oleh Allah menurut rupa dan gambar-Nya 4).
  2. Bahwa manusia diciptakan Allah sebagai mahluk religius 1) dan makhluk sosial 2) yang diberikan kemampuan 3) untuk membangun relasi secara positif dengan sesamanya demi kebersamaan dan kesejahteraan seluruh ciptaan-Nya.
  3. Bahwa manusia laki-laki dan perempuan disatukan dalam pernikahan 1) untuk saling mengasihi dan melengkapi 4).
  4. Bahwa manusia bertanggung-jawab untuk bekerja 1) dalam rangka memelihara dan melestarikan, 2) alam. Untuk menunaikan tugas yang mulia ini manusia maupun struktur masyarakatnya tidak boleh disanjung dan dipuja 3).
  5. Bahwa manusia diberi kemampuan dan wewenang menata-layani alam 1) berserta isinya; kemampuan dan wewenang ini dilaksanakannnya dalam keseimbangan di antara kebebasan dan tanggung-jawab 2), dan di antara hak dan kewajiban 3).
  6. Bahwa karena keinginannya manusia 1) menyalahgunakan kuasa 2) dan tanggung-jawabnya, sehingga ia jatuh dalam dosa 3) menyebabkan rusaknya hubungan 4) dengan Allah, sesama dan alam.
  7. Bahwa manusia memerlukan anugerah pembaruan 1), agar dapat melanjutkan pekerjaanNya hingga pemenuhan kerajaan Allah 2).
  8. Bahwa hanya oleh kemurahan Allah 1) melalui Yesus Kristus dan di dalam persekutuan 2) dengan Roh Kudus, martabat manusia sebagai gambar Allah 3) dipulihkan kembali, sehingga ia dapat menghayati dan menikmati hidup kekal 4) dalam kehidupan yang sekarang ini maupun dalam kehidupan yang akan datang.

IV – ALAM DAN SUMBER DAYA

  1. Bahwa Allah menciptakan alam dan sumber daya-nya 1). Allah mempercayakan pengelolaannya kepada negara 2) dengan penuh tanggung jawab 3) demi kesejahteraan 4) manusia dan kelangsungan hidup sesama ciptaanNya.
  2. Bahwa kekuatan-kekuatan alam 1) yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, takluk pada kuasa Allah dan karena itu alam tidak boleh disembah 2).
  3. Bahwa alam dan sumber dayanya telah dipulihkan oleh Yesus Kristus 1). Karena itu manusia yang telah didamaikan dan dipulihkan, wajib memelihara alam dan sumber dayanya dengan penuh perhatian dan rasa tanggung jawab
  4. Bahwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi 1), manusia boleh meneliti dan mengelola alam beserta sumber dayanya, secara tepat guna sehingga alam memiliki kesempatan untuk memperbaharui dirinya dan berdaur ulang 2).
  5. Bahwa oleh karena kuasa dosa, manusia cenderung untuk menguasai alam bagi kepentingan dan keuntungan pribadi, sehingga terjadi benturan kepentingan yang mengakibatkan dampak kerusakan alam. Hanya oleh pendamaian antara Allah dan manusia yang dilaksanakan dengan perantaraan Tuhan Yesus Kristus, maka manusia sebagai ciptaan baru 1) dapat melihat kembali pentingnya alam sebagai rumah dan sarana kehidupan bagi segala mahluk.
  6. Bahwa karena pembaruan Roh Kudus 1), Gereja memiliki kewajiban moral 2) untuk bersama-sama pemerintah dan bangsa-bangsa berusaha menata ekologi dan mencegah pengrusakan alam.

V – NEGARA DAN BANGSA

  1. Bahwa Allah, sebagai Sumber Kuasa, memberikan kuasa kepada pemerintah bangsa-bangsa guna mendatang-kan keadilan dan kesejahteraan, memelihara ketertib-an serta mencegah dan meniadakan kekacauan dan kejahatan 1).Dengan demikian sebagai hamba Allah 2), setiap pemerintah wajib mempertanggung jawabkan kuasa tersebut kepada Allah.
  2. Bahwa pemerintah dan negara menjalankan kuasa dan wewenang di bawah terang Tuhan Yesus Kristus, yang berfirman: “berilah kepada kaisar apa yang kaisar punya dan kepada Allah apa yang Allah punya” 1) Dengan demikian pemerintah dan negara mempunyai otonomi 2), tetapi otonomi ini tidak dapat mengatasi otonomi Gereja sebagai tubuh Kristus. Oleh karena kaisar berada di bawah Allah.
  3. Bahwa kuasa yang diberikan kepada pemerintah itu dapat disalahgunakan karena dijadikan sebagai tujuan, hingga timbul kelaliman, kejahatan dan keresahan 1). Jika terjadi demikian maka sebagai Hakim dan Raja 2) Tuhan Yesus Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah 3) akan menghakimi pemerintah pemerintah dan penguasa 4).
  4. Bahwa Roh Kudus yang adalah Roh keberanian akan menolong orang percaya untuk lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia 1). Seperti yang telah disaksikan oleh para Rasul ; oleh karena itu Gereja terpanggil memper-dengarkan suara kenabian 2) terhadap masalah negara, bangsa, dan masyarakat.
  5. Bahwa berdasarkan tuntunan Roh Kudus, warga jemaat yang adalah sekaligus warga negara wajib menaati undang-undang dan penjabarannya yang telah menjadi ketetapan bersama 1), namun ia wajib memberi saran-saran perbaikan secara kritis dan konstruktif lewat saluran saluran pengawasan demi keadilan dan kesejahteraan bangsa.2)
  6. Bahwa berdasarkan tuntunan Roh Kudus, warga jemaat yang adalah sekaligus warga negara 1) perlu membina rasa kebersamaan sebagai satu bangsa 2) yaitu Indonesia, membangun saling pengertian dan toleransi dalam rangka menghayati kerukunan 3) nasional, dan meng-galang kemajuan bersama 4) bagi rakyat Indonesia.
  7. Bahwa berdasarkan tuntunan Roh Kudus, warga jemaat yang adalah sekaligus warga negara, di dalam kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat, perlu mem-bangun rasa persatuan dan kesatuan 1) yang tidak merusak kebhinekaan dan kesetaraan 2) yang telah menjadi bagian dari masyarakat warga ( civil -society ), di mana hak – hak asasi manusia dijunjung tinggi 3).

VI – MASADEPAN

  1. Bahwa Allah dalam karya penyelamatan dan penciptaanNya menghantar orang percaya dari satu titik sejarah ke titik sejarah yang baru sehingga masa depan senantiasa tercakup dalam apa yang dibuatnya pada masa kini dan masa lalu 1).
  2. Bahwa kedatangan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat ke dalam dunia mem-berikan jaminan dan harapan yang pasti bagi orang yang percaya.
  3. Bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan 1) yang menjadi pusat ibadah 2) dan harapan 3) manusia dari zaman ke zaman dan Dia juga harapan mahluk lainnya,4) karena Dia-lah yang akan mendatangkan langit baru dan bumi baru 5) dimana derita dan maut tidak akan ada lagi tanpa Dia dunia tidak memiliki pengharapan 6)
  4. Bahwa kebangkitan Yesus Kristus 1) maka orang percaya akan dibangkitkan dari kemati-an 2) dan dikumpulkan bersama–sama Dia 3) dalam keadaan yang Mulia 4). Oleh sebab itu maut bukanlah kata akhir dalam segala sesuatu melainkan hidup dalam kuasa kasih Yesus 5)
  5. Bahwa Roh Kudus adalah roh pengharapan, akan menolong orang percaya untuk tetap berpaut pada kasih Kristus dan tidak ada suatu kuasa apapun yang dapat memisahkan orang percaya dari kasih Kristus 1). Apa yang dijanjikan kepada orang percaya untuk masa depan sudah mulai dialami pada masa kini 2), oleh karena sekarangpun orang percaya sudah hidup di dalam pengharapan 3)
  6. Bahwa Roh Kudus yang adalah Roh masa depan menyadarkan orang percaya pada panggilan-Nya menjaga keutuhan dari bangsa dan negara 1) untuk mengisi kurun waktu menjelang masadepan yang pasti 2) itu dengan sikap, tindakan dan karya yang menghadirkan keadilan dan kebenaran berdasarkan kasih serta pemulihan 3) pemenuhan janji Allah akan langit baru dan bumi baru

VII – FIRMAN ALLAH

  1. Bahwa dengan perantaraan firman-Nya 1) Allah telah mencip-takan 2) langit dan bumi serta isinya. Firman Allah berkuasa 3) untuk mengubah dan membaharui. 4).
  2. Bahwa Firman Allah telah menjadi manusia 1) di dalam dan melalui Yesus Kristus.
  3. Bahwa dengan terang Roh Kudus, persekutuan orang percaya menetapkan tulisan-tulisan 1) yang memberitakan per-buatan Allah serta respon manusia terhadap tindakan Allah pada kurun waktu tertentu.
  4. Bahwa dengan tuntunan Roh Kudus para penulis Alkitab menceritakan dan memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah dalam bentuk tulisan pada suatu kurun waktu tertentu dan juga respons manusia terhadap tindakan-tindakan Allah pada kurun waktu tertentu 3).

Presbiterial Sinodal

PENATALAYANAN GPIB
Sebagai orang percaya yang mengemban panggilan dan pengutusan-Nya (Misi Gereja), GPIB menyadari bahwa sebagai suatu lembaga ia tidak dapat mengabaikan pelayanan di dunia ini. Dengan bersumber pada Alkitab dan dalam ketaatan kepada Roh Kudus yang menghendaki agar pelayanan Gereja berlangsung dengan tertib dan teratur (1 Kor. 14:44, 40), tersusun rapih (Efs. 4:16), serta dilatar-belakangi oleh sejarahnya, maka GPIB menata kelembagaannya dengan penyelenggaraan pelayanan, dengan Sistem Presbiterial Sinodal.
Cara penatalayanan dengan Sistem Presbiterial Sinodal selalu menekankan :
  • Penetapan kebijakan oleh para Presbiter atas dasar permusyawaratan melalui Persidangan Sinode GPIB, yang pelaksanaannya dijabarkan dalam Sidang Majelis Sinode (tingkat sinodal) dan Sidang Majelis Jemaat (tingkat jemaat)
  • Hubungan yang dinamis antara Majelis Sinode dan Majelis Jemaat maupun di antaranya
  • Pelaksanaan pelayanan dan pengelolaan sumberdaya gereja serta bersama dan bertanggung jawab di seluruh jajaranGPIB
Bertolak dari pemahaman ini, maka penyelenggaraan pelayanan secara Presbiterial Sinodal hendaknya menjadi tanggung jawab bersama para Presbiter atas kehidupan lembaga GPIB berdasarkan karunia dan talenta yang dipercayakan Tuhan padanya.
Agar cara penyelenggaraan lebih berdayaguna dan berhasilguna, maka perlu dikembangkan wawasan yang utuh dan menyeluruh dalam penanganan terhadap masalah-masalah tidak meratanya pemahaman karena kepelbagaian latar belakang, dengan memperhatikan atau mengantisipasi perkembangan masyarakat dan lingkungannya.

PKUPPG

PENGERTIAN

Pokok-pokok Kebijakan Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja (disingkat PKUPPG) adalah garis besar atau pokok-pokok kebijakan umum Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) dalam memenuhi tugas panggilan dan pengutusannya di tengah-tengah gereja, masyarakat dan dunia dalam suatu periode waktu tertentu (20 tahun).
Sebagaimana hakekat gereja, maka PKUPPG GPIB merupakan dasar dan pedoman dari setiap perangkat organisasi yang mengemban tugas don tanggung jawab serta kewajiban gereja dalam menjabarkan program-program kerja, sehingga ia lebih terarah, terencana dan berkesinambungan.
PKUPPG merupakan perwujudan dari Gereja Misioner yang selalu menghadirkan misinya, yaitu Gereja yang selalu menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah dan menjadi garam dan terang bagi dunia serta mengharapkan umatNya dapat duduk, makan bersama menikmati persekutuan kerajaan Allah. Kehadirannya diharapkan dalam wujud nyata melalui program-program kerja dalam bidang PPG, yaitu Persekutuan, Pelayanan dan Kesaksian sebagai fungsi utama dan pokok gereja.

LANDASAN

PKUPPG GPIB disusun berdasarkan :
  • Alkitab
  • Pengakuan Iman Gereja [credo]
    • Pengakuan Iman Rasuli
    • Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel
    • Pengakuan Athanasius
  • Dokumen Keesaan Gereja (DKG-PGl)
  • Pemahaman Iman GPIB
  • Tata Dasar Gereja GPIB
PKUPPG GPIB dirumuskan oleh Presbiter GPIB yang menggumuli kehadiran GPIB sejak awal sampai memasuki periode ke tiga dari pentahapan PKUPPG GPIB. Presbiter itu ditetapkan oleh Pimpinan Gereja sebagai cerminan asas Presbiterial Sinodal. Pergumulan dari aspek teologis, ekklesiologis dan misiologis serta pertimbangan sosial dan manajerial dilakukan berjenjang dan berkesinambungan.
Mekanisme dan prinsip kerja merumuskan PKUPPG selalu dilakukan dengan budaya musyawarah untuk mufakat dan kepelbagaian untuk kebersamaan. Jemaat jemaat memberikan pertimbangan dan tanggapan atas rancangan materi untuk kemudian ditetapkan dalam Persidangan Sinodal.

Shalom International Fellowship - GBI Damai Sejahtera

welcome home
Selamat datang di Shalom International Fellowship - GBI Damai Sejahtera. Visi kami adalah untuk melengkapi setiap anggota tubuh Kristus untuk menjadi saluran berkat bagi lingkungannya. Dengan bertumbuh menjadi seperti Kristus dan berjalan dalam ketaatan kepada-Nya, kami berkomitmen untuk memenangkan jiwa – satu menang satu!
Di Indonesia SIF berafiliasi di bawah Sinode GBI dalam bentuk Gereja Bethel Indonesia Jemaat Damai Sejahtera. Dengan visi Greater Indonesia (Indonesia Makin Jaya) dan melalui misi One Win One (satu menang satu), Rev. Dr. Paul Sene membangun gereja yang CARE (Compassion - berbelas kasih, Attention - penuh perhatian, Restoration - memulihkan dan Equipping - melengkapi) untuk melengkapi tubuh Kristus di Indonesia.
Kami hadir disini untuk Anda dan senantiasa berdoa agar Anda terus bertumbuh dan berada dalam kasih- Nya setiap hari. Terus berbuah dan menjadi berkat.
Kami mengharapkan kehadiran Anda dalam ibadah kami yang penuh semangat. Dengan cara-Nya yang unik, hadirat Roh Kudus akan menjamah hati Anda. Anda akan mengalami bagaimana kuasa firman Tuhan mengubahkan hidup Anda. Siapapun bisa datang! Tuhan Yesus memberkati! Lebron James ShoesKobe Bryant Shoescheap lebron shoes
Dalam kasih-Nya,
Rev. Dr. Paul Sene & Pst. Pauline Sene
 

ABBALove Ministries

Masa Menanam dan Menyiram

(Tujuh Tahun Pertama / 1979-1986)
ImageLayaknya sebuah benih tanaman, ia harus ditabur di atas tanah subur. Demikian juga benih kegerakan dalam jemaat ini.  Benih tersebut telah ditabur oleh doa dari generasi sebelumnya.  Mereka menanti-nantikan munculnya sebuah kegerakan dan kebangunan rohani. 

Inilah Awalnya ...
Menjelang penghujung  tahun 1979 Sofjan Sutedja beserta adik dan kakak sepupunya, mengikuti kebaktian kebangunan rohani yang dilayani alm. Karel Hoekendjik dari Belanda. Image Roh Kudus membaptis mereka dengan kuasa dan mengubah hidup kekristenan mereka. Setelah itu, mereka tergerak untuk berdoa bersama setiap pagi, mendoakan keluarga serta teman-teman mereka.  Api kebangunan rohani menyebar dengan cepat. 
Sampai awal tahun 1980, belasan pemuda-pemudi bertobat.  Februari 1980, Samiton Pangelah bertobat kemudian disusul Eddy Leo. ImageSetiap minggunya dengan mayoritas jemaat saat itu adalah mahasiswa, kebaktian diadakan di rumah Sofjan Sutedja di daerah Mangga Besar atau yang dikenal dengan nama Gang Anjing.  Sementara itu Samiton Pangelah merintis pelayanan anak dan remaja dan berkembang hingga mencapai 150 orang.
Pelayanan lainnya mulai muncul, seperti perpustakaan, vocal group, Imagekelompok tumbuh bersama.  Berbagai seminar dan retreat diadakan.  Pelayanan misi dan mission trip juga mulai dilakukan ke Tangerang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Palembang dan Medan.  Kepemimpinan mulai dibentuk dengan mempelajarinya lewat kepemimpinan gereja-gereja yang ada. Image  Sampai akhirnya pada tahun 1983, lewat seminarnya Jeff Hammond, seorang hamba Tuhan asal Australia yang terbeban buat Indonesia, jemaat dibukakan pengertian tentang visi kesatuan tubuh Kristus, gereja sekota dan kepenatuaan majemuk.
Kualitas rohani pekerja serta pemimpin haruslah menjadi teladan. Harus ada pemimpin-pemimpin yang berani berdiri di baris depan Image dan rela membayar harga demi jemaatNya.  Sejak 1986, kepemimpinan dijemaat ini ditetapkan terdiri dari 3 serangkai yakni Sofjan Sutedja, Samiton Pangellah dan Eddy Leo.  Visi global semakin jelas.  Allah akan memakai jemaat ini untuk terlibat dalam penuaian di Indonesia dan bangsa-bangsa.
Ada waktunya menanam dan ada waktunya menyiram.  Inilah tujuh tahun pertama. 






Abba Value

HAMBA DALAM KASIH KRISTUS

HIDUP BERPUSATKAN KRISTUS
  • Intim dengan Tuhan senantiasa (Murid Kristus)
  • Nyatakan Kerajaan Allah dengan hidup dalam panggilan ( Hidup dalam Panggilan)
  • Terus mematikan ego yang berlawanan dengan Firman Tuhan (Memikul Salib)
  • Ikuti pikiran dan perasaan Kristus (berjalan dan belajar dari Yesus)
  • Mengalami Kristus dalam kasih, kuasa, dan kebenaranNya (mengalami Kristus)
AKU BUKAN PEMILIK, TETAPI HAMBA KRISTUS
  • Kelola sumber daya yang dipercayakan dengan baik ( Mengelola dengan baik dan setia - loyal)
  • Ekspresikan sikap dan respon yang benar dalam segala keadaan (Respon yang benar)
  • Letakkan hak kita dan pikul tanggung jawab (Penyerahan Hak)
  • Otoritas yang tidak disalahgunakan (Desakralisasi Jabatan)
  • Layani dengan kompetensi dan hati yang tulus (melayani dengan integritas)
  • Ambil inisiatif untuk mempersiapkan generasi berikutnya (regenerasi / mentoring)
MEMBANGUN PERSAUDARAAN DALAM KASIH KRISTUS
  • Kasih yang nyata dalam perkataan dan perbuatan (kasih dan pengampunan)
  • Aktif membangun hubungan pertemanan (orientasi kepada manusia)
  • Saling terbuka dan menasehati dengan bijak (Komunitas Sejati - saling menjaga dengan mengaku dosa dan menasihati)
  • Inisiatif bersinergi dalam kesatuan Tubuh Kristus (menjaga kesatuan)
  • Hati nurani yang murni (Integritas)
BERI YANG TERBAIK
  • Kesediaan untuk memulai dengan apa yang ada (prinsip Betlehem, kehidupan mendahului struktur)
  • Optimal dalam upaya mencapai hasil yang terbaik (semangat unggul / komitmen)
  • Memberi lebih dari yang diminta (extramile - memberi lebih)
  • Ikhlas melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan (rela berkorban - uang mengikuti pelayanan)
  • Tuntaskan dengan baik apa yang sudah dimulai (mengakhiri dengan baik)
AKUNTABILITAS KEPADA PEMIMPIN DAN SESAMA
  • Jujur dan bertanggung-jawab dalam pengelolaan keuangan (bertanggung-jawab)
  • Uji diri terhadap kesombongan dan kekuasaan (penguasaan diri / menjaga hati)
  • Jaga diri dalam kekudusan dan keharmonisan keluarga (menjaga kekudusan)
  • Utamakan nama baik dan kepentingan bersama (menjaga kesatuan)
  • Rela menerima konsekuensi / disiplin (tunduk dan taat - disiplin gereja)


Visi - Misi Abbalove Ministries

VISI dan MISI ABBALOVE MINISTRIES :
" Menjadi MURID KRISTUS melalui KOMUNITAS SEJATI yang memancarkanGERAKAN KASIH BAPA SURGAWI untuk menghadirkan KERAJAAN ALLAH di dalam setiap bidang kehidupan"

PENJABARAN VISI / MISI ABBALOVE MINISTRIES
MURID KRISTUS
Abbalove Ministries membangun manusia ke arah kepenuhan Kristus, dengan Abba Values: HAMBA dalam KASIH KRISTUS.
KOMUNITAS SEJATI
Abbalove Ministries membangun gereja lokal yang kuat demi mewujudkan kesatuan gereja universal, melalui:
  1. Kepemimpinan yang melakukan pemberdayaan (Complete)
  2. Pelayanan yang berorientasi pada karunia (Commit)
  3. Kerohanian yang haus dan penuh antusias (Cause)
  4. Hubungan yang penuh kasih (Community)
  5. Kelompok kecil yang menjawab kebutuhan secara menyeluruh (Construct)
  6. Penginjilan yang berorientasi pada kebutuhan (Care)
  7. Struktur pelayanan yang tepat guna (Corporation)
  8. Ibada yang membangkitkan inspirasi (Celebration)
GERAKAN KASIH BAPA SURGAWI
Abbalove Ministries menjadi lenterasuar (Lighthouse) yang diberkati - untuk - memberkati:
  1. Berkati Gereja (Membangun gereja lokal yang kuat sebagai Rumah Bapa)
  2. Berkati Keluarga (Membangun jemaat terkecil sebagai kesaksian Kasih Bapa)
  3. Berkati Generasi (Menyiapkan suatu generasi baru yang Bapa rindukan)
  4. Berkati Masyarakat (Mengusahakan kesejahteraan masyarakat dengan Kasih Bapa)
  5. Berkati Bangsa (Membawa kembali pusaka Bapa)

Kita dapat mencapai Visi/Misi kita bersama, bila semua murid Kristus melakukan bagiannya.  Apakah bagian yang dapat kita lakukan?  Praktekkanlah 5 langkah mencapai visi/misi, yaitu:
BLESS - DISCIPLE - SERVE - LEAD - NETWORK
Dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya BERMULA PIJAR:
BERKATI - MURIDKAN - LAYANI - PIMPIN - BERJEJARING
BERKATI (Bless your Neighbour):
Setiap orang mulai mencapai visi/misi dengan menunjukkan perbuatan-perbuatan baik yang dapat memberkati lingkungan (Oikos) dimana Tuhan menempati kita (pelajar di sekolah, usahawan di kantor, anggota keluarga dirumahnya, dsb).
MURIDKAN (Disciple Everyone):
Tidak cukup hanya memberkati, apabila mereka meresponi berkat Allah, jadikanlah mereka murid Kristus.
LAYANI (Serve the Community):
Sebagai murid Kristus kita harus bertumbuh dan berbuah dengan melayani orang lain di dalam komunitas untuk mencapai karakter Kristus.
PIMPIN (Lead the People):
Setiap murid Kristus dapat dan sangat diharapkan memimpin sebuah  komunitas (keluarga,  komunitas  sel/inti,  masyarakat, dsb) serta melipatgandakannya.
BERJEJARING (Network to Bless):
Sasaran kita adalah membangun gerakan untuk memberkati.  Gerakan berkati ini dapat terjadi kalau kita melakukan Networking/berjejaring dengan unit-unit pelayanan yang ada.  Dengan berjejaring terjadilah sinergi.  Sinergi adalah kekuatan paduan yang dahsyat.  Dengan berjejaring kita memberkati lebih banyak orang.
Semua program pembinaan dan pengembangan di ABBALOVE MINISTRIES disusun berdasarkan ke 5 langkah mencapai visi/misi (BERMULA PIJAR) tersebut.  Setiap program akan membawa kita bertumbuh mencapai sasarannya.
Setiap orang dituntun untuk mengikuti perjalanan rohani untuk mencapai sasaran sesuai dengan panggilan Allah atas kehidupannya. Apabila setiap kita terlibat mengikuti 5 langkah untuk mencapai visi/misi, maka kita seumpama sedang membangun sebuah landasan yang kokoh bagi berdirinya sebuah LENTERA SUAR yang kita impikan bersama.  Melalui Lentera Suar ini kota, bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa akan diberkati.




Powered By Blogger