Bogor, 15/5 (Antara) - Distributor buah terbesar di Indonesia PT Laris Manis Utama (LMU) menggandeng Institut Pertanian Bogor untuk bekerja sama dalam pengembangan buah nusantara.
"Ini merupakan kerja sama pertama kali antara PT LMU dan IPB dalam upaya mengembangkan buah nusantara baik dalam produksi maupun pemasarannya," kata Presiden Utama PT LMU Eddy Simon Sim dalam acara penandatanganan kerja sama dengan IPB di gedung rektorat kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Eddy menjelaskan, kerja sama tersebut diharapkan dapat mengurai benang khusus persoalan buah lokal atau buah nasional yang terus tergerus dengan buah impor.
Ia menyebutkan, pihaknya memiliki fasilitas dan jaringan bisnis buah baik impor maupun ekspor hanya saja pihaknya masih terkendala dalam mendorong peningkatan produksi buah lokal.
"Dengan dibantu oleh IPB yang memiliki para ahli serta riset dalam penanganan buah lokal ini dapat mendorong peningkatan produksi buah nasional kita," katanya.
Eddy menambahkan, PT LMU awalnya perusahaan yang bergerak di buah nusantara, khususnya jeruk pontianak. Adanya beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penurunan ketersediaan buah nusantara PT LMU mulai merambah ke buah impor.
Beberapa buah nusantara yang telah dikembangkan dan dipasarkan secara nasional oleh PT LMU adalah jeruk pontianak, apel malang, manalagi, durian monthong, salak, dan mangga harum manis suluhan.
"Dalam pengembangan buah nusantara PT LMU menggandeng petani Indonesia dengan program kemitraan," katanya.
Sementara itu Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto, MSc menyebutkan kerja sama kedua belah pihak terwujud atas dasar keinginan bersama untuk memajukan buah nusantara.
Rektor menuturkan, perkembangan perekonomian nasional dengan jumlah penduduk terus meningkat mendorong tumbuhnya kelas menengah.
Pertumbuhan masyarakat kelas menengah tersebut menyebabkan menimbulkan referensi ekonomi yang berbeda.
"Pertumbuhan masyarakat kelas menengah ini mendorong jeni konsumsi masyarakat menjadi meningkat yang tadinya dominan mengkonsumsi beras, kita telah beragam menjadi sayur, buah, daging dan tepung," ujar Rektor.
Melihat kondisi tersebut, lanjut Rektor, bergesernya pola konsumsi masyarakat yang makin beragam menyebabkan impor buah, sayur dan daging karena ketersediaan dari dalam tidak mencukupi.
"Ketergantungan terhadap impor ini sudah sangat meningkat, karena pola konsumsi yang sudah bergeser, tapi kemampuan produksi di dalam negeri terbatas," kata Rektor.
Oleh karena itu, lanjut Rektor, upaya meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri harus guna mengatasi persoalan yang timbul akibat terbatasnya jumlah produksi.
"Kami melihat PT LMU berbasis ekspor dan impor khusus buah, dengan kerja sama ini sumber daya yang dimiliki IPB dapat menjamin mutu, kualitas serta produksi buah lokal yang ada dapat ditingkatkan," katanya.
Rektor menambahkan, kerja sama tersebut diharapkan tidak hanya sebatas penandatanganan saja, tapi ada langkah-langkah konkret dalam meningkatkan penerapan teknologi serta pengembangan inovasi produksi buah lokal.