Thursday, August 11, 2011

My son, My miracle

PRAISE BE TO GOD!
Here is the miracle of my life that ive always wanted to share
I got my son 8th march 2008.what seemed like a normal labour complicated when the baby got stuck since he had bold shoulders.they couldnt do a CS coz he had alreay engaged.i had like five doctors on me.four pressing me to push the baby out and one pulling out the baby.this went for two hours.it was horrible!!i thot i was gonna die.finally the baby was out he had to be resersitated for one hour.the doctors were sure he would be dead at birth but he wasnt.he was put on oxygen.i wished to wake up in the morning and find that i was dreaming.
due to lack of oxygen in his brain,he developed some sezures two days later.he had to be put on sedatives.to make matters worse he had a shoulder distortia on the left hand.its nerves were paralyesd.i used to cry my self out especially coz my hubby was out of the country and was so unsupportive .i would cry out to God and ak him why me.i pleaded to him to heal my son ina miraculous way.two weeks later i was discharged to continue wit the sedative and therepy for his hand.i would cry as i watched the therapists wring his hand and he cried so much.my weeks old baby.God is good!after 3 weeks of therapy he started moving his hand.i was so overjoyed.doctors had sed that the paralysis of the nevrves would either be permanent or temporal.they dint think it would be so fast!
he went on with the phenobab till 9 months.every visit to the ped being a positive one.he was happy with his progress and development.now he is almost 1 and 1/2 and he is at par with kids of his age/actually he is faster than most of them.he can walk,talk and do all things perfectly for his age.normally lack of oxygen would have coused CP or mental retardation but God is good and he fulfilled  and answered my prayers.he turned my mourning into dancing.now more than ever i know am serving a living God.i now believe that if we call out to God he sees our tears and will wipe them away..celebrate and praise God with me.

BAD CHOICES + BAD HABITS = BAD LUCK

Banyak orang merasa bahwa mereka tidak dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada yang mereka miliki sekarang, tidak dapat meningkatkan atau mengubah hubungan pribadi, tidak dapat meningkatkan pendapatan, tidak dapat meningkatkan pengetahuan dan keahlian, tidak dapat menurunkan berat badan, dan tidak dapat melakukan banyak hal lain yang benar-benar ingin mereka lakukan. Mereka telah mencoba dan gagal berkali-kali pada masa lalu sehingga mereka langsung menyimpulkan bahwa hanya sedikit yang dapat mereka lakukan untuk mengubah masa depan mereka. Mereka kemudian berubah menjadi pasif dan bersikap menerima segala situasi yang menimpa mereka.

Akhirnya, karena berbagai pengalaman yang buruk yang sering dialami, beberapa orang merasa bahwa tidak ada lagi yang dapat mereka lakukan untuk mengubah apa yang terjadi pada hidup mereka atau untuk meningkatkan kehidupan mereka. Akibat perasaan tidak berdaya seperti ini kadang membuat mereka mulai berkata, "Nasib saya buruk". Ini biasanya yang dijadikan alasan utama bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas hidup mereka.

Tidak dapat dipungkiri kalau memang ada banyak orang meyakini bahwa nasib baik adalah sebuah faktor utama yang dibutuhkan dalam meraih keberhasilan. Menurut mereka, beberapa orang telah digariskan untuk memiliki nasib baik, sementara yang lain memang bernasib buruk. Seolah-olah nasib baik dan nasib buruk adalah seperti sebuah takdir, garis tangan atau tanggal lahir yang tidak dapat diubah lagi.

Pernahkah Anda mendengar seseorang mengatakan bahwa nasibnya buruk? Atau Anda sendiri juga sering merasa kalau Anda bernasib buruk? Menurut saya tidak ada seorang pun yang bernasib buruk, yang ada hanyalah pilihan-pilihan buruk dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang akhirnya menciptakan suatu keadaan yang buruk. Keadaan buruk inilah yang biasa orang-orang sebut dengan nasib buruk.

Ini berarti Anda juga dapat menciptakan nasib baik Anda sendiri dengan mulai mengambil pilihan-pilihan yang baik dalam kehidupan Anda dan membangun kebiasaan-kebiasaan yang baik pula, sehingga Anda dapat menikmati banyak hal-hal baik yang datang dalam setiap area kehidupan Anda.

INI BUKAN TUGASKU

Saat mengadakan acara di sebuah rumah makan saya mengalami peristiwa yang unik tapi menyebalkan. Setelah kami selesai makan, akan melanjutkan dengan sebuah acara diskusi. Melihat meja yang berantakan, saya meminta salah seorang pelayan untuk membersihkannya. Apa yang dikatakan dia?. "Nanti saya panggil teman yang di bagian kebersihan, karena tugas saya hanya menerima pesanan makanan". Wow jawaban yang luar biasa mencengangkan. Di sebuah rumah makan saja ada spesialis pekerjaan, padahal apa sih sulitnya mengangkat piring-piring kotor.
Itu cerita tentang pelayanan di rumah makan. Bagaimana dengan Anda? Peristiwa saling lempar tanggung jawab dan kesalahan sering terjadi di lingkungan pekerjaan kita. Jika ada nasabah complain dan kebetulan salah telpon, maka sering kali kita menjawab ini bukan di unit saya, saya tidak tahu siapa yang harus menangani, lain kali jangan telpon saya lagi. Jawaban yang tidak simpatik tersebut tentu saja akan mengecewakan nasabah. Apa yang seharusnya Anda lakukan? Kuncinya sebenarnya mudah saja yaitu mendengarkan keluhan nasabah, semaksimal mungkin membantu menjawabnya. Jika memang bukan di unit kerjanya, berikan solusi dengan menghubungi unit terkait. Jelaskan dulu ke unit terkait secara singkat agar nasabah tidak perlu mengulang secara panjang lebar.
Kembali kepada cerita di rumah makan tadi, saat saya complain, kenapa dia tidak mau membereskan piring kotor dan harus menunggu petugas kebersihan, maka si pelayan menjadi serba salah. Akhirnya dia memanggil petugas kebersihan dan bersama-sama membersihkannya. Apakah Anda perlu "ditegur", "diomeli" nasabah baru melakukan tugas dengan baik?. Sebagai profesional tentu saja kita tidak perlu mendapat teguran, baru bekerja dengan baik karena perusahaan membayar Anda untuk bekerja semaksimal mungkin, salah satunya dengan melayani nasabah baik eksternal maupun internal. Melayani dengan hati adalah ungkapan yang sering di dengar tapi untuk melaksanakannya tidaklah semudah mengucapkannya. Kadangkala saat Anda melayani tapi tidak dengan tulus dan sering bergumam di dalam hati "Rese benar nih orang" atau menceritakan kekesalannya kepada teman-teman kerja.
Saya teringat kata-kata bijak seorang teman yang mengatakan jika nasabah tidak puas maka dia akan bercerita kepada teman-temannya dan mereka akan meninggalkan perusahaan Anda. Ingat kelangsungan perusahaan adalah berkat adanya nasabah.
Mungkin semboyan rumah makan padang bisa menjadi pembelajaran yaitu "Jika Anda puas beritahu teman, jika Anda tidak puas beritahu kami". Filosopi sederhana tersebut membuktikan rumah makan Padang ingin terus meningkatkan pelayanan. Jika ada pelanggan yang tidak puas maka mereka tentu saja akan mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan. Mari kita melayani dengan hati yang gembira dan tulus.

POINT POSITIF VS POINT NEGATIF

Suatu siang saya mengunjungi perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, Point2000 di bilangan Roxy Mas, Jakarta Pusat. Saya menemukan sesuatu yang menarik terpampang di tempat strategis tentang sebuah coorporate value yaitu POINT yang  ternyata mempunyai arti sangat bagus. P = professionalism, O = optimism, I = integrity, N = net working dan T = team work.  Menurut sang pemilik Herson Thanos, dengan coorporate value tersebut diharapkan para manajemen dan seluruh karyawan dapat menjalankannya. Memang implementasinya tidaklah semudah membacanya. Setiap orang, termasuk Anda dalam bekerja harus melakukannya secara profesional. Dan untuk membuat Anda bekerja secara profesional  maka Anda harus mempunyai sifat yang optimis. Sikap optimis sangat diperlukan agar setiap orang bekerja secara maksimal. Integritas seseorang diukur dengan perilaku sehari-hari seperti absensi, kejujuran, etos kerja dan sebagainya. Jika setiap orang mempunyai integritas yang baik maka mereka akan menjunjung tinggi nama baik dan tujuan perusahaan. Sedangkan networking atau jaringan diperlukan untuk memperluas bisnis perusahaan agar mudah untuk memasarkan produk dan menjangkau pasar yang lebih luas. Yang sangat penting adalah team work,  karena  POIN jika tidak ada T maka tidak akan menjadi POINT. Penjabarannya adalah  jika tidak ada kerja sama yang baik sebagai satu team, sehebat apapun ke empat unsur tadi tidak akan bermanfaat.
Tadi sudah diceritakan POINT Positif yang semuanya menunjukkan ciri-ciri achiever. Dasar seorang penulis, maka saya iseng membuat lawannya atau mediocre.  Ternyata setelah berpikir dan mencari yang tepat, akhirnya saya menemukan juga. POINT mediocre sebagai berikut, P= pessimism, O = opportunist, I = inconsistent , N = negative thinking dan T = trouble maker. Jika di perusahaan banyak orang yang pesimis, tidak konsisten , pembuat onar dan selalu berpikiran negatif maka dapat dibayangkan perusahaan itu akan jalan di tempat. Sedangkan orang yang opportunist adalah orang yang selalu mencari kesempatan dari situasi tertentu untuk keuntungannya sendiri. Tipe orang ini sangat berbahaya karena bisa menjadi musuh dalam selimut maupun sebagai provokator. Sebuah perusahaan tidak akan bisa berkembang jika banyak karyawannya yang berperilaku POINT negatif. Mereka adalah para karyawan bermental mediocre. Jika tidak segera dibenahi maka secara perlahan akan menurunkan kinerja perusahaan dan mungkin saja perusahaan tersebut akan makin terpuruk.
Bagaimana dengan Anda? Apakah  Anda seperti POINT Positif? Jika ya, berarti Anda telah menjadi seorang achiever, teruskan dan yakinlah selangkah lagi Anda akan meraih banyak keberhasilan. Tapi bagi Anda yang berperilaku POINT negatif, segera perbaiki sebelum manajeman perusahaan Anda menyadari dan menjatuhkan hukuman kepada Anda.
"Perusahaan telah membayar harga yang mahal kepada kita, sekarang buktikan Anda menjadi POINT positif, dan bukan sebagai POINT negatif".

PELANGGAN ADALAH ASSET PERUSAHAAN

Pelanggan adalah orang paling penting di kantor ini, baik dalam wujud pribadi maupun dalam bentuk surat. Pelanggan tidak tergantung pada kita, kitalah yang tergantung padanya.Pelanggan bukan merupakan gangguan terhadap kerja kita, ia merupakan tujuan dari kerja kita. Kita tidak berbuat kebajikan dengan melayaninya, dialah yang berbuat kebajikan karena memberikan kesempatan kepada kita untuk melayaninya (Sumber: Brosur dan poster dari LL Bean, Inc, Freeport, Maine)
Apa yang terlintas dalam pikiran anda mendengar kata Pelanggan? Banyak orang berpikir bahwa pelanggan adalah seseorang atau suatu organisasi yang membeli produk / jasa yang kita tawarkan. Sebagai seorang SALES seharusnya anda harus melihat pelanggan lebih dari sekedar dari seseorang yang membeli produk ataupun jasa yang anda tawarkan.
Pelanggan sebenarnya merupakan asset terbesar bagi perusahaan, karena tanpa mereka perusahaan tidak akan ada. Kelangsungan suatu bisnis mutlak tergantung dari ada tidaknya perhatian yang besar terhadap kebutuhan pelanggan. Semakin banyak dan semakin loyal pelanggan terhadap Anda, maka semakin kuat kemungkinan bisnis Anda meraih sukses.
Pertanyaan selanjutnya adalah sudahkah Anda memberikan yang terbaik untuk pelanggan? Dan pernahkah terpikir oleh Anda Bagaimanakah agar dapat melayani pelanggan dengan baik?
Berikut ini  saya akan mensharingkan bagaimana agar Anda bisa melayani pelanggan dengan lebih baik lagi. Kata kuncinya adalah Anda harus peduli terhadap pelanggan Anda.
Seorang bijak pernah berkata: "Orang tidak peduli seberapa banyak anda tahu, sampai mereka tahu seberapa banyak anda peduli kepada mereka." Seorang Sales yang baik tentu perlu mempunyai banyak pengetahuan dan wawasan, tetapi semua itu tidaklah berarti dimata pelanggan sampai mereka tahu seberapa peduli Anda terhadap mereka.
Bagaimana cara menunjukkan bahwa Anda peduli terhadap pelanggan Anda? Anda bisa memulainya dari hal sederhana misalnya apakah Anda mengetahui apa makanan kesukaan mereka, kapan tanggal lahir mereka, apakah Anda mengenal industry pelanggan Anda dan banyak lagi lainnya.
Bayangkan bila Anda bertemu dengan seorang pelanggan dari sebuah industry tertentu dan Anda tidak pernah mendengar industry mereka, bagaimana perasaan pelanggan Anda? Dan sebaliknya ketika Anda mengenal industry pelanggan Anda, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dan pada akhirnya memudahkan Anda untuk menjual.
Pelanggan akan lebih respek dan mau menerima Anda ketika mereka tahu bahwa anda juga memperhatikan mereka. Untuk itu sudah saatnya untuk menunjukkan kepedulian terhadap pelanggan dan mendengarkan Pelanggan Anda!
Sebuah pelayanan pelanggan dimulai dengan sebuah kepedulian.

KEPUASAN PELANGGAN

Memastikan kepuasan pelanggan merupakan suatu standard minimum yang harus diupayakan setiap usaha (yang fokus kepada pelanggan) karena kepuasan pelanggan itu adalah awal dari pelanggan yang loyal. Ya. Ini baru awal, bukan kunci utama. Pelanggan yang puas belum serta merta menjadi pelanggan yang loyal. Bisa jadi mereka juga mempunyai pengalaman memuaskan di tempat lain. Mereka belum menjatuhkan pilihan mereka kepada usaha kita atau yang lain. Pelanggan yang puas masih sampai pada level tidak mempunyai keluhan atau masalah terhadap usaha kita.
Walaupun kepuasan pelanggan HANYA satu potongan puzzle dari terciptanya pelanggan yang loyal, kepuasan pelanggan, tentu saja, sangat esensial. Apalah gunanya kita memberikan aneka ragam kejutan dan segala macam program untuk menjadikan pelanggan kita loyal, tetapi kita justru gagal memastikan kepuasan mereka secara day-to-day?  Itulah mengapa kepuasan pelanggan TETAP sangat penting untuk kita pastikan. Untuk memastikannya, kita perlu mengerti komponen apa saja yang menyusun pengalaman pelanggan secara keseluruhan dan bagaimana pelanggan menyusun komponen-komponen itu.
Apa saja komponen yang menyusun pengalaman pelanggan secara keseluruhan? Pengalaman pelanggan tersusun ketika mereka menuju dan berada di tempat kita (Place), menggunakan produk kita (Product), menjalani rangkaian proses kita (Process), “berhubungan” dengan orang-orang kita (People), dan mengalami masalah yang ada hubungannya dengan kita (Problem). Place, Product, Process, People, dan Problem (5P) adalah komponen penyusun pengalaman pelanggan.
Mari kita telaah satu per satu seluruh komponen itu.
Kita mulai dengan Place. Pelanggan mulai pengalamannya dengan komponen ini ketika mereka ingin membeli barang atau jasa kita. Mereka melakukan perjalanan menuju tempat kita. Lama atau cepat waktu tempuh, bagus atau buruk akses menuju tempat kita, jauh dekat jarak tempuh, dan mudah tidak menemukan tempat parkir mempengaruhi pengalaman awal pelanggan. Kemudian mereka akan memasuki tempat usaha kita. Kebersihan, warna cat, desain interior maupun eksterior, kebersihan serta kesejukan udara, suara-suara yang terdengar di tempat kita, dan lain sebagainya menambah “bentuk” pengalaman para pelanggan kita. Tanpa sadar – juga secara sadar, tergantung seberapa kuat kesan baik maupun buruk tempat yang mereka dapat – pelanggan kita itu membentuk opini-opini tertentu tentang (tempat) usaha kita. Kita sekarang tahu mengapa pemilihan lokasi dan penataan tempat sangat penting dalam bisnis.
Kemudian pelanggan akan mulai mencari barang atau pelayanan yang hendak mereka beli. Mulai dari ada tidak produk yang mereka inginkan, packaging (catatan: untuk jasa packaging bisa berarti bagaimana informasi tentang jasa itu disajikan), ketersediaan pilihan, harga, sampai kualitas dari barang atau jasa itu akan dinilai oleh pelanggan, dan kemudian membentuk opini mereka tentang usaha kita.
Selama mereka berada di tempat kita dan mencari barang atau jasa yang mereka inginkan, tentu mereka akan terlibat dalam beberapa rangkaian aktifitas tertentu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka menjalani proses-proses. Proses paling kecil yang paling sering terlewat oleh kalangan pemilik usahapun sudah bisa mempengaruhi opini dan pengalaman pelanggan. Ingat kembali saat ketika kita mengunjungi suatu pusat perbelanjaan dan harus menarik satu trolley dari rangkaiannya. Mana pusat perbelanjaan yang kita sukai terkait kemudahan menarik trolley ini? Tidakkah kita pernah berpikir bahwa seharusnya manajemen pusat perbelanjaan ini melakukan sesuatu untuk mempermudah kita menarik trolley? Mungkin kita pernah membeli kosmetik, atau susu formula, dimana kita hanya membawa kotak kosong ke kasir, membayar, kembali ke lorong display kosmetik atau susu formula tadi, menunjukkan bukti pembayaran, dan baru diberi kotak yang ada isinya. Apa yang kita pikirkan waktu itu? Bisa jadi kita juga pernah duduk menunggu giliran di satu bank dan tidak pernah tahu kapan giliran kita tiba, selain mengetahui berapa nomor antrian kita. Masih terasa jengkelnya kan? Bukan hanya proses “birokrasi” yang berbelit yang bisa menurunkan kepuasan pelanggan, proses-proses simple seperti contoh di atas sudah cukup untuk mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap bisnis kita.
Bila Place, Product, dan Process yang kita punyai masih mempunyai beberapa kekurangan, People adalah andalan kita untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan itu. Kita memerlukan orang-orang yang sangat fokus kepada pelanggan untuk membantu usaha kita karena People seharusnya menjadi pembeda. Kompetitor kita bisa mendirikan tempat usahanya tepat di samping kita atau bahkan di lokasi yang jauh lebih baik lagi, mereka bisa menyamai penataan tempat kita, menjual barang atau jasa yang sama dengan kita, atau mengembangkan sistem proses yang serupa dengan kita, tetapi mereka tidak bisa memiliki orang-orang kita (paling tidak sampai mereka bisa meyakinkan orang-orang kita untuk pindah kesana) pada usaha mereka. Contoh orang-orang hebat yang bisa membantu usaha kita untuk memenangkan persaingan bisa dibaca pada artikel-artikel saya sebelum ini.
Bisnis tak selamanya berjalan lancar. Pelayanan kita tak selalu bisa diterima baik oleh pelanggan. Selalu ada masa ketika masalah menjadi masalah kita. Karena itu komponen Problem adalah komponen pengunci dari keseluruhan pengalaman pelanggan. Bila pelanggan mengalami masalah seperti apakah kemampuan kita menyelesaikan masalah tersebut? Secara rata-rata, dengan rentang skor dari 0, untuk sangat buruk dan tidak ada harapan, sampai 10, untuk luar biasa hebat, berapa skor kepuasan pelanggan terhadap pengelolaan masalah yang pernah kita berikan? Sebagai suatu usaha, maka memiliki sistem serta kebiasaan pemecahan masalah yang prima adalah banteng terakhir kita. Terlebih lagi, masalah sebenarnya adalah sebuah kesempatan untuk secara segera menjadikan seorang pelanggan loyal. Ingat, kalimat pernyataan sebelum ini benar hanya jika (karyawan) kita memiliki kemampuan memecahkan masalah yang luar biasa.
Setelah kita mengerti kelima komponen penyusunan pengalaman pelanggan, kita perlu memahami bagaimana cara mengukur “kepantasan” lima komponen tersebut dalam bisnis kita. Ini berarti kita juga perlu tahu bagaimana pelanggan mengukur lima komponen tadi. Ternyata sederhana sekali, pelanggan mengukur 5P kita dengan seluruh indra yang mereka punyai, persis sama seperti bagaimana mereka menjalani dan menilai hidup mereka.
Pelanggan menilai Place, Product, Process, People, dan Problem dengan menggunakan penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap, dan tentu saja perasaan mereka. Pelanggan akan “menangkap” segala macam warna, bau, suara, material, rasa, dan sensasi-sensasi lain ketika mereka bersinggungan dengan lima komponen itu. Segala sesuatu mulai dari jauh dekat lokasi kita, kebersihan tempat, bau yang ada tempat kita, kondisi barang atau jasa kita, warna seragam orang-orang kita, bau badan (ma’af), bau mulut, cara bicara, sampai sikap mereka ketika menyelesaikan masalah, semua itu, akan “ditangkap” oleh indra pelanggan. Kemudian, “hasil tangkapan” tadi sedikit demi sedikit akan membentuk persepsi mereka tentang usaha kita.
Mempertimbangkan hal-hal di atas, maka cara terbaik untuk mengukur 5P kita adalah dengan melibatkan sebanyak mungkin orang untuk berperan sebagai pelanggan dan mulai, secara jujur, melakukan observasi terhadap 5P tadi. Temukan hal-hal yang bisa mengirim pesan buruk kepada indra pelanggan dan segera perbaiki. Identifikasi hal-hal yang bisa mentransformasikan pesan baik kepada pelanggan dan jadikan ini standar minimum yang harus selalu dipraktekkan agar kepuasan pelanggan bisa selalu dipastikan.
Kepuasan pelanggan, sekali lagi, adalah satu potongan puzzle dari upaya menciptakan pelanggan yang loyal. Untuk menjamin kepuasan pelanggan secara konsisten kita perlu memperhatikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan tempat (Place), produk (Product), proses (Process), orang-orang (People), dan masalah (Probem) di bisnis kita. Sering-seringlah mengajak tim kita untuk berjalan-jalan dan berpikir sebagai pelanggan, melakukan observasi pada 5P tadi agar usaha kita selalu mampu menampilkan 5P yang terbaik bagi pelanggan. Hal ini yang akan menjamin terciptanya kepuasan pelanggan yang lebih konsisten, sebagai awal dari terciptanya pelanggan-pelanggan yang loyal pada usaha kita.

CREATING YOUR OWN LUCK

Jika Anda percaya hukum tabur tuai maka keberuntungan pun barangkali bisa dikondisikan. Jadi mulailah menabur hal-hal baik sehingga Anda bisa menuai banyak keberuntungan dalam hidup Anda.
"Selamat foto Bapak yang berjudul Senja di Salatiga memenangkan BlackBerry Photo and Theme Contest yang diadakan oleh Telkomsel. Bapak mendapatkan hadiah sebuah BlackBerry Gemini. Selamat ya, Pak," kata petugas Telkomsel yang menelpon saya siang itu. Tentu saja ini sebuah kabar gembira sebab saya sama sekali tidak menduga akan menjadi salah satu dari tiga pemenang lomba tersebut.
Ada begitu banyak hal yang membuat saya semula agak ragu akan menang. Pertama, saya bukan seorang fotografer atau setidaknya saya tidak mengerti teknik fotografi yang baik. Saya juga agak bingung ketika beberapa teman yang mengerti fotografi mengatakan bahwa foto itu memang bagus, baik dari momen maupun teknik pencahayaan. Kalau pun mau dikatakan fotografer maka saya ini sebenarnya belum layak untuk bisa dikatakan fotografer amatir.
Kedua, foto tersebut hanyalah foto iseng. Ya, iseng! Ceritanya begini. Beberapa waktu lalu saya bersama keluarga dan tim House of Talent Ministry (www.hotministry.org), lembaga non-profit kami sedang berada di Pondok Remaja di daerah Salib Putih, Salatiga untuk memberikan pelatihan selama tiga hari. Pada waktu itu, saya melihat kolam renang di hotel tersebut sangat bagus. Kebetulan saya tidak membawa kamera digital. Lalu secara spontan, saya mengambil BlackBerry saya dan memotretnya.
Beberapa waktu kemudian, saya menerima sms mengenai adanya lomba tersebut dan secara iseng –tanpa berharap untuk menang sama sekali - saya pun mengirimkan foto tadi. Di luar dugaan, foto tersebut terpilih dari ratusan foto yang masuk ke panitia lomba. Puji Tuhan!
Tidak sedikit teman yang kemudian berkomentar bahwa apa yang terjadi pada saya adalah sebuah hoki alias keberuntungan (luck). Ibarat kata pepatah saya “mendapat durian runtuh” tanpa diduga-duga. Bercermin dari peristiwa ini saya kemudian merenungkan apakah yang saya alami adalah sebuah kebetulan? Benarkah keberuntungan adalah sebuah kebetulan?
Mohon maaf, saya pribadi tidak percaya akan adanya barang-barang yang konon katanya bisa membawa keberuntungan hidup. Jangan-jangan hal-hal tersebut hanya sebuah sugesti yang bisa jadi justru merupakan sebuah tindakan yang berlawanan dengan keyakinan iman alias berhala.

Menjemput Keberuntungan

Meski terkadang tidak bisa dijelaskan secara logika, dalam hal tertentu keberuntungan mungkin dapat kita jemput atau ciptakan. Barangkali beberapa tips berikut akan berguna bagi Anda.
1. Menekuni apa yang Anda lakukan.
Pernahkah Anda mendengar orang yang berkata “wish me luck” ketika akan mengikuti sebuah perlombaan? Pertanyaan terpenting, apakah orang tersebut masuk arena tanpa sama sekali melakukan latihan atau persiapan diri? Tentu saja tidak. Jauh sebelum perlombaan dimulai, peserta lomba tentu sudah giat berlatih dan mempersiapkan diri. Ini adalah bagian dari menekuni sebuah bidang dengan penuh disiplin dan dedikasi. Motivator terkenal, Zig Ziglar berkata bahwa persiapan yang spektakuler mendahului penampilan yang spektakuler (It's true. Spectacular preparation precedes spectacular performance). Ada juga yang berkata, bahwa seorang juara tinju sesungguhnya telah menjadi juara sebelum ia masuk ring. Hanya saja ia baru diakui sebagai juara ketika berada di dalam ring. Barangkali itulah sebabnya ada juga yang berkata bahwa keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan diri dan kesempatan.
2. Ambil risiko yang telah diperhitungkan.
Keluar dari zona nyaman dan beranilah mencoba hal-hal baru untuk mendapatkan hasil yang selama ini belum didapatkan. Tentu ini tidak mudah. Keragu-raguan hingga kekhawatiran biasanya akan melingkupi saat kita akan melakukan hal-hal baru. Kalkulasikan secara cermat dan tepat apa saja manfaat yang bisa didapatkan jika kita melakukan hal-hal baru. Lakukan kalkukasi ini bersama mentor atau sahabat-sahabat dekat kita yang selama ini biasa mendukung kita ketika kita memiliki impian akan hari esok yang lebih baik. Ukurlah kemampuan diri. Apakah hal-hal tersebut memang sesuai dengan talenta atau kelebihan kita. Jika kita ingin mencapai hal-hal yang lebih besar kita memang harus bersedia keluar dari zona nyaman namun usahakan tidak meninggalkan zona talenta sebab dalam bidang di mana kita bertalenta kita akan lebih termotivasi. Dan itu adalah salah satu kunci terpenting untuk mempertahankan motivasi diri.
3. Melangkah dengan doa.
Secara pribadi saya sangat menyakini ada kuasa dari tempat yang maha tinggi yang mengatur alur kehidupan setiap orang beriman. Hanya saja terkadang kita tidak menyadarinya. Saya kemudian bercermin ke begitu banyak keberuntungan hidup yang saya alami. Sepertinya semua serba kebetulan namun jika dilihat dari sisi lain, sebetulnya tidak. Misalnya bertemu jodoh justru ketika opname di rumah sakit, memperoleh ayah angkat yang adalah guru Matematika SMA saya hingga memperoleh tawaran membuka bisnis sendiri dengan modal sepenuhnya dari bos. Semua ini tentu tidak terlepas dari doa. Baik doa pribadi maupun doa dari orang-orang yang sungguh mengasihi saya Maka sudah seharusnya ketika kita melakukan sesuatu, kita tidak boleh melupakan kegiatan yang terkadang amat sederhana yang bernama doa.
4. Senantiasa memberikan yang terbaik.
Bisakah kita menjadi orang hebat selama setahun? Rasanya amat sulit. Namun, bisakah kita menjadi orang hebat dalam satu menit? Tentu saja bisa. Anda dan saya tentu saja bisa menjadi sahabat yang baik dalam satu menit, misalnya dengan mendengarkan keluh kesah sahabat atau mengulurkan tangan untuk membantu penderitaan sahabat. Di mana pun kita berada, sadarilah peran yang sedang kita emban, deskripsikan bagaimana kita bisa unggul atau maksimal dalam menjalankan peran tersebut lalu berikan upaya terbaik kita. Jika menit demi menit kehidupan bisa kita melewati dengan menjadi dan melakukan yang terbaik, niscaya hari tersebut akan terasa lebih bermakna. Jika hari-hari menjadi lebih bermakna, demikian pula minggu demi minggu, bulan demi bulan hingga tahun demi tahun yang kita lalui akan terasa jauh lebih indah.
5. Hidup dengan standar karakter yang tinggi.
Kejujuran, integritas, disiplin, komitmen, kesetiaan terkadang menjadi faktor yang jauh lebih penting dalam menunjang kesuksesan seseorang dibandingkan dengan kepandaian akademik semata. Kualitas-kualitas karakter dalam diri seseorang akan menjadi pondasi-pondasi kesuksesan hidup di masa mendatang. Tidak berlebihan jika Chao-Hsiu Chen, penulis The Bamboo Oracle memberikan sebuah nasihat yang amat bijaksana, “Look at your own life and that your roots, your trunks, your branches and your leaves will live as long as your character is noble. Therefore you can be lucky.” Ya, amatilah kehidupan Anda, akar, batang, cabang dan daun-daun Anda akan hidup sepanjang Anda memiliki karakter mulia. Dengan demikian Anda dapat menjumpai keberuntungan dalam hidup Anda.
Semoga Anda senantiasa menjadi orang yang beruntung! Amin.

BERKOMUNIKASI EFEKTIF DALAM SEBUAH TEAM

Salah satu komponen penting dalam membangun sebuah teamwork yang baik adalah adanya komunikasi yang efektif dalam tim tersebut. Komunikasi dapat memperkuat ataupun memperlemah bahkan menghancurkan sebuah tim. Good communication can build up a team, bad one can break it. Komunikasi yang baik dapat membangun kekuatan sebuah tim, sedangkan komunikasi yang buruk dapat menghancurkannya.
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Tentu kita sudah sering mendengar semboyan tersebut di telinga kita. Semboyan ini merupakan salah satu semboyan dalam perjuangan bangsa kita dalam perang untuk merebut kemerdekaan. Hal ini dapat kita lihat secara nyata dalam contoh sebuah sapu lidi. Batang yang digunakan untuk membuat sapu lidi teramat tipis dan rapuh. Seorang anak berusia lima tahun pun dapat mematahkannya dengan mudah. Tetapi apa yang terjadi apabila kita menyatukan batang lidi yang teramat tipis dan rapuh tersebut menjadi sebuah sapu lidi? Jangankan seorang anak kecil yang berusia lima tahun, orang dewasa yang telah berusia dua puluh tahun pun tidak dapat mematahkannya walau ia menggunakan seluruh tenaganya. Begitu pula yang akan terjadi apabila kita bekerjasama dalam sebuah tim.
Sebenarnya, setiap orang di planet ini terlibat atau melibatkan diri dalam pembangunan tim. Oleh karena itu, kita dirancang untuk berfungsi dalam jalinan dan hubungan saling ketergantungan dengan orang lain. Hal ini tidak terlepas dari sifat manusia yang merupakan makhluk sosial, yang harus berinteraksi dengan sesamanya untuk dapat hidup dengan baik. Sebuah perusahaan merupakan kerjasama dari tim. Sebuah klub sepak bola merupakan hasil kerjasama sebuah tim. Bahkan untuk hal-hal yang bersifat individual pun tetap memerlukan sebuah tim untuk dapat berfungsi secara baik. Sebagai contoh dapat kita lihat pada olahraga perseorangan seperti olah raga tinju, lari, golf maupun catur. Kita tidak dapat berhasil mencapai suatu kesuksesan dalam olah raga tersebut tanpa adanya kerjasama. Seorang atlet tinju, lari, golf, dan olah raga individu lainnya tetap membutuhkan pelatih, manajer, maupun para pendukungnya untuk saling bekerjasama dalam mencapai sukses.
Kapan dan di mana pun orang bersama-sama atau berada dalam kebersamaan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, itulah sebuah tim. Prioritas utama sebuah tim apapun adalah untuk belajar berfungsi seefektif dan semulus-mulusnya sehingga secara individu dan bersama-sama, anggota tim itu dapat meraih sasaran yang tepat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat meraih kesuksesan tanpa bekerjasama dengan orang lain.Kekuatan Kerja Tim
TEAM (Tim) bukanlah sekedar kata, melainkan juga merupakan akronim untuk suatu kebenaran yang dahsyat, yaitu Together Everyone Achieve More. Konsep dari tim ini terbentuk dari kata yang sering kita dengar berulang kali, yaitu sinergi. Kata sinergi ini berasal dari bahasa Yunani sunergos, "sun" berarti bersama dan "ergon" berarti bekerja. Sinergi berarti interaksi dari dua individu atau lebih atau kekuatan yang memungkinkan kombinasi tenaga mereka melebihi jumlah tenaga individu mereka.
Kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama menuju satu visi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran organisasi. Itulah rangsangan yang memungkinkan orang biasa mencapai hasil yang luar biasa. Dalam mata kuliah Organizational Behavior yang pernah saya pelajari, terdapat demonstrasi bagaimana kerjasama dapat menghasilkan suatu hal yang luar biasa. Kami disuruh untuk membentuk beberapa tim yang beranggotakan lima orang, di mana kami semua belum memiliki kemampuan untuk menganalisis bidang ini dengan baik. Setiap orang dalam kelompok kami diminta untuk memberikan peringkat terhadap suatu hal berdasarkan urutan dari hal yang kami anggap paling penting. Setelah itu setiap pendapat dari kami digabungkan untuk mendapatkan rata-rata peringkat untuk setiap kelompok. Apa yang terjadi? Kesimpulan rata-rata kelompok kami mendekati jawaban yang telah diberikan. Bahkan apabila hasil dari setiap kelompok disatukan dan diambil rata-ratanya, maka penilaian kami hampir sama dengan penilaian para ahli di bidang tersebut. Demonstrasi nyata lain mengenai prinsip sinergi dapat kita lihat pula dalam kontes kuda penghela dalam kontes kuda penghela di suatu pekan raya kota. Kuda juara dalam kontes tersebut mampu menghela gerobak seberat 2.250 kilogram. Juara kedua sanggup menarik beban sebesar 2.000 kilogram. Dalam teori, berarti kedua kuda tersebut secara bersama-sama harus mampu menggerakkan maksimum 4.250 kilogram. Untuk uji coba teori tersebut, pemilik kedua kuda memadukan kedua kuda dan membebaninya dengan gerobak. Semua orang yang melihat terperangah. Kedua kuda tersebut mampu menarik beban seberat 6.000 kilogram, atau 1.750 kilogram lebih berat dibanding jumlah upaya yang mampu mereka lakukan sendiri-sendiri. Sinergi dapat dipakai untuk menyatukan tenaga individu, menutup keterbatasan individu, untuk menggandakan upaya individu, supaya sasaran yang lebih banyak dan lebih besar dapat dicapai.Komunikasi
Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan. Kelima unsur tersebut adalah:1. pengirim pesan (sender),2. pesan yang dikirimkan (message),3. bagaimana pesan tersebut dikirimkan (communication channel),4. penerima pesan (receiver), dan5. umpan balik (feedback).Pesan tersebut disampaikan melalui suatu media komunikasi, sehingga dapat diterima dengan baik oleh si penerima, dan menghasilkan umpan balik yang berguna bagi si pengirim pesan. Yang dimaksud media komunikasi di sini bukan hanya berupa percakapan secara langsung dengan menggunakan suatu bahasa yang dapat dimengerti, melainkan segala hal yang dapat membuat individu saling berinteraksi dan saling mengerti mengenai pesan apa yang akan disampaikan, sehingga tidak terjadi salah penafsiran mengenai isi dari pesan tersebut. Media komunikasi tersebut bisa juga berupa isyarat melalui gerakan tubuh, morse, maupun melalui alat bantu seperti surat, gambar, serta alat bantu visual lainnya.Komunikasi dalam Tim
Untuk dapat membangun kerjasama dalam sebuah tim, diperlukan komunikasi antaranggotanya agar tujuan bersama dapat tercapai. Pernah kah kita membayangkan apa yang terjadi dalam suatu tim apabilla setiap anggotatim tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan anggota tim lainnya? Seberapa pun hebatnya kemampuan individu dalam suatu tim, mereka tidak akan ada gunanya apabila tidak dapat berkomunikasi antara yang satudengan lainnya. Mereka hanya akan menjadi sebuah kelompok yang tidak tahu ke mana arah yang akan dituju.Keahlian mereka akan menjadi sia-sia apabila mereka tidak dapat mengkomunikasikannya dengan orang lain. Seperti yang telah dikatakan oleh William Shakespeare
"No man is lord of anything, though in and of him there be much consisting, till he communicate his part to other." Contoh nyata yang sering kita lihat adalah pada pertandingan sepak bola. Sering kali pada pertandingan sepak bola, di mana terdapat suatu tim yang bertabur bintang dengan skil individu yang tinggi kalah oleh sebuah tim yang berisikan pemain dengan kemampuan skill individu yang tidak begitu menonjol. Apa yang menyebabkan tim tersebut dapat menang? Komunikasi yang baik dan saling pengertian antarpemain dalam tim tersebutlah yang menyebabkan tim yang diisi oleh pemain yang memiliki skill rata-rata dapat berubah menjadi tim yang hebat dan menakutkan. Hal ini telah diakui oleh pelatih sepak bola manapun di dunia ini.Mereka mengakui bahwa skill individu merupakan hal yang penting, tetapi ada hal yang lebih penting dalam suatu tim sepakbola; yaitu kerjasama tim, kesadaran akan tugasnya masing-masing dan saling pengertian antarpemain tim tersebut.

HUKUM KOMUNIKASI EFEKTIF

Prinsip dasar yang harus kita perhatikan dalam berkomunikasi dapat kita rangkum dalam satu kata, yaitu
REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble), yang berarti merengkuh atau meraih.
Hukum pertama dalam berkomunikasi adalah Respect. Respect merupakan sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara kita. Kita harus memiliki sikap (attitude) menghormati dan menghargai lawan bicara kitakarena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan orang tersebut. Samuel Johnson mengatakan bahwa "There will be no RESPECT without TRUST, and there is no trust without INTEGRITY."Hukum kedua adalah Empati, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Prinsip dasar dari hukum kedua ini adalah "Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan." "Seek first to understand then be understood to build the skills of emphatetic listening that inspires openness and trust." (Stephen Covey)Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan atau pun umpan balik apa pun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan.Hukum ketiga adalah Audible. Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah:* Buat pesan Anda mudah untuk dimengerti* Fokus pada informasi yang penting* Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut* Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar Anda* Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul* Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan (backup)Hukum keempat adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan (Clarity).
Pesan yang ingin disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity juga sangat tergantung pada kualitas suara kita dan bahasa yang kita gunakan.Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti, akan membuat isi dari pesan kita tidak dapat mencapai tujuannya. Seringkali orang menganggap remeh pentingnya Clarity, sehingga tidak menaruh perhatian pada suara (voice)dan kata-kata yang dipilih untuk digunakan. Beberapa cara untuk menyiapkan pesan agar jelas yaitu:* Tentukan goal yang jelas* Luangkan waktu untuk mengorganisasikan ide kita* Penuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang kita pakai* Buat pesan Anda jelas, tepat dan meyakinkan* Pesan yang disampaikan harus fleksibelHukum kelima dalam komunikasi tim yang efektif adalah sikap rendah hati (Humble)
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika kita berbicara. Justru dengan kerendahan hatilah kita dapat menangkap perhatian dan respons yang positif dari si penerima pesan.
Kita telah mengetahui betapa hebatnya fungsi dari suatu tim, di mana sekumpulan orang yang biasa saja dapat menghasilkan suatu output yang luar biasa. Namun tim tersebut akan menjadi tidak efektif apabila kita tidak dapat saling berkomunikasi. Oleh karena itu diharapkan kita dapat menggunakan kelima hukum komunikasi tersebut untuk membantu kita dalam menciptakan suatu tim yang solid. (Dari berbagai sumber)

PERUBAHAN DIRI

Pertanyaan penting yang perlu Anda jawab adalah, ingin menjadi orang seperti apakah Anda? Luangkan sedikit waktu dan coba bayangkan ingin menjadi seperti apa diri Anda lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Sifat-sifat seperti apa yang Anda ingin miliki? Kualitas kehidupan seperti apa yang Anda akan jalani? Apa yang Anda ingin kerjakan? Bagaimana keadaan keluarga Anda? Bagaimana kehidupan rohani Anda? Berapa banyak uang yang Anda ingin hasilkan? Kondisi kesehatan seperti apa yang Anda inginkan? Pikirkan semua ini secara serius dan gunakan imajinasi Anda.
Jika Anda sudah selesai melakukan hal ini, tanyakan kepada diri Anda sendiri, "Apakah ini berbeda dengan diri Anda yang sekarang?" Jika jawabannya adalah ya bahkan sangat berbeda, berarti hanya ada satu kesimpulan yang kita dapatkan yaitu ANDA HARUS BERUBAH!
Pilihan-pilihan Anda sampai saat ini telah menempatkan Anda di posisi Anda hari ini. Jika Anda ingin berpindah ke posisi yang baru, Anda harus mengubah pilihan Anda agar dapat mencapai posisi yang Anda inginkan. Seperti yang Les Brown pernah katakan, "To achieve something you have never achieved before, you must become someone you have never been before."(Untuk meraih sesuatu yang belum pernah Anda raih sebelumnya, Anda harus menjadi seseorang yang berbeda dari sebelumnya).
Untuk mendapatkan lebih dari yang Anda miliki, jadilah lebih dari diri Anda saat ini. Untuk mencapai sebuah tujuan yang besar, Anda dituntut menjadi orang yang berkapasitas lebih besar. Anda mungkin perlu mengembangkan keterampilan baru, sikap baru, dan kemampuan baru. Intinya Anda harus meregangkan diri sendiri.

STAY MOTIVATED

Anda adalah orang yang paling bertanggung jawab atas masa depan Anda. Atas dasar itulah seharusnya Anda tidak berharap orang lain atau sebuah event akan mengubah hidup Anda. Keputusan untuk mengubah hidup Anda sepenuhnya ada di tangan Anda.

Bagaimana saya menjaga motivasi saya setiap hari? Pertanyaan tersebut sangat sering saya dapatkan baik dalam seminar atau pun melalui e-mail. Tampaknya hal yang paling mendorong orang mengajukan pertanyaan tersebut adalah fakta bahwa beberapa hari setelah mengikuti sebuah "event yang menggoncang emosi" seseorang akan kembali menemukan dirinya dalam keadaan yang sama seperti sebelum mengikuti event tersebut.
Dalam bahasa yang lebih gamblang barangkali bisa dikatakan emosi yang bergolak pada saat event berlangsung sebetulnya adalah motivasi sesaat yang jika tidak dijaga akan seperti soda. Mengembang berbuih-buih pada awalnya namun dalam waktu tidak lama akan segera lenyap, tak berbekas.
Sebuah event –seperti seminar motivasi- tentu dapat menginspirasi seseorang untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik dan bisa jadi ini akan menjadi titik nol bagi masa depan yang gilang gemilang. Hal yang sama juga bisa terjadi ketika kita membaca buku tertentu pada saat kita sedang patah semangat. Buku tersebut seolah memberikan kita semangat dan harapan.
Biasanya, setelah itu, kita akan mulai membuat impian. Kita menulis hal-hal yang ingin kita raih di masa mendatang. Namun pertanyaan terpenting, sudah cukupkah semua itu? Tentu saja tidak!
Tantangan terberat adalah bagaimana menjaga motivasi yang ada. Berikut beberapa tips bisa saya bagikan kepada Anda.
Pertama, genggam erat impian Anda.
Memiliki impian dan menggengam erat impian adalah dua hal yang sangat berbeda. Orang yang menggenggam erat impiannya ibarat orang yang telah menyatu dengan impiannya. Ketika bangun pagi, gambaran impian selalu ada dalam pikirannya. Begitu pun ketika ia melakukan aktivitas sehari-hari. Ketika akan berangkat tidur, gambaran itu tetap ada dan bisa jadi senantiasa didoakan.
Kunci untuk membuat impian menyatu dengan diri seseorang adalah KMS (Kejelasan, Manfaat dan Strategi). Kejelasan berarti impian yang dimiliki bukan sekedar angan-angan atau khayalan yang muluk-muluk melainkan bisa dideskripsikan secara jelas. Misalnya ketika seseorang berkata ia ingin jadi orang kaya, dengan jelas ia bisa menggambarkan apa arti kaya baginya.
Manfaat adalah dampak positif yang akan dihasilkan jika impian terwujud. Manfaat yang paling baik dan akan menjadi pemacu serta pemicu seseorang untuk bertindak adalah manfaat yang tidak egois. Artinya, ketika impian itu terwujud maka bukan hanya sang pemilik impian yang akan merasakan dampak positifnya namun juga orang-orang yang dicintai. Inilah yang membuat seseorang merasa memiliki kebermaknaan hidup.
Strategi berbicara mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh dalam rangka mencapai impian. Tanpa strategi yang jelas, si pemilik impian ibarat orang yang tersesat dan akan mengalami demotivasi. Strategi yang jelas adalah bagian dari persiapan yang akan membuat seseorang makin percaya diri.
Kedua, perhatikan hubungan-hubungan positif.
Hubungan-hubungan yang kita miliki akan mewarnai cara kita berpikir dan bertindak. Tidak berlebihan jika seorang sahabat mengingatkan bahwa pergaulan yang buruk akan merusak kebiasan yang baik.
Walt Disney mengatakan di dunia ini ada tiga macam orang yaitu well-poisoners, lawn-mover dan life-enhancers. Well-poisoners kurang lebih seperti racun yang manjur. Mereka adalah orang-orang yang membuat Anda patah semangat, meremehkan kreativitas Anda dan sering mengatakan pada Anda hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan.
Lawn-movers atau mesin pemotong rumput adalah orang-orang yang berniat baik namun lebih fokus pada kepentingan dirinya sendiri. Mereka memotong rumput di halaman mereka sendiri dan tidak peduli kepada halaman rumah di sebelahnya. Life-enhancers atau para penyemangat hidup yang lebih baik adalah orang-orang yang senang menginspirasi dan membantu orang lain menjadi lebih baik.
Sejak saya tahu pentingnya menjaga hubungan-hubungan positif yang saya miliki saya menjadi lebih selektif dalam bergaul. Memang, saya memiliki banyak teman namun hanya sekian persen saja yang benar-benar akrab. Kami saling berbagi, memotivasi dan mengingatkan.
Ketiga, perhatikan hubungan mentoring Anda.
Salah satu ciri terpenting agar Anda terus bertumbuh adalah senantiasa belajar dan memperbaiki diri. Hal ini hanya dimungkinkan jika Anda memiliki setidaknya seseorang yang lebih pandai, lebih berpengalaman atau lebih bijak dari diri Anda. Jika Anda adalah orang terpandai di komunitas Anda, bisa jadi hal itu akan menghambat pertumbuhan Anda.
Mentoring dapat menjadi sarana terbaik bagi pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan. Lewat mentoring akan terbangun sebuah relasi positif di mana mentor akan berbagi berbagai sumber daya dan membantu mentee mencapai potensi terbaiknya.
Mentor yang baik adalah mentor yang telah berpengalaman. Artinya, ia telah lebih dewasa dan matang akibat proses kehidupan yang naik turun. Yang tidak kalah pentingnya, mentor adalah orang yang telah mencapai hal-hal yang baru ingin kita capai. Dengan demikian, kita akan memiliki peta masa depan yang lebih jelas dari sang mentor manakala mentor berbagai kisah kesuksesan dan kegagalan hidupnya.
Keempat, perhatikan makanan mental harian Anda.
Selain makanan fisik, makanan mental pun akan berpengaruh bagi kehidupan. Jika sedari bangun pagi kita langsung memasukkan hal-hal negatif, bagaimana mungkin kita bisa berharap sepanjang hari kita akan bersikap positif? Di keluarga kami ada aturan tidak tertulis yaitu usahakan sesedikit mungkin menonton program gosip, apalagi di pagi hari!
Perhatikan juga bahan bacaan. Kitab suci, buku-buku motivasi hingga buku biografi tokoh terkenal yang berhasil bangkit dari kesulitan hidup, kiranya dapat menjadi inspirasi yang menyegarkan hari-hari kita. Dengan kemajuan teknologi informasi, kita pun dapat berlangganan gratis renungan harian dan kata-kata mutiara yang dikirimkan setiap harinya. Saya pribadi sangat menyukai kata-kata mutiara sebab itu merupakan intisari pengalaman atau wisdom sang penulis.
Kelima, bertindak!
Terkadang sebuah event hanya memberikan kita kesadaran pentingnya perubahan hidup namun motivasi sesungguhnya baru kita dapatkan ketika kita bertindak. Ingatlah bahwa dalam kata emotion mengadung unsur motion (gerakan). Terkadang, emosi positif (atau disebut juga antusiasme) baru datang ketika kita bergerak atau mengerjakan sesuatu.
John C. Maxwell dalam program A Minute With Maxwell tentang The Secret of Motivation mengingatkan, “Be a Nike person! Just do it! Ketika seseorang melakukan sesuatu yang seharusnya ia lakukan barulah motivasi itu datang dan menyemangatinya untuk melanjutkan apa yang telah ia lakukan. Motivasi bukanlah penyebab tindakan melainkan produk samping (by product) dari sebuah tindakan. Jika saya berpikir motivasi adalah penyebab maka saya akan menunggu seseorang memotivasi saya baru saya bertindak. Namun ketika saya menyadari motivasi adalah produk samping maka saya akan bertindak lalu perasaan positif itu akan datang menghampiri saya. Dan saya akan berkata, ini sungguh luar biasa!”
Bagaimana menurut Anda?

NILAI DIRI ANDA

Seberapa BESAR (kecil) kah NILAI DIRI Anda…?
Beberapa waktu yang lalu, sewaktu memberikan pelatihan di sebuah bank swasta terkemuka di Indonesia, saya bertemu dengan Office Boy (OB) mantan bawahan saya. Saya masih mengingatnya karena ‘performance’-nya termasuk yang di bawah rata-rata. Datang seringkali terlambat, jam 3 sore dicari seringkali sudah tidak di tempat, ketika ada tamu seringkali orangnya menghilang.
Jadi mudah bukan untuk membuat atasan mengingat anda: jadilah yang terbaik (di atas rata-rata) atau jadilah yang terburuk (di bawah rata-rata)!   Karena sudah banyak orang rata-rata, makanya atasan sulit untuk mengingat.
Saya menyapanya dan bertanya tentang dirinya, pekerjaannya, keluarganya, dan kehidupannya sekarang. Mungkin sudah banyak perubahan karena sudah hampir 10 tahun kami berpisah (ketika itu saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah Pasca Sarjana di Inggris).
Ternyata, I was very suprised, saat inipun dia masih bekerja sebagai seorang OB dengan penghasilan tidak beda jauh dari penghasilannya 10 tahun yang lalu.
Dia mulai berkeluh kesah: hidup ini susah, cari pekerjaan sulit, kebutuhan pokok selalu melambung padahal gaji naik hanya sedikit, atasan tidak fair (tidak pernah memberikan kesempatan), rekan kerja tidak pernah mendukung, dlsbnya.
Sebelum dia curhat lebih lama, saya menyelanya: Semua itu adalah PILIHAN anda, anda yang membuat hal-hal yang disebutkan di atas terjadi! Dia KAGET?!
Saya (S): Coba pikirkan ketika anda masih bekerja bersama saya dulu, sudahkah anda memberikan yang terbaik yang bisa anda berikan? Apakah anda berusaha untuk selalu memberikan lebih atau ketika OB lain memberikan lebih, anda mencibir dan menyebut mereka sebagai ‘penjilat’ atau orang yang tidak ‘realistis’?
Dia (OB): Tapi kan kami dibayar hanya UMR, kami berada di posisi paling bawah dalam hierarki organisasi, ngapain kami memberikan lebih dari job desc yang ada?
S: Nah itulah, ketika anda bilang ngapain memberikan lebih berarti saat itulah anda telah dinilai atau dicap tidak akan mampu untuk mengerjakan lebih dari job desc yang diberikan. Anda tidak akan pernah diberi kepercayaan lebih karena anda tidak pernah menunjukkan bahwa anda sebenarnya mampu.
OB: Tapi kami kan hanya OB, mana mungkin untuk naik jabatan. Sekali OB pensiunnya juga OB bukan?
S: Kata sapa? Apakah anda pernah bertemu dengan Tuhan dan Dia mengatakan bahwa nasib anda adalah sebagai seorang OB hingga anda pensiun? Kalau anda mau tahu, ada seorang OB seperti anda, yang pendidikannya hanya SMA, tapi dalam waktu 19 tahun bisa menjadi seorang Vice President bank asing terkemuka di Indonesia. Anda kaget?
OB: Tapi kalau saya melakukan dan memberikan lebih nanti saya disebut ‘penjilat’ atau ‘carmuk’ (cari muka) oleh rekan-rekan saya? Gimana dong?
S: Itulah yang membedakan orang rata-rata dengan orang di atas rata-rata. Orang rata-rata akan mencari alasan dan pembenaran diri untuk menyesuaikan GOAL yang ingin dicapai dengan kemampuan dirinya, sama seperti anda saat ini. Anda mencari 1001 alasan untuk membenarkan dan men-justifikasi perilaku, tindakan, dan kebiasaan anda, bahwa sebagai seorang OB ngapain bekerja dan memberikan lebih. Kan nasib anda hanya OB dan pensiun juga sebagai OB, betul bukan?
Beda dengan orang di atas rata-rata, mereka akan menyesuaikan KEMAMPUAN dengan goal yang sudah mereka tetapkan sebelumnya. Mereka akan terus meng-upgrade kemampuan untuk mencapai target dengan lebih cepat dan lebih baik. Mengapa anda tidak menggunakan 1001 alasan tadi untuk membantu anda untuk mencapai target atau tujuan hidup anda?
Buat 1001 alasan mengapa dan bagaimana anda harus mencapai target anda dibanding membenarkan dan men-justifikasi kenapa saya tidak berhasil!
OB: Termasuk memberikan dan mengerjakan lebih dari job desc yang diberikan?
S: Yesss! Ketika anda memberikan dan mengerjakan lebih dari nominal gaji anda yang dibayarkan berarti anda meningkatkan NILAI DIRI anda. Terus tingkatkan NILAI DIRI anda sehingga rekan kerja, atasan, bawahan, bahkan orang di luar organisasi tahu nilai diri anda! Ketika nilai diri anda luar biasa, orang lain yang akan ‘hunting’ dan memburu anda, bahkan berlomba-lomba untuk merekrut anda.
Sebaliknya ketika anda mau resign karena tidak ada kecocokan dan atasan sama sekali tidak berusaha menahan anda berarti nilai diri anda lebih rendah dibanding nomimal gaji yang dibayarkan. Ngapain atasan harus menahan anda yang di bawah rata-rata? Di luar sana ada jutaan pengangguran yang siap dan mau memberikan lebih dibanding anda.
Seorang rekan yang sewaktu bekerja di bawah pimpinan saya, terus menerus mengeluh, komplain, dan tidak puas dengan gaji yang dibayarkan serta fasilitas yang diberikan. Ketika dia resign, saya tidak menahannya. Sekarang dia sudah menganggur hampir 1 tahun. Dia mencoba untuk berusaha tetapi ternyata hasil yang diperoleh tidak mencukupi biaya hidup keluarganya. Menunjukkan apa? Bahwa ternyata gaji yang saya bayarkan saat itu melebihi nilai dirinya (over paid), bukan?!
Jadi di sini, saya hanya memprovokasi anda: kerjakanlah dan lakukanlah melebihi nominal gaji yang dibayarkan sehingga otomatis anda meningkatkan nilai diri anda! atau sebaliknya, mengambil sikap sebagai penonton, menjadi ‘komentator’ yang setia, mencibir orang lain sebagai ‘penjilat’ atau ‘tidak realistis’, dan membenarkan serta men-justifikasi perilaku, tindakan, kebiasaan, dan belief anda yang kurang bermanfaat sehingga otomatis anda menurunkan nilai diri anda!
The choice is yours!

BUANGLAH 5 FAKTOR PENGHAMBAT KARIR ANDA!

Setiap orang yang hidupnya bergantung kepada gaji adalah seorang buruh; sekalipun pangkatnya direktur utama. Mengapa para direktur tidak ikut-ikutan demonstrasi untuk memperingati tanggal 1 Mei sebagai hari buruh? Karena, orang yang karirnya bagus tidak lagi disebut buruh. Sedangkan mereka yang karirnya buruk, biasanya memang disebut sebagai buruh. Jika Anda seorang karyawan; maka pastikanlah bahwa Anda memang layak untuk tidak menyandang gelar sebagai buruh. Bagaimana caranya?
Sederhana saja; bangunlah karir Anda sampai ke titik dimana Anda layak dihormati dan dihargai tinggi. Agar bisa membangun karir dengan baik, maka Anda harus membuang jauh-jauh mental ‘b-u-r-u-h’. Mengapa demikian? Karena mental b-u-r-u-h itu menyimpan 5 faktor penghambat karir yang sangat mematikan. Apa sajakah kelima faktor itu? Berikut ini uraiannya.
1. B=Bersembunyi dibalik topeng ‘nasib’. Baik atau buruknya karir seseorang sama sekali tidak ada hubungannya dengan nasib. Perhatikan para pekerja gagal. Mereka menganggap bahwa mandeknya karir dan bayaran mereka sudah menjadi nasib sehingga tidak terdorong untuk menggeliat bangkit dari posisi rendahnya. Walhasil, dari tahun ke tahun tidak ada perbaikan jabatan dan pendapatan signifikan yang mereka dapatkan. Jadilah karyawan yang berani berjuang untuk memperbaiki karir sendiri karena nasib selalu mengikuti ikhtiar yang Anda lakukan.
2. U=Ulet hanya ketika diawasi oleh atasan. Sudah bukan rahasia lagi jika banyak sekali karyawan yang ulet, gigih, dan giat hanya ketika ada atasannya saja. Tapi saat atasannya tidak ada; mereka berleha-leha atau mengerjakan sesuatu yang tidak produktif pada jam kerja. Para pegawai berdasi pun banyak yang memiliki perilaku seperti ini. Padahal, sikap seperti ini jelas sekali menunjukkan jika mereka tidak layak untuk mendapatkan tanggungjawab yang lebih besar. Jadilah karyawan yang bisa diandalkan, baik ada atau tidaknya atasan; karena kualitas seseorang dinilai dari tanggungjawab pribadinya ketika dia sedang sendirian.  
3. R=Rendah diri. Kita sering keliru menempatkan kerendahan hati dengan sifat rendah diri. Ketika berhadapan dengan senior atau orang yang pendidikannya lebih tinggi, kita merasa kecil sekali. Padahal sebagian besar manager atau direktur pada mulanya adalah orang-orang yang menduduki posisi rendah seperti kebanyakan karyawan lainnya. Sifat rendah diri mengungkung orang dalam kotak inferioritas sehingga kapasitas dirinya tidak terdaya gunakan. Jadilah karyawan yang rendah hati, karena mereka yang rendah hati memiliki kualitas diri yang tinggi, namun tetap bersikap arif, positif dan konstruktif.
4. U=Unjuk rasa melampaui unjuk prestasi. Unjuk rasa tidak selalu harus turun ke jalan. Protes soal kenaikan gaji adalah contoh nyata unjuk rasa yang sering terjadi di kantor-kantor. Menggunjingkan atasan dan managemen di kantin atau toilet juga merupakan bentuk unjuk rasa yang tidak sehat. Perhatikan para karyawan yang tidak puas dengan kebijakan perusahaan. Mereka berkasak-kusuk sambil mengkorupsi jam kerja. Padahal, itu semakin menunjukkan kualitas buruk mereka. Jadilah karyawan yang rajin unjuk prestasi, karena prestasi membuka peluang untuk mendapatkan kesempatan dan pendapatan yang lebih besar.  
5. H=Hitung-hitungan soal pekerjaan dan imbalan. Banyak sekali karyawan potensial yang akhirnya gagal membangun karirnya hanya karena merasa tidak dibayar dengan pantas. “Kalau gua digaji cuma segini, ngapain mesti kerja keras?’ begitu katanya. Padahal, sikap seperti itu tidak merugikan perusahaan lebih dari kerugian yang dialami oleh orang itu sendiri. Mereka membuang peluang untuk mengkonversi potensi dirinya menjadi karir yang cemerlang. Jadilah karyawan yang berfokus kepada kontribusi yang tinggi, karena bayaran atau imbalan akan mengikutinya kemudian.  
Jika Anda mampu membuang mental ‘b-u-r-u-h’ yang sudah saya jelaskan diatas, maka Anda tidak akan menjadi buruh rendahan. Sebaliknya, Anda akan menjadi karyawan yang ketika pensiun nanti; memiliki sesuatu yang layak untuk dibanggakan.

6 KAPASITAS KREATIF

Peradaban manusia melalui jaman agraris, industri, informasi dan kini jaman kreatif. Kita dituntut menguasai kemampuan unik di setiap jaman agar bisa bersaing. Apa kemampuan agar kita bisa bersaing di jaman kreatif?
Generasi kakek kita mengidamkan bekerja di sebuah gedung mulai dari pertama kerja hingga pensiun. Generasi ayah kita mengidamkan pekerjaan tetap yang rutin bekerja dari jam 8 hingga jam 17. Tapi generasi saat ini berharap pekerjaan yang fleksibel, tidak monoton dan bisa mengekspresikan potensi diri.
Kita hidup dalam jaman yang terus bergerak dan mengalami perubahan. Jaman kakek kita bukan jaman ayah kita dan bukan jaman kita. Jaman kakek nenek kita hanya negara yang mampu mengglobal dalam bentuk penjajahan (Globalisasi 1.0). Jaman ayah kita hanya perusahaan besar yang mampu mengglobal dalam bentuk ekspansi pasar (Globalisasi 2.0).
Dalam era industri dan informasi, dunia kerja itu rutin, sistematis dan efisien. Kemampuan otak kiri sangat dibutuhkan untuk itu. Pekerjaan mencari siapa yang bisa mengerjakan lebih cepat dan lebih murah. Oleh karena itu, sistem pendidikan dan organisasi kerja kita didesain untuk memenuhi kebutuhan kedua jaman tersebut.
Jaman kita? Setiap orang bisa mengglobal berkat internet dan media sosial. Setiap orang bisa berkreasi dan mengekspresikannya secara luas. Inilah jaman kreatif. Inilah Globalisasi 3.0. Setiap jaman tersebut membutuhkan kapasitas yang berbeda untuk sukses.
Tapi di jaman kreatif  atau era konseptual, menurut, Daniel H. Pink dalam bukunya A Whole New Mind, dibutuhkan 6 kapasitas baru agar kita bisa bersaing. Enam kapasitas itu adalah sinergi antara otak kiri dan otak kanan yang melahirkan high concept – high touch. Enam kapasitas yang menuntut kita mengimajinasikan ulang sistem pendidikan, karir dan organisasi kerja kita.
Daniel H. Pink, menuliskan buku A Whole New Mind, sebenarnya sebagai sebuah peringatan bagi bangsa Amerika Serikat agar tidak tertinggal oleh bangsa-bangsa Asia. Nah, karena kita bisa baca buku itu, memgapa tidak kita belajar untuk menguasai 6 kapasitas itu sehingga bisa bersaing di jaman kreatif?
Sekarang, apa saja 6 kapasitas kreatif itu?
1. Bukan hanya fungsi tetapi juga DESAIN.
Dalam membuat produk, jasa dan layanan tidak semata berpikir tentang fungsional. Bukan lagi sekedar membuat sebuah alat yang bisa digunakan untuk mendengarkan berita dan musik bernama radio. Tapi lebih dari itu, kita perlu mendesain radio yang indah, unik dan menyentuh emosi, seperti Radio Magno. Kita perlu kapasitas untuk berpikir desain.
2. Bukan hanya argumen tetapi juga CERITA.
Jaman kita telah dibanjiri oleh berbagai informasi dan data. Tidak cukup lagi meyakinkan orang dengan menggunakan argumen. Kesadaran akan diri dan menciptakan cerita jauh lebih efektif dalam menyentuh emosi orang lain.
3. Bukan hanya fokus tetapi juga SIMPONI.
Jaman industri dan informasi menuntut kita untuk fokus dan spesialisasi pada suatu bidang. Fokus tidak cukup lagi, kita dituntut mampu memandang gambaran besar dan mensintesakan berbagai sumber daya yang ada. Tidak cukup ahli di bidang fashion, tapi juga kemampuan mensinergikan dengan potensi lokal untuk menciptakan Jember Fashion Carnival.
4. Bukan hanya logis tetapi juga EMPATI.
Dalam era setiap orang tehubungan dengan orang lain, tidak cukup logika yang melandasi hubungan tersebut. Kita dituntut mengasah empati kita untuk memahami emosi orang lain. Kemampuan untuk mendengarkan, menghargai dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
5. Bukan hanya keseriusan tetapi juga BERMAIN.
Jaman industri dan informasi telah menuntut kita untuk bekerja serius dari pagi sampai malam. Keseriusan melahirkan efisiensi. Tapi jaman kreatif membutuhkan ide segar dari kita yang lahir justru ketika kita dalam keadaan bermain yang santai, relaks, dan penuh humor. Perhatikan saja kantor Google yang justru menyediakan banyak arena bermain.
6. Bukan hanya akumulasi tetapi juga MAKNA.
Jaman industri dan informasi membuat orang berlomba-lomba mengakumulasikan hasil kerja atau kekayaan. Ketika kekayaan didapat, seringkali justru perasaan kosong yang lahir. Pada jaman kreatif, orang-orang akan mengimbangi dengan upaya mengejar hasrat agar lebih berarti seperti gerakan sosial yang lahirkan makna hidup dan gerakan spiritualitas.
Sumber: Profec

DIBAYAR LUNAS DENGAN SEGELAS SUSU

Suatu hari, seorang pemuda miskin, yang menjual barang dari pintu ke pintu untuk membiayai sekolahnya, menemukan dirinya hanya memiliki uang sepeser dan dia kelaparan. Dia akhirnya memutuskan untuk meminta makan di rumah selanjutnya. Namun, dia kehilangan keberaniannya ketika seorang wanita muda cantik membuka pintu rumah. Alih-alih meminta makan, pemuda itu hanya meminta segelas air putih. Wanita itu berpikir bahwa pemuda itu terlihat kelaparan jadi dia membawakannya segelas besar susu. Pemuda itu meminumnya pelan-pelan, dan kemudian bertanya, "Berapa saya berhutang kepada Anda?"
"Kamu tidak berhutang apa-apa kepada saya," jawab wanita itu. "Ibu saya selalu mengingatkan kami untuk tidak pernah menerima bayaran atas kebaikan yang kami lakukan."
Pemuda itu kemudian berkata.. "Kalau begitu, saya berterima kasih dari hati saya yang terdalam."
Pemuda itu bernama Howard Kelly, dia kemudian meninggalkan rumah itu bukan hanya dengan fisik yang lebih kuat, namun juga imannya kepada Tuhan dan orang lain. Sebelumnya, dia sudah ingin menyerah dan berhenti.
Bertahun-tahun kemudian, wanita muda tadi mengalami sebuah penyakit kritis. Dokter setempat tidak mampu menanganinya. Mereka kemudian mengirimnya ke kota besar dimana ada spesialis yang dapat menangani penyakitnya yang aneh.
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk memberikan konsultasi. Ketika dia mendengar nama kota asal wanita tersebut, sebuah Cahaya aneh memenuhi matanya. Dengan cepat ia bangun dan turun ke aula rumah sakit menuju kamar wanita itu.
Menggunakan pakaian dokternya dia mengunjungi wanita tersebut. Dr. Kelly langsung mengenali wanita itu, dia kemudian kembali ke ruang konsultasinya dan memutuskan untuk melakukan yang terbaik untuk menyelamatakan nyawanya. Mulai hari itu dia memberikan perhatian khusus kepada kasus wanita tersebut.
Setelah berjuangan selama beberapa waktu lamanya, akhirnya pertempuran dimenangkan.
Dr. Kelly kemudian meminta bagian administrasi untuk menagihkan biaya pengobatan wanita tersebut kepadanya. Dia kemudian melihat tagihan tersebut, kemudian menuliskan sesuatu di tagihan tersebut, lalu tagihan tersebut di kirim ke ruangan wanita tersebut. Wanita itu sangat takut untuk membuka tagihan itu, dia yakin membutuhkan seluruh sisa hidupnya untuk membayar biaya pengobatan itu. Akhirnya dia membuka amplop tagihan itu, dan sesuatu menarik perhatiannya di sisi tagihan itu. Dia membaca kalimat ini…
"Dibayar lunas dengan segelas susu." – tanda tangan – Dr. Howard Kelly.
Air mata sukacita mengalir di wajah wanita tersebut, dengan bahagia dia berdoa: "Terima kasih Tuhan, karena cinta-Mu telah menyebar melalui hati dan tangan manusia."
Setiap kemurahan hati yang kita tabur, pasti akan kita tuai. Mungkin tidak selalu seperti kisah di atas, kita tidak selalu menerima timbal balik dari orang yang kita tolong, namun percayalah bahwa Tuhan memiliki banyak cara untuk menunjukkan kemurahan hati-Nya kepada Anda.
Sumber: Profec

Cinta dan Benci Sewajarnya

Cintailah orang yang kau cintai sekadarnya saja. Siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci. Dan, bencilah orang yang kau benci sekadarnya saja. Siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan menjadi orang yang kau cintai.

Love the person you love minimally. Who knows, someday, he will turn out to be the person you hate. And, hate those who hate you minimally. Who knows, someday, he will become the person you loved

Asing

Setiap orang yang takut akan lari, setiap orang yang cinta akan mencari, dan setiap orang yang mencintai Allah akan merasa asing dengan sesama makhluk.

Everyone who fear will flee, each person who love will search, and everyone who loves God will be unfamiliar with other fellow creatures.
Powered By Blogger