Wednesday, January 27, 2010

TUHAN SEBAGAI PEMILIK DAN KITA SEBAGAI PENGELOLA

Kita sebagai pengelola harus mengetahui prioritas yang benar dalam mengelola apa yang dipercayakan oleh TUHAN sebagai pemilik kapada kita. Bagaimana kita mengatur keuangan atau mencerminkan sikap kita terhadap keuangan kita. Setiap sen yang ditangan kita sebagai pengelola adalah kepercayaan dari TUHAN sebagai pemilik yang harus kita pertanggung jawabkan kepada-Nya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengelolanya sesuai dengan kehendak TUHAN sebagai prioritas utama.
( Luk 16 : 10 ) Barang siapa setia dalam perkara – perkara kecil, ia setia juga dalam perkara – prkara besar. Dan barang siapa tidak benar dalam perkara – perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara – perkara besar.

I Tim 6 : 7 – 10
Kita dilahirkan kedunia ini / diciptakan TUHAN tidak dengan mmbawa satu barang / harta apapun, demikian juga pada saat kita keluar dari dunia ini kita pun tidak membawa apa – apa ( ayat 7 ).
Apa yang kita miliki sekarang adalah totalitas pemberian / berkat dari TUHAN sebagai pemilik, mengapa setiap kita tidak bersyukur dan merasa cukup atas apa yang sudah TUHAN berikan ?! bukankah kita menyadari bahwa kita lahir kedunia ini tidak membawa apa – apa ?!
Jadi, sudah jelas bahwa TUHANlah yang empunya segala milik kita, tidak malukah kita untuk merasa kurang dan bersungut – sungut ?! padahal apa yang kita miliki sekarang ini adalah gratis dari TUHAN.
Merasa cukup dan mengucap syukur adalah point kedua yang harus kita alami ( ayat 8 ). Dengan demikian tidak lagi kita akan selalu merasa kekurangan dan sama sekali tidak merdeka atas apa yang kita miliki, hasilnya rasa “ingin kaya” pun timbul yang sehingga dapat membuat terjatuh dalam pencobaan, terjerat, berbagai nafsu hampa, mencelakakan, menenggelamkan pada keruntuhan hingga sampai pada kebinasaan (ayat 9).
Sadarilah ! keuangan yang kita miliki adalah mutlak kepunyaan TUHAN yang menitipkannya kepada kita. Untuk apa kita kejar ?! untuk apa cinta uang / harta ?!
Kita tidak punya satu alasan pun untuk merasa memiliki apalagi sampai cinta uang, karena akar dari segala kejahatan adalah cinta uang sebab oleh mengejar harta dapat saja menyimpang dari iman percaya kita kepada Si-pemilik yaitu TUHAN kita ( ayat 10 ).
Jika iman kita mulai menyimpang dan mulai terfokus untuk mencari uang karena mulai merasa kurang terus berarti mulai menjadi hamba mammon, dan jika sudah menjadi hamba mammon mulailah enggan atau malas untuk melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memuliakan TUHAN karena manusia manapun tidak dapat manjadi hamba dari dua tuan ( Luk 16 : 13 ), sampai kejahatan dan kebinasaan menghampiri.
Kita semua sudah memiliki pengetahuan ini dari jaman nenek moyang kita. Jadi, berapa lama lagi hal ini untuk dimngerti ?! smpai kapan lagi mammon menjadi tuan didunia ini yang disebabkan oleh ekonomi yang selalu menjadi buah pemikiran baik dari kita maupun bangsa lain ?.
Sekali lagi saya mengajak semua umat untuk menjadi seorang “pengelola” yangbaik, yang tetap memprioritaskan TUHAN sebagai pemilik dengan selalu merasa cukup dan merdeka atas apapun yang TUHAN berikan untuk kita kelola. Dengan selalu mengucap syukur adalah satu respon terkecil atau sederhana yang berkenan di mata TUHAN. Amien
Yohanes L
Powered By Blogger