Sunday, January 31, 2010

Pernikahan adalah ikatan seumur hidup
Dalam jawabanNya atas pertanyaan orang-orang Farisi apakah boleh seseorang menceraikan isterinya karena alasan apa saja, Yesus berkata: “ ¼ Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Matius 19:6; Markus 10:9). Yesus disini memberi kesimpulan hukum pernikahan yang telah ditetapkan Allah sejak semula, yang tetap berlaku hingga sekarang ini dan juga sebagai hukum Kristus. Jim E. Waldron mengomentari pernyataan Yesus ini demikian:
Hukum Kristus ini memberikan dua fakta jelas: (1) Allah yang menyatukan atau mengikat dalam pernikahan; dan (2) apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia. Dari kedua hal di atas, pertama kita tahu bahwa pernikahan bukan semata-mata suatu bentuk kesatuan yang Anda lakukan sendiri. Ketika dua orang menikah, mereka tidak hanya masuk ke dalam sebuah perjanjian antara keduanya, tetapi juga dengan Allah. Dengan kata lain, janji (sumpah) mereka tidak hanya kepada satu sama lain tetapi di hadapan Allah dengan penuh tanggung-jawab kepada Allah... Dalam pernikahan, dua orang tidak hanya menyatukan diri bersama, mereka juga diikat oleh Allah... Fakta kedua yang dinyatakan di atas adalah...tidak ada seorangpun, tidak ada hukum, tidak ada hakim, tidak ada juri, dan tidak ada orang yang terikat hukum atau di luar dari hukum yang mempunyai hak untuk masuk di antara seorang laki-laki dan isterinya yang dinikahi secara hukum” (Waldron, 1998:38).
Perlu diingat juga bahwa pernikahan sebagai ikatan seumur hidup bukan berarti mengesampingkan pelanggaran yang terjadi dalam pernikahan, yaitu perzinahan (Matius 19:9; 5:32; Markus 10:1,12) ataupun peristiwa alamiah yang menimpa pernikahan, yaitu matinya salah seorang pasangan suami atau isteri ketika masih dalam ikatan hukum pernikahan (Roma 7:2,3).

Pernikahan adalah untuk memperolah keturunan
Setelah Adam dan Hawa disatukan Allah dalam pernikahan kudus, dan mereka sekarang menjalani sebuah rumah tangga baru, ternyata mereka tidak akan hidup berdua saja selamanya, tetapi Allah memberkati mereka dengan mengaruniakan anak-anak yang akan menambah jumlah anggota dalam keluarga mereka (Kejadian 1:28). Kehadiran anak-anak dalam keluarga bukan semata-mata menambah jumlah anggota keluarga, tetapi lebih dari itu kehadiran mereka sebagai penghibur, pemotivasi dan pelengkap.
Anak-anak adalah berkat dan milik Tuhan. Pemazmur mengatakan, “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN” (Mazmur 127:3a). Ini menunjukkan bahwa Allah menuntut tanggung-jawab besar dari sebuah keluarga agar anak-anak yang dikaruniakanNya itu dipelihara, dibesarkan, dididik, diasuh dengan baik. Bagaimanapun keadaan anak-anak itu saat dilahirkan, tetapi yang pasti bahwa mereka bukan objek penderita yang dapat dijadikan sebagai pelampiasan amarah atau kebrutalan seorang ayah atau ibu. Saya pernah menyaksikan sebuah sinetron yang ditayangkan oleh stasiun televisi RCTI. Sinetron itu menceritakan kisah sebuah keluarga yang memiliki seorang anak laki-laki tunggal dan agak idiot. Penerimaan kedua orang-tuanya berbeda; sang ibu menerima apa adanya dan sangat mencintainya, sebaliknya sang ayah tidak menerima kenyataan keadaan anak itu dan bahkan menganggap bahwa anak itu sebagai pembawa sial dan malapetaka dalam keluarga mereka, bahkan sampai tega sang ayah berkata bahwa anaknya itu sampah dan biar mati saja.
Mungkin saja ada sebuah keluarga yang digambarkan oleh cerita sinetron di atas. Kalau itu terjadi, maka itu adalah sebuah pelanggaran besar yang dilakukan oleh sebuah keluarga, apakah itu keluarga non-Kristen ataupun Kristen.
Penulis kitab Amsal berkata: “Mahkota orang-orang-tua adalah anak cucu ¼ (Amsal 17:6a). Ini menunjukkan bahwa kehadiran anak dalam sebuah keluarga adalah sebuah kehormatan bagi keluarga tersebut. Sebuah keluarga pasti menginginkan kehormatan.
Satu hal penting lainnya yang perlu diketahui bahwa salah satu kebutuhan anak adalah dia diinginkan oleh kedua orang-tuanya. Ada beberapa contoh dalam Alkitab, seperti Ishak diinginkan oleh Sara dan Abraham (Kejadian 15:1-6; 16:1-2; 17:15-19; 21:1-7), Samuel diinginkan oleh Hana dan Elkana (1 Samuel 1:10-11, 19-20 ).
Perlu dipertimbangkan juga bahwa tidak mudah menjalankan tanggung-jawab sebagai ayah dan ibu untuk seorang anak, diperlukan kesiapan fisik, mental, emosi dan rohani, juga ekonomi. Pertimbangan ini dapat didasarkan pada pribadi suami dan isteri, apakah keduanya telah memiliki kesiapan-kesiapan ini atau sebaliknya. Suami dan isteri tidak cukup hanya siap secara ekonomi untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga termasuk kebutuhan anak, tetapi keduanya harus benar-benar siap secara fisik, mental, emosi, rohani dan juga secara ekonomi. Dengan kata lain siap dalam semua bidang ini. Mungkin ada yang mengatakan ekonomi tidak begitu penting, tetapi Alkitab sendiri menegaskan pentingnya persiapan ekonomi (1 Timotius 5:8).
Seorang saudara seiman pernah menceritakan pengalaman yang diperolehnya bahwa pada tahun-tahun awal (satu atau dua tahun) pernikahan sebuah pasangan suami-isteri, biasanya baru menjalani masa penyesuaian diri satu sama lain, secara mental, secara emosional, saling mempelajari sifat masing-masing, berusaha untuk membuang ego (sifat mau menang sendiri), dan yang lebih penting lagi adalah merencanakan hal-hal (jangka panjang maupun jangka pendek) yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam rumah tangga. Setidaknya setelah melewati tahun-tahun awal inilah saat yang baik untuk memiliki anak. Hal ini juga akan memberikan sumbangsih besar untuk mengatasi hal-hal destruktif (menghancurkan) yang salah satu dampaknya dapat merugikan anak-anak dalam keluarga.
Pengalaman tidak semuanya salah. Kita dapat belajar dari pengalaman baik orang lain, yang dapat memberikan jalan bagi suami-isteri untuk menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis dan bahagia serta dapat menjadi teladan bagi keluarga lain.
Pernikahan Itu Berlandaskan Cinta
Adam sangat merindukan seorang pendamping yang dapat menjadi pelabuhan cintanya. Lalu Allah menciptakan seorang perempuan yang dicintai Adam. Tidak ada indikasi bahwa Adam terpaksa menikahi Hawa oleh karena tidak ada pilihan baginya. Kejadian 2:23 mengatakan “Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Tersirat dalam ayat ini betapa cintanya Adam pada Hawa dan sebaliknya. Maka dengan alasan inilah Allah menikahkan Adam dan Hawa dengan berfirman: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24).
Amos mengatakan “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?” (Amos 3:3). Ayat ini dapat diaplikasikan pada pernikahan, yaitu kedua insan (laki-laki dan perempuan) yang hendak menikah harus mengawalinya dengan perasaan suka sama suka atau cinta. Dalam beberapa kasus pernikahan, ada yang menikah oleh karena materi (harta), membayar budi baik, bahkan mungkin untuk memeras orang lain, dan lain sebagainya. Ini adalah pernikahan yang tidak sehat dan sangat ditentang oleh Allah. Tetapi perlu diingat bahwa meskipun dengan motif-motif salah ini seseorang menikah, sekali dia menikah secara alkitabiah, maka itu adalah pernikahan yang syah di hadapan Allah.
Cinta dibutuhkan dalam sebuah pernikahan atau rumah tangga. Jim E. Waldron mengatakan “...cinta adalah minyak yang melumasi hubungan anggota-anggota sebuah keluarga, dan pernikahan adalah bahan perekatnya” (Waldron, 1998: 36).
Cinta sejati adalah cinta yang rela berkorban. Suami dan isteri harus saling berkorban satu sama lain. Suami harus mengasihi isterinya (Efesus 5:25, 28, 29, 32-33) dan sebaliknya demikian. Saling memenuhi kebutuhan masing-masing secara biologis (1 Korintus 7:3-5). Untuk melakukan semua hal ini dibutuhkan cinta di antara keduanya. Hubungan cinta antara suami dan isteri menjadi simbol hubungan kasih antara Kristus dan gerejaNya. Ini menujukkan bahwa kasih atau cinta itu sangat penting di antara keduanya.
Hal penting lain yang jangan dilewatkan adalah cinta melibatkan komunikasi di antara keduanya. Itulah yang dimaksudkan oleh Amos dengan kata “berjanji.”

Pernikahan adalah untuk seorang laki-laki dewasa dengan seorang perempuan dewasa

Kejadian 1:27 mengatakan “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Kemudian Kejadian 2:24 menegaskan, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Kedua ayat ini menyatakan pribadi yang diperkenankan untuk menikah, baik dari segi gender (jenis kelamin), kuantitas (jumlah), dan kualitas (mutu). Sangat beralasan mengapa Allah menciptakan seorang perempuan, dan bukan dua atau tiga orang perempuan, bahkan bukan seorang laki-laki bagi Adam, karena memang Allah menghendaki seorang Adam menikah dengan seorang Hawa saja.
Rod Rutherford memberikan beberapa observasinya tentang hal ini: (1) Allah menciptakan seorang perempuan untuk seorang laki-laki. (2) Pada mulanya, tidak adanya kemungkinan perceraian ataupun perzinahan bagi seseorang. (3) Allah menciptakan laki-laki dan mengetahui apa yang terbaik untuknya;... (4) Rencana Allah pada mulanya sederhana saja, yaitu “seorang laki-laki, seorang perempuan untuk seumur hidup.” (Rutherford dalam Waldron, 1998: 21).
Berikut ini kita dapat melihat beberapa kategori pribadi yang diperkenankan untuk menikah secara alkitabiah.
1. Seorang laki-laki dan seorang perempuan, keduanya belum pernah menikah (Matius 19:4-6; Markus 6:6-9).
2. Seorang laki-laki atau seorang perempuan yang belum pernah menikah dan seorang perempuan atau seorang laki-laki yang telah ditinggal mati oleh suami atau isterinya (Roma 7:2-3; 1 Korintus 7:39).
3. Seorang laki-laki atau seorang perempuan dan seorang perempuan atau seorang laki-laki yang telah menceraikan isterinya karena isterinya berzinah atau menceraikan suaminya karena suaminya berzinah (Markus 10:12; Matius 19:9; 5:32).
4. Seorang laki-laki dan seorang perempuan, keduanya telah ditinggal mati oleh isteri atau suaminya (1 Korintus 7:39).
5. Seorang laki-laki dan seorang perempuan, keduanya telah menceraikan isteri atau suaminya karena isteri atau suaminya itu berzinah (Matius 19:9; 5:32; Markus 10:12).
Demikian juga berikut ini beberapa kategori pribadi yang tidak diperkenankan untuk menikah.
1. Seorang laki-laki dan seorang laki-laki (Kejadian 2:24; bdg. Roma 1:26,28; 1 Korintus 6:9-10).
2. Seorang perempuan dan seorang perempuan (Kejadian 2:24; bdg. Roma 1:27,28).
3. Seorang perempuan atau seorang laki-laki yang belum pernah menikah dan seorang laki-laki atau seorang perempuan yang menikah (Matius 19:9; Matius 5:32).
4. Seorang laki-laki dan seorang perempuan, keduanya masih terikat hukum pernikahan dengan pasangannya masing-masing (isteri atau suami).
5. Seorang laki-laki atau seorang perempuan yang belum pernah menikah dan seorang perempuan atau seorang laki-laki yang telah menceraikan suami atau isterinya bukan karena suami atau isterinya itu berzinah (Matius 19:9; 5:32).
6. Seorang laki-laki atau seorang perempuan yang telah ditinggal mati isterinya dan seorang perempuan atau seorang laki-laki yang menceraikan suami atau isterinya bukan karena suami atau isterinya itu berzinah (Roma 7:2-3; 1 Korintus 7:39).
7. Seorang laki-laki atau seorang perempuan yang telah menceraikan isteri atau suami bukan karena isteri atau suaminya itu berzinah dan seorang perempuan atau seorang laki-laki yang juga telah menceraikan suami atau isterinya bukan karena suami atau isterinya itu berzinah (Matius 19:9; Markus 10:12; Matius 5:32).
8. Seorang perempuan dan seorang laki-laki, keduanya telah diceraikan oleh suami atau isterinya karena zinah (Matius 19:9; Markus 10:12).
9. Poligami (seorang laki-laki menikahi lebih dari satu orang perempuan).
10. Poliandri (seorang perempuan menikahi lebih dari satu orang laki-laki).
Disamping itu juga, ada hal lain yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari pernikahan, yaitu bahwa seorang (laki-laki atau perempuan) yang akan menikah harus dewasa. Allah membentuk pernikahan hanya untuk seorang yang dewasa. Kita perhatikan Adam dan Hawa, keduanya adalah individu yang diperkenankan untuk menikah karena keduanya dewasa. Penciptaan Adam dan Hawa dalam keadaan dewasa adalah sebagai standard untuk pribadi yang diperkenankan untuk menikah. Kedewasaan ini sangat dibutuhkan untuk menjamin terbentuknya sebuah rumah tangga yang harmonis dan bahagia.
Kedewasaan yang dimaksudkan disini adalah: Pertama, kedewasaan secara fisik. Seseorang itu sudah mencapai usia yang pas untuk menikah; bagi laki-laki sudah mampu fisiknya untuk berusaha menghidupi rumah tangganya; bagi perempuan sudah siap untuk berusaha dan juga melahirkan. Kedua, kedewasaan secara mental. Dewasa berarti akil-balik. Seseorang itu sudah dapat menggunakan pikirannya dengan baik sehingga dapat bertindak bijaksana dalam membina dan mengatur rumah tangganya. Ketiga, kedewasaan secara emosional. Seseorang itu sudah dapat menguasai emosinya dengan baik ketika nanti ada persoalan yang terjadi dalam rumah tangga, sehingga tidak terjadi perselisihan yang akan menghancurkan rumah tangganya. Keempat, kedewasaan secara rohani. Seseorang harus mempunyai hubungan yang baik dengan Allah, takut kepada Allah, taat kepada perintah-perintahNya, mempunyai iman yang teguh. Dengan kata lain bahwa dia adalah umat Allah yang benar (orang Kristen). Ini akan menjadi fondasi yang kokoh baginya untuk menjalankan rumah tangganya. Seseorang itu akan berusaha keras untuk menuntun baik dirinya maupun seluruh anggota keluarganya kepada Tuhan (Lihat Yosua 24:15).

Pernikahan adalah rancangan Allah

Ide pernikahan berasal dari Allah sendiri. Kejadian 2:18 menyatakan, TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Kalau kita perhatikan ayat ini bahwa manusia yang dimaksud disini tak lain adalah Adam, manusia pertama. Ia diciptakan Allah seorang diri, tanpa seorang lain yang sejodoh dengannya. Adam melewati kehidupannya beberapa waktu lamanya bersama makhluk hidup lainnya, “...tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia” (Kejadian 2:20).
Adam tidak bisa hidup sendirian sebagai manusia yang berbeda jenis dari makhluk-makhluk ciptaan Allah lainnya, dia kesepian dan dia membutuhkan seorang penolong (pendamping). Melihat keadaan Adam ini Allah dengan inisiatifNya sendiri, menciptakan seorang perempuan dari tulang rusuk dan daging Adam, dia adalah Hawa (Kejadian 2:21-23). Allah tidak membiarkan Adam dan Hawa hidup beberapa lama tanpa ikatan pernikahan, tetapi Allah langsung mengikat mereka dalam pernikahan yang kudus dengan berfirman, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24). Demikianlah Allah mengukuhkan Adam dan Hawa sebagai suami-isteri dalam ikatan pernikahan kudus. Adam dan Hawa sekarang sudah hidup dalam sebuah rumah tangga baru.
Sejak Allah telah melembagakan pernikahan mulai dari Adam dan Hawa, maka itu akan terus berlaku di segala zaman. Yesus kembali mengingatkan dan sekaligus meneguhkan hal ini ketika Dia datang ke bumi (Matius 19:4-6). Manusia tidak punya hak sedikitpun merubah rancangan Allah ini. Kalau manusia mencoba menggunakan caranya sendiri untuk merancang pernikahan, maka itu adalah tindakan pemberontakan terhadap Allah. Thomas B Warren mengatakan “bila tidak menghormati dan mentaati perintah-perintah dan hukum-hukum ini berarti telah memberontak terhadap Allah dan... akan menghasilkan ketidak-bahagiaan dalam kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang...” (Warren, 1994:20). Dengan kata lain bahwa tindakan pemberontakan ini adalah dosa dan ada konsekuensinya, baik dalam kehidupan di bumi maupun di dunia kekekalan.
(Marriage And Home)
Pernikahan dan rumah tangga adalah salah satu topik yang sangat menarik dan penting untuk dipelajari oleh orang Kristen, baik mereka yang sedang berencana untuk menikah maupun mereka yang telah menikah atau berumah tangga. Salah satu tujuan penting mempelajari topik ini agar “...kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan...” (Ibrani 13:4a). Mengapa perlu menghormati pernikahan? Karena pernikahan dan rumah tangga adalah sebuah lembaga yang didirikan oleh Allah disamping pemerintah dan gereja. Dari ketiga lembaga ini yang paling tua adalah pernikahan atau rumah tangga.
Jim E. Waldron mengatakan bahwa “Rumah tangga adalah institusi tertua... Rumah tangga adalah satuan masyarakat yang paling dasar. Seluruh peradaban bertahan atau hilang tergantung pada apakah kehidupan rumah tangga kuat atau lemah. Rumah tangga telah ada sejak permulaan waktu, dan tanpa diragukan akan selalu ada sepanjang manusia tetap hidup di muka bumi ini. Rumah tangga membentuk dasar setiap kelompok masyarakat” (Waldron, 1998: 36).
Allah ingin supaya setiap pernikahan harus dilaksanakan sesuai dengan kehendakNya. Roy Deaver mengatakan bahwa “setiap pernikahan harus tunduk kepada hukum dan peraturan Allah” (Deaver dalam Warren, 1994: 6). Setiap rumah tangga tentunya menginginkan kebahagiaan. Hal itu hanya akan terwujud bila mengerti prinsip-prinsip pernikahan alkitabiah dengan benar. Bukan berarti tidak akan ada masalah sama sekali di dalam rumah tangga tetapi akan lebih dewasa menyelesaikannya sehingga rumah tangga tetap harmonis.
Berikut ini kita akan melihat beberapa prinsip alkitabiah pernikahan dan rumah tangga.

formula pernikahan bahagia

 “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati…Kasih (Kasih Tuhan di dalam kita) tidak memaksakan haknya atau jalannya sendiri, karena ia tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak mudah tersinggung atau penuh kecemasan atau penuh kemarahan dan tidak menyimpan kesalahan orang lain [tidak menghiraukan kesalahan yang dideritanya]. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu…Kasih tidak pernah gagal…” (1 Korintus 13:4-5, 7-8, The Amplified Bible). ara suami-istri, saya ingin anda untuk mengetahui bahwa berjalan di dalam kasih satu dengan yang lainnya adalah inti dari pernikahan yang baik. Pepaangsa janta
tah lama yang mengatakan, “Apa yang baik untuk angsa betina baik juga untuk n” dapat diterapkan ke dalam pernikahan. Untuk mendapatkan rumah tangga yang bahagia, anda berdua harus mengembangkan suatu kebiasaan untuk berjalan di dalam kasih Tuhan. Hal itulah yang akan membuat pernikahan anda menjadi diberkati. Hal itu akan membuat anda untuk mengalami hidup yang baik―kehidupan yang layak untuk dijalani. P
Tuhan ingin agar anda dapat menjalani hari-hari kehidupan dan pernikahan seperti sorga di muka bumi ini. Dan hal itu adalah mungkin…ketika anda melakukan semuanya sesuai dengan jalan Tuhan dan mematuhi segala perintahNya.
Saya tahu hal itu adalah mungkin karena Ken dan saya telah menikah selama lebih dari 43 tahun, dan kami tidak pernah lebih bahagia daripada sekarang ini! Semakin lama kami hidup bersama, semakin baik keadaan kami karena kami telah mencapai kesepakatan mengenai bagaimana kami menjalani hidup kami. Sekarang kami berdua memiliki pandangan yang sama—dalam hampir segala hal!
Hasilnya benar-benar merupakan hari-hari seperti sorga di muka bumi ini.
Ken dan saya ingin agar anda mengalami hal itu juga. Kami ingin agar anda memiliki rumah tangga dan keluarga yang bahagia dan diberkati. Kami ingin mendorong anda untuk mengetahui bahwa semuanya itu mungkin ketika anda menerapkan prinsip-prinsip dasar yang ada di dalam Alkitab.
Di dalam Firman Tuhan, ada yang saya anggap sebagai formula pernikahan bahagia. Hal ini dapat kita temukan di dalam 1 Korintus 13. Ayat Alkitab ini mengajarkan banyak hal kepada
kita mengenai berjalan di dalam kasih. Ayat 1-2 menyingkapkan betapa pentingnya kasih itu. Di situ dikatakan:
“Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna."
Jika kita tidak memiliki kasih, kita tidak dapat menjadi orang dewasa secara rohani. Kita mungkin memiliki karunia-karunia roh yang bekerja di dalam hidup kita, tetapi jika kita tidak memiliki kasih dan tidak berjalan di dalam kasih satu dengan yang lainnya—kita sama sekali tidak berguna! Semua yang kita lakukan tidak ada gunanya! Sepenting itulah kasih itu.
Jadi kita harus mengerti bagaimana untuk berjalan di dalam kasih.
Pertama-tama, kita harus menyadari bahwa kasih Tuhan tidak mementingkan diri sendiri.
Apakah anda pernah menyadari bahwa orang-orang yang mementingkan dirinya sendiri tidak pernah bahagia? Dan inilah sebabnya: Mereka selalu berpikir mengenai diri mereka sendiri dan bukannya memikirkan orang-orang lain. Mereka selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan diri mereka sendiri dan mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Alkitab mengatakan kepada kita bahwa dengan memberi-lah, kita dapat menerima (Lukas 6:38). Orang-orang yang tidak mementingkan diri sendiri berjalan di dalam kasih dan selalu mencari jalan untuk dapat memberkati orang lain (termasuk pasangan hidup mereka). Mereka menabur kasih dan mereka akan menuai kasih. Orang-orang ini akan hidup di dalam kebahagiaan, sukacita dan damai.
1 Korintus 13:5 mengatakan bahwa kasih “tidak memaksakan haknya atau jalannya sendiri, karena ia tidak mencari keuntungan diri sendiri” (The Amplified Bible).
Memaksakan jalan kita sendiri bukanlah cara kita berjalan di dalam kasih.
Satu kunci yang penting untuk memiliki pernikahan yang bahagia adalah tidak mementingkan diri sendiri—hal itu akan membuat segala perbedaannya!
 

SESUAIKAN DIRI !
Kunci yang lain untuk mengembangkan pernikahan yang hebat adalah dengan belajar untuk menyesuaikan diri.
Efesus 5:21-22 dalam terjemahan The Amplified Bible mengatakan, “Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah (patuhlah dan sesuaikan dirimu) kepada suamimu [sebagai layanan] seperti kepada Tuhan.”
Ken dan saya sangat berbeda ketika kami pertama menikah, dan kami harus belajar bagaimana untuk saling merendahkan diri satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, kami berdua harus melakukan apapun yang dibutuhkan untuk dapat memiliki pernikahan yang bahagia! Kami harus menyesuaikan diri.
Saya yakin kami tidak sendirian di dalam hal ini. Seseorang seringkali menikahi orang lain yang memiliki kepribadian yang sangat berbeda dari dirinya sendiri. Saya rasa saya tahu mengapa hal itu adalah benar di dalam kehidupan kami—saya membutuhkan Ken dan dia membutuhkan saya. Dia mampu melakukan banyak hal, dan saya mampu melakukan hal-hal yang lainnya. Kami benar-benar merupakan dua manusia yang berbeda yang memiliki cara berpikir dan cara bertindak yang berbeda. Kami harus menyesuaikan diri satu dengan yang lainnya dan belajar untuk menghargai perbedaan kami. Anehnya, setelah bertahun-tahun kami justru bertumbuh menjadi semakin mirip!
Saya berani untuk berkata bahwa jika saya tidak dapat menyesuaikan diri, Ken dan saya tidak akan tetap bersama sekarang ini. Kemampuan dan kerelaan untuk menyesuaikan diri adalah satu hal yang dibutuhkan untuk dapat tetap hidup bersama.
Bagi saya sepertinya banyak istri-istri muda sekarang ini yang belum mempelajari betapa pentingnya hal ini. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa para istri harus “menyesuaikan diri” kepada suami mereka. Tetapi sekarang ini orang-orang memiliki pola pikir yang egois. Menundukkan dan menyesuaikan diri bukanlah sesuatu yang telah diajarkan kepada para wanita dari generasi ini.
Akan tetapi, Alkitab mengatakan, “Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus” (Efesus 5:21). Ini bukanlah ayat untuk para istri saja! Kita harus belajar untuk mengalah satu dengan yang lainnya di dalam kasih Tuhan.
Di sini saya tidak menyuruh istri untuk tunduk kepada suami yang memukulnya dan berlaku kejam kepada anak-anak mereka, atau perilaku apapun yang sejenis dengan itu. Saya sedang berbicara mengenai suatu sikap tunduk yang merupakan perilaku yang dilakukan-dan-diterima di dalam kehidupan sehari-hari.
Ini bukanlah sesuatu yang dapat dipelajari dalam semalam. Saya tidak selesai belajar untuk menyesuaikan diri setelah minggu pertama saya menikah, tetapi saya mempelajarinya setelah bertahun-tahun.
Utamakanlah perilaku menyesuaikan diri di dalam kehidupan anda. Relalah untuk tunduk satu dengan yang lainnya. Hal itu adalah bagian dari perjalanan kasih anda. Hal itu adalah bagian dari pernikahan yang bahagia.
 

PRAKTEKKANLAH KASIH TUHANDi dalam pernikahan anda harus mempraktekkan berjalan di dalam kasih Tuhan. Hal itu tidak datang secara natural, tetpi secara supernatural selagi anda mematuhi Roh Kudus dan Firman yang tertulis. 1 Korintus 13 adalah acuan kita untuk kasih. Dan ayat 5 mungkin adalah ayat pernikahan yang paling hebat yang pernah saya temui mengenai bagaimana untuk berjalan di dalam kasih. Di situ dikatakan kasih “tidak mudah tersinggung atau penuh kecemasan atau penuh kemarahan…[tidak menghiraukan kesalahan yang dideritanya]” (The Amplified Bible).
Ayat ini sangat membantu saya ketika saya baru mulai belajar untuk berjalan di dalam kasih! Sekarang, ayat ini sudah tertanam di dalam roh saya. Ayat ini bahkan tidak lagi menjadi sukar untuk dilakukan—ayat ini telah menjadi cara hidup. Ketika saya pertama kali membaca ayat ini bertahun-tahun yang lalu dan ayat ini menjadi pewahyuan bagi saya, saya menuliskan ayat ini di atas kertas-kertas kecil dan menempelkannya di tempat-tempat yang dapat saya lihat.
Ketika saya hendak marah, saya akan berkata, “Aku berjalan di dalam kasih. Aku tidak mudah tersinggung atau penuh kecemasan atau penuh kemarahan.” Saya melakukan hal tersebut secara berulang-ulang sehingga akhirnya saya belajar untuk tidak memberikan tanggapan di dalam kemarahan. Saya melakukan apapun yang dibutuhkan untuk menerapkan firman tersebut di dalam kehidupan saya!
Sekarang, firman tersebut masih membantu saya untuk tetap berada di dalam jalurnya. Ketika saya mulai marah dan menyerah kepada emosi, saya memikirkan ayat tersebut. Saya rasa adalah perlu untuk menaruh 1 Korintus 13 di depan anda setiap saatnya—saya telah melakukannya! Sebagai hasilnya, hidup saya telah diubahkan.
Ingatlah, anda harus mempraktekkan kasih Tuhan. Ada orang-orang yang mempraktekkan kemarahan. Mereka marah kepada semua orang dan segala hal yang ada di sekeliling mereka. Kemarahan telah menjadi kebiasaan di dalam kehidupan mereka.
Sebagai anak-anak Tuhan yang lahir baru, kebiasaan kita harusnya adalah untuk menyerah kepada sifat dari Roh Tuhan di dalam kita. Sifatnya adalah kasih—kita harus memutuskan untuk menyerah kepadanya!
 

KASIH MEMAAFKAN
Kasih tidak menyimpan dendam. Kasih tidak mudah tersinggung atau penuh kecemasan atau penuh kemarahan. Kasih memaafkan. Jika anda ingin untuk memiliki pernikahan yang bahagia, anda harus saling memaafkan.
Seseorang pernah berkata bahwa dengan menolak untuk memaafkan seseorang kemudian berharap agar anda akan baik-baik saja adalah sama seperti meminum racun dan berharap agar orang lain yang mati. Bukan itu caranya. Dengan tidak memaafkan, anda tidak
menyakiti orang lain—tetapi menyakiti diri anda sendiri. Akan tetapi, ketika anda memaafkan, anda dibebaskan.
Memaafkan adalah bagian yang sangat penting dari kasih. Kita dapat menjadi terbiasa dalam memaafkan karena Tuhan telah begitu banyak memaafkan kita.
1 Korintus 13:13 dalam terjemahan The Amplified Bible mendefinisikan kasih sebagai “rasa sayang yang sejati bagi Tuhan dan manusia yang bertumbuh dari kasih Tuhan untuk dan yang ada di dalam kita.”
Selagi kita mengasihi Tuhan, kita mampu untuk mengasihi orang-orang yang ada di sekeliling kita, bahkan ketika hal itu tidak mudah.
Mungkin adalah sulit untuk dipercayai, tetapi di dalam tahun-tahun awal pernikahan kami Ken sering melakukan sesuatu yang saya tidak sukai. Ketika itu, saya sedang belajar untuk berjalan di dalam kasih, jadi bukannya marah secara terbuka, saya hanya tidak akan memberikan tanggapan, walaupun sebenarnya saya benar-benar jengkel sekali! Saya tidak memaafkan. Dengan tidak memberikan tanggapan saya hanya menutupi ketidaktaatan saya pada Firman. Tetapi saya mengetahui kebenarannya, dan begitu juga Tuhan.
Anda lihat, berjalan di dalam kasih bukanlah masalah hanya menahan lidah anda saja. Hal itu berarti tidak mudah tersinggung atau penuh kecemasan atau penuh kemarahan. Artinya adalah tidak menghiraukan kesalahan yang kita derita.
Kasih adalah apa yang ada di dalam hati anda.
Saya mempelajari hal tersebut. Saya menemukan bahwa ketika saya tidak menanggapi di dalam kasih saya menjadi musuh terburuk dari diri saya sendiri. Tidak ada orang yang keluar sebagai pemenang dengan cara tetap berada di dalam perselisihan.
Di dalam pernikahan, adalah penting sekali bagi suami dan istri untuk berjalan di dalam kasih dan menghormati pendapat pasangannya. Sekarang, Ken dan saya adalah bukti yang hidup bahwa hal itu adalah mungkin. Akan tetapi, kami tidak dapat berada di tempat sekarang ini di dalam pernikahan kami jika kami berdua tidak bertekad untuk mematuhi Firman yang berhubungan dengan kasih.
Berjalan di dalam kasih adalah hukum kita. Hal itu adalah perintah bagi kita. Kita tahu bahwa kita tidak dapat menyenangkan Tuhan jika kita tidak mengasihi semua orang—termasuk satu dengan yang lainnya.
Jadi jika anda menemukan diri anda menjadi mudah tersinggung atau penuh kecemasan atau penuh kemarahan, anda tahu bahwa anda berada di luar kehendak Tuhan. Semudah itu saja.
Pilihlah untuk memaafkan dan berjalan di dalam kasih, dan milikilah pernikahan yang bahagia!
 

ARTIKAN FIRMAN SECARA HARAFIAH—LAKUKANLAH!
Untuk memperbaiki pernikahan anda—kehidupan anda—anda harus mengartikan Firman Tuhan secara harafiah dan benar-benar melakukan apa yang dikatakannya.
Ken dan saya sudah menjadi orang-orang Kristen yang dipenuhi dengan Roh Kudus selama beberapa waktu sebelum kami menemukan kebenaran ini. Tentu saja, bagian dalam kami telah diubahkan pada saat kami lahir baru. Tetapi, kami tidak langsung mengalami perubahan luar yang berarti di dalam kehidupan kami. Kami masih tetap egois, sengsara dan terkalahkan. Ketika kami mulai mengartikan Firman secara harafiah dan menerapkannya ke dalam kehidupan kami barulah kehidupan kami berubah secara dramatis.
Kami telah belajar untuk menempatkan 1 Korintus 13 ke dalam hati kami, mengucapkannya lewat mulut kami dan mengharapkan diri kami untuk naik ke standar tersebut. Apakah kami selalu mengerjakan apa yang dikatakannya? Tidak. Akan tetapi, semakin kami menyerah kepadanya, semakin kami mengalami kemajuan.
Setelah bertahun-tahun, kemampuan kami untuk berjalan di dalam kasih semakin bertambah. Ketika kami keluar dari kasih, kami segera bertobat. Kami menolak untuk tidak memaafkan dan mengijinkan adanya perselisihan di dalam kehidupan kami. Kami menolak untuk membuka pintu tersebut kepada musuh kami.
Berjalan di dalam kasih Tuhan mengunci musuh kita yang datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan di luar pintu. Kasih membuka pintu kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah datang agar anda “mempunyai hidup dan menikmati hidup” (Yohanes 10:10, The Amplified Bible).
Jika anda ingin memiliki kehidupan yang baik dan bahagia, dan anda menginginkan berkat-berkat Tuhan untuk mengalir ke dalam kehidupan anda, maka ikutilah dan kejarlah kasih Tuhan dengan penuh semangat. 1 Korintus 14:1 mengatakan, “Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh kasih itu [jadikanlah itu tujuanmu, pencarianmu yang besar]…” (The Amplified Bible).
Mengejar kasih dengan penuh semangat adalah jalan yang saya anjurkan kepada semua orang. Menurut 1 Korintus 13:5-7, kasih “tidak menyimpan kesalahan orang lain…Ia menutupi segala sesuatu…”
Artinya tidak ada suatu apapun yang akan melewati jalan anda yang tidak dapat ditaklukkan oleh kasih.
Pikirkanlah itu.
Ketika anda berjalan di dalam Firman Tuhan dan tetap menjaga perintah kasih, semua pintu untuk segala yang baik terbuka—dan semua pintu untuk kejahatan tertutup! Iblis tidak akan memiliki tempat untuk bekerja di dalam kehidupan anda.
Patuhi Firman dan segalanya akan baik untuk anda. Jika anda melakukan apa yang Tuhan katakan, anda akan menjalani hidup yang baik dan panjang.
Kasih sangat berkuasa. Alkitab mengatakan, “Kasih tidak pernah gagal.” Jika anda berjalan di dalam kasih, anda juga tidak akan gagal. Ketika anda mengikuti jalan Tuhan, anda sedang menuju kehidupan terbaik yang mungkin anda alami!
Segalanya—termasuk memiliki pernikahan dan rumah tangga yang bahagia—bergantung pada berjalan di dalam kasih.


OLEH GLORIA COPELAND

Hidup dan Tahun

Dan pada akhirnya, bukan berapa tahun dalam kehidupan anda yang dilihat. Tapi, kehidupan dalam tahun2 tersebut.

And in the end, it’s not the years in your life that count. It’s the life in your years.  
~ Abraham Lincoln

Thursday, January 28, 2010

krisis dalam huruf china..

Orang Cina menggunakan dua sapuan kuas untuk menulis kata ‘krisis’. Satu untuk kata ‘bahaya’ dan yang satu lagi untuk ‘kesempatan’. Dalam menghadapi suatu krisis, sadarlah akan bahaya yang ada, tapi jangan tutup mata terhadap kesempatan yang terbuka.

The Chinese use two brush strokes to write the word ‘crisis’. One brush stroke stands for danger; the other for opportunity. In a crisis, be aware of the danger-but recognize the opportunity.

~ John F. Kennedy

niat dan perbuatan...

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk.    


~ Imam An Nawaw

sikap yang salah

Tidak ada yang dapat melarang seseorang yang memiliki tingkah laku yang baik untuk mencapai impiannya, tidak ada sesuatupun di dunia ini yang dapat membantu orang yang memiliki sikap yang salah.

Nothing can stop the man with the right mental attitude from achieving his goal; nothing on earth can help the man with the wrong mental attitude. 
~Thomas Jefferson

katakan tidak...

Kesuksesan tergantung pada kemampuan untuk mengatakan ‘tidak’ tanpa merasa bersalah.

Success depends on getting good at saying no without feeling guilty.


~ Jack Canfield

hidup ibarat sekotak coklat

Ibu saya bilang, hidup itu seperti sekotak coklat, kita tidak pernah tau apa yang akan kita dapat / hadapi.

My momma always said, “Life was like a box of chocolates. You never know what you’re gonna get.
 
~ Forrest Gump

kesalahan pemimpin ?


Peraturan nomor satu dalam kepemimpinan: semua-muanya adalah salah anda si pemimpin.

First rule of leadership: everything is your fault.

~ A Bug’s Life Movie

belajar dari anak-anak.......

Kita bisa belajar banyak hal dari anak-anak, contohnya: seberapa sabarkah kita?

You can learn many things from children. How much patience you have, for instance.



~ Franklin P. Jones

arti kemarahan,,

Rasa marah adalah ekspresi yang keluar dari perasaan sakit, takut, dan frustasi.

Anger is nothing more than an outward expression of hurt, fear and frustration.






~ Dr Phil

manusia pebisnis

Ya, anda tahu kan, saya dulu adalah seorang manusia sebelum saya menjadi seorang pebisnis.

Well, you know, I was a human being before I became a businessman. 
~ George Soros

lawan kata "cinta"......

Lawan kata dari ‘cinta’ bukanlah ‘benci’, tapi ‘pengabaian’. Dan kalau kamu membenci saya, berarti kamu masih peduli pada saya dan kita masih saling berhubungan, dan saya masih punya kesempatan untuk membantu memperbaiki hidupmu.

The opposite of love isn’t hate. It’s indifference. And if you hate me, that means you still care and we’re still connected and I still have a chance to set you right.


~ Bree Van De Kamp (Desperate Housewives)

kelemahan manusia......

Kelemahan manusia yang paling besar adalah keraguannya untuk mengatakan pada orang sekitar seberapa besar dia mencintai mereka, ketika mereka masih hidup.

The greatest weakness of most humans is their hesitancy to tell others how much they love them while they’re still alive.  
~  O.A. Battista

kedamaian yang terlupakan...

Jika tidak ada kedamaian di antara kita, itu dikarenakan kita telah melupakah bahwa kita memiliki satu sama lain.

If we have no peace, it is because we have forgotten that we belong to each other.

~ Mother Teresa

cinta seorang pria

Seorang pria mencintai kekasihnya paling banyak, mencintai istrinya paling baik tapi mencintai ibunya paling lama

A man loves his sweetheart the most, his wife the best, but his mother the longest.
 


~ Irish Proverb

cintai kehdupan....

Cintailah kehidupan, dan kehidupan akan mencintai anda. Cintailah orang lain, dan mereka akan mencintai anda.

Love life and life will love you back. Love people and they will love you back.





~ Arthur Rubinstein

memberi dan kemiskinan.....

Tidak pernah ada yang jatuh miskin karena banyak memberi.

No one has ever become poor by giving.

~ Anne Frank


Kalau kata Mario Teguh, dengan banyak memberi, kita menaikkan kualitas diri kita, makin tinggi kualitas diri, makin layak kita untuk menerima yang lebih banyak lagi.

pernikahan yang baik....

Pernikahan yang baik adalah pernikahan antara istri yang buta dan suami yang tuli.

A good marriage would be between a blind wife and a deaf husband.  

~ Michel de Montaigne

hal-hal kecil...

Setiap orang mencoba mencapai suatu hal yang besar, tanpa menyadari, bahwa hidup itu adalah kumpulan dari hal-hal kecil.

Everyone is trying to accomplish something big, not realizing that life is made up of little things.

~ Frank Clark

kegagalan...

Kegagalan2 di masa lalu saya merupakan pelajaran yang sangat berharga yang akhirnya berbuah kesuksesan.
Saya belajar banyak dari kegagalan saya, saya bisa menjadi ‘lebih pintar’ karena saya pernah gagal.
Saya pernah gagal, tapi saya masih di sini…
Saya tidak membiarkan kegagalan merampas impian saya untuk dapat bekerja dari rumah saja.



~ Dini Shanti

belajar, bekerja, bermimpi...

 

Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap.


~ William A. Ward

Bermimpilan seperti jika anda akan hidup selamanya, jalani hidup seperti jika anda akan meninggal hari ini.

Dream as if you’ll live forever, live as if you’ll die today.

~ James Dean

imajinasi dan pengetahuan...

 

Imajinasi jauh lebih penting dari pada pengetahuan.

Imagination is more important than knowledge.

~ Albert Einstein

belajar sampai mati...

 

Saya belajar selama saya hidup. Batu nisan akan menjadi ijazah saya.

I am learning all the time. The tombstone will be my diploma.

~Eartha Kitt

mereka yang setuju...

Selama hidup saya, saya tidak pernah mendapatkan pelajaran apapun dari orang-orang yang setuju dengan saya.

I have never in my life learned anything from any man who agreed with me.


~Dudley Field Malone

Wednesday, January 27, 2010

BERSUKACITA SENATIASA DARI HATI YANG PALING DASAR

Kol 3 : 5 – 17
Banyak diantara kita mengerti arti bersyukur dan bersuka cita senantiasa, akan tetapi banyak juga orang yang mengalami kesukaran sehingga sulit untuk bersyukur dan bersukacita, bahkan yang menjadi kecewa dan murtad sehingga mereka merasa tidak lagi layak untuk bersorak – sorai dan memuji TUHAN. Maka dari itu didalam tulisan ini saya mengajak untuk mengerti bagaimana caranya supaya kita benar- benar bersukacita dan bersyukur senantiasa kepada TUHAN didalam keadaan apapun, bahkan dimasa sukar sekalipun.
Tidak dapat bersyukur dan bersukacita adalah respon normal bagi kita manusia jika mengalami kesukaran, kesakitan dan kepahitan. Akan tetapi banyak kesaksian tentang kuasa ucapan syukur  yang dapat membuat perubahan besar dan mujizat terjadi. Dan secara psikologi manusia, jika kita tersenyum dapat menurunkan tingkatan stress yang sedang kita alami. Bagaimanakah supaya setiap kita sebagai pribadi yang mengenal TUHAN dapat mengalami kuasa ucapan syukur  dan bersuka cita senantiasa dari hati kita yang paling dasar tanpa suatu kemunafikan dan pembunuhan karakter.

Caranya adalah sebagai berikut ;
1.     MENJADI MANUSIA BARU & MENINGGALKAN MANUSIA LAMA.
( ayat 5 - 11 ) Sadarilah setiap kesalahan dan kelakuan manusia lama kita. Mungkin sudah banyak kesalahan yang kita lakukan sehingga kita mengalami masa sukar, kesakitan dan kepahitan.
Missal : ( ayat 5 ) Kita punya sifat keserakahan sehingga kita menjadi korupsi tehadap perusahaan dimana kita bekerja atau melakukan korupsi terhadap Negara ini sehingga kita tertangkap dan mengalami masa sukar. Dengan kelakuan atau kebiasaan kita yang suka mengikuti hawa nafsu sehingga kita menjadi bersungut – sungut dan sangat tidak mungkin untuk bersukacita apalagi mengucap syukur kepada TUHAN bahkan mungkin bisa saja mengutuki TUHAN.
Akan tetapi jika kita telah menanggalkan manusia lama kita, dan kelakuan kita sesuai dengan apa yang menjadi kehendak TUHAN yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar   ( ayat 10 ), dan tidak ada lagi manusia lama akan tetapi KRISTUS yang ada didalam kita.

2.     KENAKANLAH KASIH..
( ayat 12 - 15 ) Setelah kita menjadi manusia baru dengan segala kelakuannya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan, dan kesabaran ( ayat 12 ). Dengan begitu walaupun kita mengalami masa sukar, kesakitan dan kepahitan atau bahkan masa bahagia tanpa ada satu persoalan sekalipun tidak dapat mempengaruhi hati dan pikiran kita untuk tidak mengucap syukur kepada TUHAN dan bersukacita sejati.
Missal : ( ayat 12 ) Jika kita memiliki sifat belas kasih dan kemurahan maka pada saat kita dalam suasana kesenangan tidak akan lupa kita akan campur tangan TUHAN didalam hal tersebut. Sehingga kita membagi apa yang kita miliki kepada setiap orang yang tidak memiliki. Dan jika setiap kita memiliki sifat sabar maka jika kita mengalami masa sukar, tidaklah kita menjadi bersungut – sungut, marah kepada satu dengan yang lain, menyalahkan orang lain atau bahkan mengutuki TUHAN.

3.     MEMBAGIKAN KESAKSIAN AKAN KEBESARAN TUHAN.
( ayat 16 – 17 ) Setelah kita menjadi manusia baru yang sudah dilengkapi oleh kasih maka kita pun menjadi sempurna dan perkataan KRISTUS diam dengan segala kekayaan-Nya diantara kita ( ayat 16 ), sehingga kita dengan segala hikmat dapat menegur dan mengajar orang – orang percaya atau bukan orang percaya untuk mengalami kebesaran TUHAN. Juga sambil menyanyikan Mazmur, puji – pujian dan nyanyian Rohani. Dengan begitu kita sudah mencerminkan sikap bersyukur dan bersukacita dari dasar hati walau pun keadaan apapun yag sedang kita alami.

Lakukanlah semuanya itu dalam nama TUHAN Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada ALLAH, Bapa kita.
Percayalah setiap janji setia TUHAN dan alamilah kuasa TUHAN dalam hidup kita. Amien

Yohanes. L

DIMULAI DENGAN TUHAN DIAKHIRI DENGAN TUHAN

Kej 1 : 1 – 31
Baca ayat – ayat firman TUHAN ini dengan seksama. Pada ayat 1 tertulis “pada mulanya ALLAH”, berarti ALLAH yang pertama ada dan menciptakan segalanya dengan firman-Nya. Seudah jelas segala sesuatu yang ada adalah ciptaan TUHAN dan milik TUHAN sehigga tidak ada satupun ciptaan-Nya menjadi yang lebih utama dari Dia. Setiap kita yang telah menyadari hal ini tentu saja menjadikan TUHAN sebagai otoritas hidup kita, dengan cara :

1.     MULAI SEGALA SESUATU DENGAN TUHAN.
Banyak orang bukan percaya atau orang belum lahir baru yang selalu atau sengaja melupakan TUHAN dalam segala hal dalam hidupnya dengan tidak mengucap syukur dan mengandalkan TUHAN dalam segala aspek kehidupannya.
Ada juga diantara kita yang mengaku sebagai orang percaya atau lahir baru tetapi tidak mengerti untuk memulai segala sesuatu dengan TUHAN, sebagai contoh : hanya mengucap syukur jika merasa diberkati atau mengandalkan TUHAN jika dimasa sulit saja. Akan tetapi disini saya mengajak saudara seiman sebagai orang percaya atau orang lahir baru untuk menyadari bahwa pentingnya untuk memulai segala sesuatu dengan TUHAN, mengucap syukurlah untuk setiap hal yang kita terima dari TUHAN dan bukan hanya hal yang baik – baik saja akan tetapi untuk hal yang tidak baik sekalipun (Ayb 2 : 9-10 ).
Berdoalah sebelum kita memulai segala sesuatu dengan begitu kita benar – benar sangat mengandalkan TUHAN didalam setiap aspek kehidupan kita, juga untuk hal yang tidak baik sekalipun.

2.     REVIEW SETIAP APA YANG TELAH KITA LAKUKAN ATAU PERKATAKAN.
Baca kembali Kej 1 : 1 – 31
Setelah ALLAH menyelesaikan pekerjaan-Nya, Dia selalu melihat kembali pekerjaan-Nya itu, didalam kitab ini tertulis “ALLAH melihat bahwa semuanya itu baik”. Begitu juga kita sebagai ciptaan-Nya yang selalu mengejar apa yang menjadi kehendak TUHAN, haruslah kita melihat/ mengingat kembali (review) setiap tingkah laku, perbuatan dan perkataan apa yang telah kita lakukan atau perkatakan, apakah sudah sesuai dengan kehendak TUHAN ? benarkah dimata TUHAN ?
Jika setiap kita menyadari kalau kita telah melakukan atau perkatakan yang sesuai dengan kehendak TUHAN, maka kita mengucap syukur sebab upah kita besar di Sorga. Dan jangan lupa untuk membagikannya supaya setiap orang percaya dan lahir baru atau bahkan orang bukan percaya dan bukan orang lahir baru yang mendengarnya akan memperoleh “hidup”, bukankah kita tidak ingin mendapatkan berkat sendirian ?! maka dari itu jangan takut memberi kesaksian dan mengabarkan kabar baik ini !.
Akan tetapi jika setiap kita menyadari bahwa apa yang kita lakukan atau perkatakan tidaklah sesuai dengan kehendak TUHAN, maka segeralah lakukan “pemberesan”, bersujudlah minta ampun kepada TUHAN sebab Dia Maha Kasih, dan imankan diri kita bahwa setiap pelanggaran kita (yang kita sadari atau tidak) telah ditebus oleh darah Yesus KRISTUS di kayu salib. Berarti sudah jelas pentingnya review semua tindakan dan perkataan kita !!!.

3.     WAKTUNYA BERISTIRAHAT DAN MEMOHON BERKAT DARI TUHAN ATAS APA YANG TELAH KITA LAKUKAN SELAMA ENAM HARI LAMANYA.
Kej 2 : 1 – 3 Baca dengan seksama berulang kali sampai menjadi rhema, sehingga setiap kita menyadari bahwa ada waktu untuk beristirahat setelah apa yang telah kita lakukan selam enam hari, dan memohon berkat dari TUHAN atas apa yang kita lakukan selama enam hari kebelakang. Sebab didalam kitab Kejadian ini menulis bahwa ALLAH memberkati hari ketujuh dan menguduskannya karena pada hari itu Ia berhenti dari segala penciptaan-Nya yang telah dilakukan-Nya.
Satu lagi pengertian untuk kita memahami arti ke gereja dihari minggu (hari ketujuh didalam kalender masehi), sebab pada hari itu kita pergi ke gereja bukan hanya untuk beribadah atau menyembah TUHAN saja akan tetapi perlu kita mengucap syukur atau memohon ampun atas segala perbuatan dan perkataan kita enam hari kebelakang dan memohon supaya TUHAN memberkati pekerjaan kita enam hari kebelakang dan beristirahatlah !!!

TUHAN telah menciptakan kita menurut rupa /  menurut gambar-Nya (Kej 1 : 27 ) maka dari itu hendaklah kita pun melakukan apa yang telah Dia contohkan kepada kita :

1)    Mulai dari TUHAN.
2)    Review pekerjaan / perkataan kita.
3)    Beristirahat dan memohon berkat TUHAN.

Dengan begitu berarti kita menghadirkan budaya Kerajaan ALLAH di dunia ini, supaya setiap kita orang percaya atau lahir baru menyiapkan segala sesuatunya untuk kedatangan KRISTUS TUHAN ke dunia.
Sebab ketiga prinsip ini mencerminkan sikap Dimulai dengan TUHAN & Diakhiri dengan TUHAN.
Karena pentingnya ketiga hal ini kembali saya perjelas apa yang harus kita lakukan supaya mengerti :
üJadikanlah prinsip ini menjadi gaya hidup dan bukan kebiasaan / hafalan belaka.
üMemilih untuk melakukan kehendak TUHAN ( bukan bisa atau tidak, tetapi mau atau tidak ?! ).
üBergantung pada TUHAN ( Dialah sumber hidup ).

Berdoalah supaya setiap pembaca mendapat hikmat TUHAN dan lakukanlah.

Yohanes. L

BERAPA ROTI YANG ADA PADAMU ?

Jadikanlah TUHAN sebagai prioritas utama dalam setiap aspek kehidupan kita, yakinlah bahwa TUHAN selalu memberi berkat yang selalu bermultiplikasi. Seberapa banyak yang kita tabor sejumlah itu juga yang akan kita tuai ( 2 Kor 9 : 6 ).
Bahkan jika kita menabur ( dengan jumlah yang tidak banyak ) akan tetapi kita menabur dalam keadaan kekurangan berarti kita sudah menabur lebih banyak dari mereka yang kecukupan ( Luk 21 : 4 ).

Markus 8 : 1 – 10
Yesus memberi makan empat ribu orang.

TUHAN memiliki belas kasih kepada setiap kita yang ikut TUHAN (ayat 2). Dan tidak akan sekali – sekali membiarka umat-Nya kelaparan / kekurangan, sekalipun umat-Nya sudah lagi memiliki apa – apa, TUHAN mengajar untuk memberi didalam kekurangan ( ayat 5 ), dan serahkanlah apa yang kita miliki walau dalam jumlah yang tidak banyak kepada TUHAN, dengan selalu mengucap syukur atas apa yang kita miliki hari ini ( ayat 6 ) maka TUHAN sanggup memultiplikasikannya untuk kita sebagai umat-Nya yang menjadi pengikut-Nya.

Sungguh luar biasa TUHAN kita !. Jadi sudah jelas bahwa TUHAN benar – benar memelihara umat-Nya lebih dari apapun.
Sehingga didalam kekurangan sekalipun umat-Nya sanggup untuk menabur / memberkati dan justru TUHAN memultiplikasikanberkat yang ada pada kita. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk kita sebagai umat-Nya untuk merasa kuatir didalam kekurangan /`kelaparan / masa sulit / kesukaran dan banyak hal lainnya, sebab TUHAN Allah kita yang luar biasa selalu punya jaminan keselamatan. Amien
Yohanes L





TUHAN SEBAGAI PEMILIK DAN KITA SEBAGAI PENGELOLA

Kita sebagai pengelola harus mengetahui prioritas yang benar dalam mengelola apa yang dipercayakan oleh TUHAN sebagai pemilik kapada kita. Bagaimana kita mengatur keuangan atau mencerminkan sikap kita terhadap keuangan kita. Setiap sen yang ditangan kita sebagai pengelola adalah kepercayaan dari TUHAN sebagai pemilik yang harus kita pertanggung jawabkan kepada-Nya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengelolanya sesuai dengan kehendak TUHAN sebagai prioritas utama.
( Luk 16 : 10 ) Barang siapa setia dalam perkara – perkara kecil, ia setia juga dalam perkara – prkara besar. Dan barang siapa tidak benar dalam perkara – perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara – perkara besar.

I Tim 6 : 7 – 10
Kita dilahirkan kedunia ini / diciptakan TUHAN tidak dengan mmbawa satu barang / harta apapun, demikian juga pada saat kita keluar dari dunia ini kita pun tidak membawa apa – apa ( ayat 7 ).
Apa yang kita miliki sekarang adalah totalitas pemberian / berkat dari TUHAN sebagai pemilik, mengapa setiap kita tidak bersyukur dan merasa cukup atas apa yang sudah TUHAN berikan ?! bukankah kita menyadari bahwa kita lahir kedunia ini tidak membawa apa – apa ?!
Jadi, sudah jelas bahwa TUHANlah yang empunya segala milik kita, tidak malukah kita untuk merasa kurang dan bersungut – sungut ?! padahal apa yang kita miliki sekarang ini adalah gratis dari TUHAN.
Merasa cukup dan mengucap syukur adalah point kedua yang harus kita alami ( ayat 8 ). Dengan demikian tidak lagi kita akan selalu merasa kekurangan dan sama sekali tidak merdeka atas apa yang kita miliki, hasilnya rasa “ingin kaya” pun timbul yang sehingga dapat membuat terjatuh dalam pencobaan, terjerat, berbagai nafsu hampa, mencelakakan, menenggelamkan pada keruntuhan hingga sampai pada kebinasaan (ayat 9).
Sadarilah ! keuangan yang kita miliki adalah mutlak kepunyaan TUHAN yang menitipkannya kepada kita. Untuk apa kita kejar ?! untuk apa cinta uang / harta ?!
Kita tidak punya satu alasan pun untuk merasa memiliki apalagi sampai cinta uang, karena akar dari segala kejahatan adalah cinta uang sebab oleh mengejar harta dapat saja menyimpang dari iman percaya kita kepada Si-pemilik yaitu TUHAN kita ( ayat 10 ).
Jika iman kita mulai menyimpang dan mulai terfokus untuk mencari uang karena mulai merasa kurang terus berarti mulai menjadi hamba mammon, dan jika sudah menjadi hamba mammon mulailah enggan atau malas untuk melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memuliakan TUHAN karena manusia manapun tidak dapat manjadi hamba dari dua tuan ( Luk 16 : 13 ), sampai kejahatan dan kebinasaan menghampiri.
Kita semua sudah memiliki pengetahuan ini dari jaman nenek moyang kita. Jadi, berapa lama lagi hal ini untuk dimngerti ?! smpai kapan lagi mammon menjadi tuan didunia ini yang disebabkan oleh ekonomi yang selalu menjadi buah pemikiran baik dari kita maupun bangsa lain ?.
Sekali lagi saya mengajak semua umat untuk menjadi seorang “pengelola” yangbaik, yang tetap memprioritaskan TUHAN sebagai pemilik dengan selalu merasa cukup dan merdeka atas apapun yang TUHAN berikan untuk kita kelola. Dengan selalu mengucap syukur adalah satu respon terkecil atau sederhana yang berkenan di mata TUHAN. Amien
Yohanes L

UTUSAN ALLAH

Allah mengutus Utusan-Nya dengan membawa tanda bahwa Utusan-Nya itu adalah benar – benar diutus oleh Allah, bukan hanya oleh buah pemikiran manusia saja.
Sebelum Utusan-Nya itu datang Nubuat tentang Utusan itu telah ada, setelah Utusan itu telah datang maka Utusan itu memberikan tanda utusan dengan melakukan hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa yaitu Bermujizat, dan juga Utusan itu akan Nubuat untuk suatu hal yang belum terjadi. Jadi sudah jelas kita mengenal apakah tanda – tanda yang ada pada Utusan-Nya ( yang sebenarnya ) : Dinubuatkan, Bermujizat, Bernubuat.

Yesus Kristus / Yeshua Hamashiah / Ben Ellohim Khayim

Dinubuatkan oleh :
1.Musa ( Ulangan 18 : 15 – 18 )
2.Daud ( Mazmur 82 : 6 – 7 )
3.Yesaya ( Yesaya 9 : 5 )
4.Yeremia ( Yeremia 31 : 31 )
5.Yehezkiel ( Yehezkiel 17 : 22 )
6.Daniel ( Daniel 9 : 5 )
7.Mikha ( Mikha 4 : 1 – 4 )
8.Hagai ( Hagai 2 : 7 )
9.Zakharia ( Zakharia 8 : 3 ; 9 ; 13 : 7 )
10.Maleakhi ( Maleakhi 3 : 1 )
11.Dll.

Bermujizat :
1.Menyembuhkan segala sakit penyakit ( Mat 8 : 5 – 12 ; Luk 7 : 1 – 10 ; Yoh 4 : 46 – 53 ; Mat 8 : 1 – 4 ; Mrk 1 : 40 – 45 ; Luk 5 : 12 – 16 ; Mat 8 : 14 – 17 ; Mrk 1 : 23 – 27 ; Luk 4 : 38 – 41 ; Mat 8 : 28 – 34 ; Mrk 5 : 1 – 20 ; Luk 8 : 26 – 39 ; Mat 9 : 1 – 8 ; Mrk 2 : 1 – 12 ; Luk 5 : 17 – 26 ;Mat 9 : 27 – 31 ; Mat 20 : 29 – 34 ; Mrk 10 : 46 – 52 ; Luk 18 : 35- 43 ; Mat 9 : 32 – 34 ; Mat 17 : 14 – 21 ; Mrk 9 : 14 – 28 ; Luk 9 : 37 – 43 ;Mat 12 : 9 – 15a ; Mrk 3 : 1 – 6 ; Luk 6 : 6 – 11 ; Mat 14 : 34 – 36 ; Mrk 6 : 53 – 56 ; Mat 15 : 21 -28 ; Mrk 7 : 24 – 30 ; Mat 15 : 29 – 31 ; Mrk 8 : 1 – 10 ; Mat 15 : 32 – 39 ; Mat 17 : 14 – 21 ; Mrk 9 : 14 -29 ; Luk 9 :37 – 43 ; Mat 26 : 47 – 56 ; Luk 22 : 47 – 53 ; Yoh 18 : 1 – 11 ; Mrk 14 : 43 – 55 )
2.Meredakan angin ribut ( Mat : 23 – 27 ; Mrk 4 : 35 – 41 ; Luk 8 : 22 – 25 )
3.Membangkitkan orang mati ( Mat 9 : 18 – 26 ; Mrk 5 21 – 43 ; Luk 8 : 40 – 56 )
4.Berjalan diatas air ( Mat 14 : 22 - 33 ; Mrk 6 : 45 – 52 ; Yoh 6 : 16 – 21 )
5.Memberi makan ribuan orang dengan sedikit roti dan ikan ( Mat 15 : 32 – 39 ; Mrk 8 : 1 – 10 )
6.Mengutuk pohon ara yang tidak berbuah ( Mat 21 : 18 – 22 ; Mrk 11 : 12- 4 ; 20 – 26 )
7.Bangkit dari antara orang mati ( Mat 28 : 1 – 10 ; Mrk 16 : 1 – 8 ; Luk 24 : 5b – 12 ; Yoh 20 : 1 – 10 )
Dan banyak lagi mujizat – mujizat Yesus yang belum ditulis oleh penulis.

Bernubuat :
1.Menubuatkan akan runtuhnya bait suci ( Luk 21 : 6 ; Mat 24 : 1 – 2 ; Mrk 13 : 1 – 2 )
2.Menubuatkan akan bangkitnya nabi – nabi palsu ( Mat 24 : 11 )
3.Menubuatkan akan diberitakan Injil Kerajaan Allah di seluruh dunia( Mat 24 : 14 )
Dan banyak lagi nubuat yang ada pada-Nya.


Dengan begitu sudah jelas bukti nyata bahwa Yesus Kristus / Yeshua Hamashiah adalah utusan Allah atau Anak Allah / Ben Ellohim Khayim. Amien.
Yohanes L

TUHAN SANGGUP MENGUBAH KEADAAN YANG SULIT YAKINLAH !!!

Keadaan yang sulit dapat membawa seorang untuk jauh dari TUHAN karena orang itu merasa kecewa akan kuasa TUHAN sehingga mencari – cari hal yang instant supaya kesulitannya cepat terselesaikan.
Dan ada juga yang dengan mudahnya mencontek cara lama yang tidak sesuai dengan perintah TUHAN, memang dengan cara – cara ini mungkin saja TUHAN ijinkan untuk berhasil akan tetapi hasil yang didapatkan memang secara kasat mata bisa dibilang sukses tapi tetaplah hal tersebut sangat bertentangan dengan prinsip – prinsip penting yang telah TUHAN telah perintahkan kepada kita supaya kita benar – benar sukses melewati masa sulit tersebut.

Kejadian 26 : 1 – 6 & 12 – 16
Ishak di negeri orang Filistin.
Ishak mengalami masa kelaparan yang telah terjadi pada zaman Abraham ayahnya, Ishak pun mengikuti jejak ayahnya yang mengalami masa kelaparan dan ia pergi ke tanah Mesir.
Lalu TUHAN menampakkan diri kepada Ishak dan berfirman : “ Janganlah pergi ke Mesir, diamlah dinegeri yang akan Ku katakan kepadamu “ (ayat 2)
Hal ini mengajarkan kita jika kita berada didalam keadaan yang sulit haruslah kita mengejar suara TUHAN, supaya TUHAN dapat dengan leluasa berfirman kepada kita.
Jika kita jauh dari TUHAN, maka suara-Nya akan terdengan samar – samar dan apa yang kita lakukan tidak sepenuhnya sesuai dengan perintah TUHAN.
Setelah kita dengan jelas mendengar suara TUHAN, maka kita dalam hal melakukan perintah dan firman-Nyajangan “beracara sendiri”. Sebelum kita melakukannya berdoalah supaya kita punya potensi maksimal dalam melakukan apa yang diperintahkan-Nya kepada kita.

TUHAN yang memerintah, TUHAN yang mengatur, TUHAN yang menentukan hasil, dan kita hanya sebagai pelaku saja, tidak sulit bukan menjadi eksekutor ?!

Dan setelah TUHAN memrintah Ishak untuk tidak pergi ke Mesir, TUHAN memrintahkan Ishak untuk tinggal sebagai orang asing, dinegeri yang akan TUHAN katakana kepadanya lalu TUHAN akan menyertai Ishak dan memberkatinya ( ayat 3 ).
TUHAN memerintahkan Ishak dan kita untuk tinggal sebagai orang asing didalam lingkungan kita sendiri. Maksud “orang asing” adalah orang yang hak – haknya terbatas, tidak mementingkan ego yang membuat orang tersebut menjadi sombong, dan tidak berkeinginan untuk menggunakan fasilitas – fasilitas yang mungkin dapat saja merugikan orang lain yang lebih membutuhkannya.
Bilamana TUHAN sudah memberkati kita dengan berlimpah, janganlah berlaku sombong yang sangategois, tetapi tetaplah berlaku seperti orang asing dilingkungan kita sendiri.

Dalam keadaan kelaparan itu karena Ishak taat kepada setiap perintah TUHAN, maka ia pun mulai menabur walaupun dalam keadaan kekurangan ( ayat 12 ). Banyak orang sangat enggan memberkati / menabur jika didalam masa kekurangan sebab orang tersebut berpikir bagaimana dapat memberi sedangkan dia sendiri pun kekurangan ?
Orang seperti ini adalah penjahat yang tidak setia kepada TUHAN dan tidak percaya akan janji TUHAN, munafiklah orang yang demikian untuk beribadah / memuji TUHAN.

Taatilah perintah TUHAN, yakinlah akan setiap janji-Nya dan lakukanlah ! maka TUHAN akan selalu menyertai kita dan membuat berkat – berkat kita bertambah dan berlipat – lipat ( ayat 13 ). Amien
Yohanes L
Powered By Blogger