Sebagian teolog dari kalangan evangelikal yang jumlahnya semakin bertambah menentang doktrin bahwa pada akhirnya manusia akan disiksa selamanya dineraka. Sebagai ganti doktrin tersebut, mereka berargumen bahwa pada akhirnya nanti orang-orang yang menentang Allah akan dimusnahkan untuk selamanya, bukannya disiksa selamanya. Mereka akan dihukum sesuai dengan perbuatan mereka, setelah itu mereka akan dimusnahkan. Pandangan ini disebut Annihilationism (jerman: Vernichtung= pemusnahan, penghancuran).
Tanggapan terhadap ayat yang menyatakan disiksa selamanya
Para Annihilationists beranggapan bahwa neraka itu bukan berarti penderitaan yang kekal, melainkan konsekuensinya lah yang kekal. Mereka yang menentang Allah akan masuk ketempat siksaan yang kekal (Mat 25:46), akan mengalami hukuman kekal (Ibr 6:2), akan mengalami kebinasaan kekal (2Tes 1:9) sama seperti umat pilihan mengalami kelepasan/pembebasan kekal (Ibr 9:12). Umat pilihan tidak mengalami pembebasan selama-lamanya, dalam arti kata umat pilihan tidak dibebaskan terus menerus. Pembebasan mereka dikatakan kekal (selamanya) dalam arti bahwa sekali mereka dibebaskan, itu untuk selamanya. Seperti itu juga, mereka yang menentang Allah tidak mengalami hukum siksaan selamanya, karena sekali mereka dihukum dan dihancurkan, itu untuk selamanya.
* Yesaya 33:14
Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?"
Para annihilationist mengatakan bahwa api itu kekal bukan dalam arti bahwa api itu akan membakar mereka selamanya, tetapi artinya adalah bahwa api itu tidak akan padam sebelum api itu melakukan apa yang menjadi 'tugas'nya, yaitu sebelum api itu membakar mereka ynag dilemparkan kedalamnya.
"The fire is unquenchable in the sense that one cannot hope to put it out before it consumes those trown into it. similarly, the worm is undying in the sense that there is no hope that it will be prevented from devouring the corpses of the comdemned" (E. Fudge, the fire that consumes) .
Karena alasan inilah, maka tidak ada yang dapat hidup ditempat seperti itu.
Para Annihilationists berargumen bahwa kitab wahyu itu sangat simbolik, sehingga tidak bisa diartikan secara literal. Dalam Kitab Yesaya yang kurang simbolik jika dibanding kitab Wahyu, penghakiman Allah digambarkan kekal dalam konteks yang tidak mungkin bisa diartikan secara literal. Contoh, Yesaya menuliskan bahwa siang dan malam api terus membakar Edom, asapnya akan naik keatas selamanya (Yes 34:10). Tentu saja ini hyperbola, karena api dan asap yang membakar Edom sudah tidak ada lagi.
Annihilationism dan Perjanjian Lama
Para Annihilationist sering mengutip perjanjian lama untuk membuktikan kebenaran doktrin yang dianutnya. Mereka berargumen bahwa narasi perjanjian lama adalah bahwa Allah mengijinkan kejahatan itu terjadi dan kemudian membinasakannya. Sebagai contoh dalam kej 6:7 Allah melihat kejahatan itu sudah menjadi-jadi dan tidak ada harapan untuk dirubah Allah berkata "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi....sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka".
Ini terulang lagi dalam kisah Sodom dan Gomorah (Kej 19:1-29). Penduduknya dihancurkan semua. Petrus mengutip kisah ini sebagai contoh bagaimana Allah menghakimi orang berdosa (2Ptr 2:6). Dalam seluruh Perjanjian Lama, Allah selalu menghakimi orang berdosa dengan membinasakan mereka.
Mereka yang menolak Allah, Allah akan menghapus nama mereka dari kolong langit (Ul 29:20). Yesaya memberi peringatan bahwa
* Yesaya 1:28
Tetapi orang-orang yang memberontak dan orang-orang berdosa akan dihancurkan bersama, dan orang-orang yang meninggalkan TUHAN akan habis lenyap.
dan lagi
* Yesaya 5:24
Sebab itu seperti lidah api memakan jerami, dan seperti rumput kering habis lenyap dalam nyala api, demikian akar-akar mereka akan menjadi busuk, dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu, oleh karena mereka telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam dan menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel.
Pemusnahan orang berdosa itu topik yang cukup penting dalam kitab mazmur. Misalnya Pemazmur berkata bahwa Allah akan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk (Mzm 2:9). Mereka akan dihancurkan sehingga tidak akan dingat lagi oleh orang (Mzm 9:6; Mzm 34:16). Dalam perkataan Obaja "...mereka akan menjadi seakan-akan mereka tidak pernah ada" (Oba 16). Dan masih banyak ayat lainnya seperti Mzm 37:2,9,10,20,34,38; Mzm 58:7-8.
Nahum 1:10 berkata bahwa orang berdosa akan lenyap dimakan seperti jerami. Maleakhi berkata bahwa orang fasik menjadi seperti jerami. Orang fasik dijatuhkan sehingga mereka tidak ada lagi (Ams 12:7). Dan terakhir, bahwa penjahat tidak mempunyai masa depan (MKJV: hereafter). Annihilationist berargumen bahwa tidak mungkin mengatakan bahwa penjahat itu tidak mempunyai masa depan, jika mereka akan menghabiskan masa depannya selamanya dineraka.
* Yesaya 66:14 -15
66:14 Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan TUHAN akan nyata kepada hamba-hamba-Nya, dan amarah-Nya kepada musuh-musuh-Nya.
66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.
Mereka yang diselamatkan akan dibawa ke Yerusalem baru dan menerima kemuliaan dari Allah Tuhan (Yes 66:18-21 bdk Wah 5:9-10; 7:9-10; 21:22-26). Ini berarti semua yang menentang Allah sudah dimusnahkan terlebih dahulu.
Annihilationism dan Perjanjian Baru
Yohanes pembaptis mengatakan "setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Mat 3:10).
Yesus sendiri menggambarkan neraka sebagai api yang beberapa kali (Mat 7:19; 13:40; Yoh 15:6). Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa mereka yang murtad kepada Allah akan berakhir dengan pembakaran (Ibr 6:8).
Untuk mereka ynag menolak kebenaran yang tertinggal adalah "kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka" (Ibr 10:27). Kata 'menghanguskan' (NRSV: consumes) dalam konteks ini berarti pemusnahan total. Sama seperti kayu yang dibakar habis (Mzm 83:14; Yoel 2:5; Nahum 1:10 dll).
Yesus berkata Matius 10:28 "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." ini mengimplikasikan bahwa orang yang dilemparkan kedalam neraka tidak akan terus berada dalam keadaan sadar sampai selama-lamanya setelah mereka dihancurkan.
Yakobus mengajarkan bahwa hanya Allah lah yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan (Yak 4:12). Paulus mengatakan bahwa seteru salib Kristus akan berakhir dnegan kebinasaan (1Tim 6:19). Dan jika ada yang menghancurkan bait Allah maka Allah akan menghancurkan orang tersebut (1Kor 3:17). Orang yang melawan Allah akan ditimpa kebinasaan yang tiba-tiba (1Tes 5:3). Hari penghakiman ini disebut juga hari kebinasaan orang fasik (2Ptr 3:7).
Ayat-ayat diatas akan bertentangan dengan doktrin bahwa mereka sebenarnya tidak dibinasakan atau dihancurkan sama sekali, melainkan disiksa sampai selama-lamanya.
Kekekalan hanya dijanjikan kepada orang benar (1Kor 15:42,50). Pengajaran ini mengimplikasikan bahwa orang fasik tetap tinggal dalam ketidak kekalan dan bisa binasa. Mereka yang tidak diberikan hidup kekal, hanya mempunyai hidup yang terbatas.
Yesus mengajarkan Mat ius10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya
Bagi annihilationist, perbedaan antara 'kematian', 'kehilangan nyawa', 'binasa' disatu sisi, dan 'kehidupan' disisi lain tidak compatible dengan pandangan 'sakit selamanya' didalam neraka. Kematian, kehilangan nyawa, binasa tidak bisa diartikan dengan mudah bahwa itu hanya sekedar bentuk lain dari kehidupan yaitu hidup ynag kekal, selamanya sakit/menderita.
Seperti kata Hughes "it would be hard to image a concept more confusing than that of death which means existing endlessly without the power to die".
Terakhir, annihilationist berargumen bahwa hanya pandangan ini lah yang benar sesuai dengan motif Alkitab , yaitu kemenangan Allah terhadap kejahatan. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa Kristus akan mempersatukan segala sesuatu (Ef 1:10,21-22) dan Allah akan menjadi 'semua didalam semua' (1Kor 15:28) jika ada dimensi lain diluar Allah dimana banyak orang disiksa selamanya disana? Bagaimana kita bisa menerima Alkitab yang mengatakan bahwa semua orang pada akhirnya akan sujud menyembah Allah (Fil 2:10-11; Rom 14:10-11) dan segala sesuatu akan diperdamaikan dengan Allah (Kol 1:20), jika pada faktanya banyak orang tetap hidup dalam kekekalan menentang Allah?
referensi :
Satan and the Problem of Evil (Gregory Boyd)
True Image (Hughes)
Fire that consumes (E.Fudge)
Sebagian teolog dari kalangan evangelikal yang jumlahnya semakin bertambah menentang doktrin bahwa pada akhirnya manusia akan disiksa selamanya dineraka. Sebagai ganti doktrin tersebut, mereka berargumen bahwa pada akhirnya nanti orang-orang yang menentang Allah akan dimusnahkan untuk selamanya, bukannya disiksa selamanya. Mereka akan dihukum sesuai dengan perbuatan mereka, setelah itu mereka akan dimusnahkan. Pandangan ini disebut Annihilationism (jerman: Vernichtung= pemusnahan, penghancuran).
Tanggapan terhadap ayat yang menyatakan disiksa selamanya
Para Annihilationists beranggapan bahwa neraka itu bukan berarti penderitaan yang kekal, melainkan konsekuensinya lah yang kekal. Mereka yang menentang Allah akan masuk ketempat siksaan yang kekal (Mat 25:46), akan mengalami hukuman kekal (Ibr 6:2), akan mengalami kebinasaan kekal (2Tes 1:9) sama seperti umat pilihan mengalami kelepasan/pembebasan kekal (Ibr 9:12). Umat pilihan tidak mengalami pembebasan selama-lamanya, dalam arti kata umat pilihan tidak dibebaskan terus menerus. Pembebasan mereka dikatakan kekal (selamanya) dalam arti bahwa sekali mereka dibebaskan, itu untuk selamanya. Seperti itu juga, mereka yang menentang Allah tidak mengalami hukum siksaan selamanya, karena sekali mereka dihukum dan dihancurkan, itu untuk selamanya.
* Yesaya 33:14
Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?"
Para annihilationist mengatakan bahwa api itu kekal bukan dalam arti bahwa api itu akan membakar mereka selamanya, tetapi artinya adalah bahwa api itu tidak akan padam sebelum api itu melakukan apa yang menjadi 'tugas'nya, yaitu sebelum api itu membakar mereka ynag dilemparkan kedalamnya.
"The fire is unquenchable in the sense that one cannot hope to put it out before it consumes those trown into it. similarly, the worm is undying in the sense that there is no hope that it will be prevented from devouring the corpses of the comdemned" (E. Fudge, the fire that consumes) .
Karena alasan inilah, maka tidak ada yang dapat hidup ditempat seperti itu.
Para Annihilationists berargumen bahwa kitab wahyu itu sangat simbolik, sehingga tidak bisa diartikan secara literal. Dalam Kitab Yesaya yang kurang simbolik jika dibanding kitab Wahyu, penghakiman Allah digambarkan kekal dalam konteks yang tidak mungkin bisa diartikan secara literal. Contoh, Yesaya menuliskan bahwa siang dan malam api terus membakar Edom, asapnya akan naik keatas selamanya (Yes 34:10). Tentu saja ini hyperbola, karena api dan asap yang membakar Edom sudah tidak ada lagi.
Annihilationism dan Perjanjian Lama
Para Annihilationist sering mengutip perjanjian lama untuk membuktikan kebenaran doktrin yang dianutnya. Mereka berargumen bahwa narasi perjanjian lama adalah bahwa Allah mengijinkan kejahatan itu terjadi dan kemudian membinasakannya. Sebagai contoh dalam kej 6:7 Allah melihat kejahatan itu sudah menjadi-jadi dan tidak ada harapan untuk dirubah Allah berkata "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi....sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka".
Ini terulang lagi dalam kisah Sodom dan Gomorah (Kej 19:1-29). Penduduknya dihancurkan semua. Petrus mengutip kisah ini sebagai contoh bagaimana Allah menghakimi orang berdosa (2Ptr 2:6). Dalam seluruh Perjanjian Lama, Allah selalu menghakimi orang berdosa dengan membinasakan mereka.
Mereka yang menolak Allah, Allah akan menghapus nama mereka dari kolong langit (Ul 29:20). Yesaya memberi peringatan bahwa
* Yesaya 1:28
Tetapi orang-orang yang memberontak dan orang-orang berdosa akan dihancurkan bersama, dan orang-orang yang meninggalkan TUHAN akan habis lenyap.
dan lagi
* Yesaya 5:24
Sebab itu seperti lidah api memakan jerami, dan seperti rumput kering habis lenyap dalam nyala api, demikian akar-akar mereka akan menjadi busuk, dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu, oleh karena mereka telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam dan menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel.
Pemusnahan orang berdosa itu topik yang cukup penting dalam kitab mazmur. Misalnya Pemazmur berkata bahwa Allah akan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk (Mzm 2:9). Mereka akan dihancurkan sehingga tidak akan dingat lagi oleh orang (Mzm 9:6; Mzm 34:16). Dalam perkataan Obaja "...mereka akan menjadi seakan-akan mereka tidak pernah ada" (Oba 16). Dan masih banyak ayat lainnya seperti Mzm 37:2,9,10,20,34,38; Mzm 58:7-8.
Nahum 1:10 berkata bahwa orang berdosa akan lenyap dimakan seperti jerami. Maleakhi berkata bahwa orang fasik menjadi seperti jerami. Orang fasik dijatuhkan sehingga mereka tidak ada lagi (Ams 12:7). Dan terakhir, bahwa penjahat tidak mempunyai masa depan (MKJV: hereafter). Annihilationist berargumen bahwa tidak mungkin mengatakan bahwa penjahat itu tidak mempunyai masa depan, jika mereka akan menghabiskan masa depannya selamanya dineraka.
* Yesaya 66:14 -15
66:14 Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan TUHAN akan nyata kepada hamba-hamba-Nya, dan amarah-Nya kepada musuh-musuh-Nya.
66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.
Mereka yang diselamatkan akan dibawa ke Yerusalem baru dan menerima kemuliaan dari Allah Tuhan (Yes 66:18-21 bdk Wah 5:9-10; 7:9-10; 21:22-26). Ini berarti semua yang menentang Allah sudah dimusnahkan terlebih dahulu.
Annihilationism dan Perjanjian Baru
Yohanes pembaptis mengatakan "setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Mat 3:10).
Yesus sendiri menggambarkan neraka sebagai api yang beberapa kali (Mat 7:19; 13:40; Yoh 15:6). Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa mereka yang murtad kepada Allah akan berakhir dengan pembakaran (Ibr 6:8).
Untuk mereka ynag menolak kebenaran yang tertinggal adalah "kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka" (Ibr 10:27). Kata 'menghanguskan' (NRSV: consumes) dalam konteks ini berarti pemusnahan total. Sama seperti kayu yang dibakar habis (Mzm 83:14; Yoel 2:5; Nahum 1:10 dll).
Yesus berkata Matius 10:28 "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." ini mengimplikasikan bahwa orang yang dilemparkan kedalam neraka tidak akan terus berada dalam keadaan sadar sampai selama-lamanya setelah mereka dihancurkan.
Yakobus mengajarkan bahwa hanya Allah lah yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan (Yak 4:12). Paulus mengatakan bahwa seteru salib Kristus akan berakhir dnegan kebinasaan (1Tim 6:19). Dan jika ada yang menghancurkan bait Allah maka Allah akan menghancurkan orang tersebut (1Kor 3:17). Orang yang melawan Allah akan ditimpa kebinasaan yang tiba-tiba (1Tes 5:3). Hari penghakiman ini disebut juga hari kebinasaan orang fasik (2Ptr 3:7).
Ayat-ayat diatas akan bertentangan dengan doktrin bahwa mereka sebenarnya tidak dibinasakan atau dihancurkan sama sekali, melainkan disiksa sampai selama-lamanya.
Kekekalan hanya dijanjikan kepada orang benar (1Kor 15:42,50). Pengajaran ini mengimplikasikan bahwa orang fasik tetap tinggal dalam ketidak kekalan dan bisa binasa. Mereka yang tidak diberikan hidup kekal, hanya mempunyai hidup yang terbatas.
Yesus mengajarkan Mat ius10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya
Bagi annihilationist, perbedaan antara 'kematian', 'kehilangan nyawa', 'binasa' disatu sisi, dan 'kehidupan' disisi lain tidak compatible dengan pandangan 'sakit selamanya' didalam neraka. Kematian, kehilangan nyawa, binasa tidak bisa diartikan dengan mudah bahwa itu hanya sekedar bentuk lain dari kehidupan yaitu hidup ynag kekal, selamanya sakit/menderita.
Seperti kata Hughes "it would be hard to image a concept more confusing than that of death which means existing endlessly without the power to die".
Terakhir, annihilationist berargumen bahwa hanya pandangan ini lah yang benar sesuai dengan motif Alkitab , yaitu kemenangan Allah terhadap kejahatan. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa Kristus akan mempersatukan segala sesuatu (Ef 1:10,21-22) dan Allah akan menjadi 'semua didalam semua' (1Kor 15:28) jika ada dimensi lain diluar Allah dimana banyak orang disiksa selamanya disana? Bagaimana kita bisa menerima Alkitab yang mengatakan bahwa semua orang pada akhirnya akan sujud menyembah Allah (Fil 2:10-11; Rom 14:10-11) dan segala sesuatu akan diperdamaikan dengan Allah (Kol 1:20), jika pada faktanya banyak orang tetap hidup dalam kekekalan menentang Allah?
referensi :
Satan and the Problem of Evil (Gregory Boyd)
True Image (Hughes)
Fire that consumes (E.Fudge)
Tanggapan terhadap ayat yang menyatakan disiksa selamanya
Para Annihilationists beranggapan bahwa neraka itu bukan berarti penderitaan yang kekal, melainkan konsekuensinya lah yang kekal. Mereka yang menentang Allah akan masuk ketempat siksaan yang kekal (Mat 25:46), akan mengalami hukuman kekal (Ibr 6:2), akan mengalami kebinasaan kekal (2Tes 1:9) sama seperti umat pilihan mengalami kelepasan/pembebasan kekal (Ibr 9:12). Umat pilihan tidak mengalami pembebasan selama-lamanya, dalam arti kata umat pilihan tidak dibebaskan terus menerus. Pembebasan mereka dikatakan kekal (selamanya) dalam arti bahwa sekali mereka dibebaskan, itu untuk selamanya. Seperti itu juga, mereka yang menentang Allah tidak mengalami hukum siksaan selamanya, karena sekali mereka dihukum dan dihancurkan, itu untuk selamanya.
* Yesaya 33:14
Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?"
Para annihilationist mengatakan bahwa api itu kekal bukan dalam arti bahwa api itu akan membakar mereka selamanya, tetapi artinya adalah bahwa api itu tidak akan padam sebelum api itu melakukan apa yang menjadi 'tugas'nya, yaitu sebelum api itu membakar mereka ynag dilemparkan kedalamnya.
"The fire is unquenchable in the sense that one cannot hope to put it out before it consumes those trown into it. similarly, the worm is undying in the sense that there is no hope that it will be prevented from devouring the corpses of the comdemned" (E. Fudge, the fire that consumes) .
Karena alasan inilah, maka tidak ada yang dapat hidup ditempat seperti itu.
Para Annihilationists berargumen bahwa kitab wahyu itu sangat simbolik, sehingga tidak bisa diartikan secara literal. Dalam Kitab Yesaya yang kurang simbolik jika dibanding kitab Wahyu, penghakiman Allah digambarkan kekal dalam konteks yang tidak mungkin bisa diartikan secara literal. Contoh, Yesaya menuliskan bahwa siang dan malam api terus membakar Edom, asapnya akan naik keatas selamanya (Yes 34:10). Tentu saja ini hyperbola, karena api dan asap yang membakar Edom sudah tidak ada lagi.
Annihilationism dan Perjanjian Lama
Para Annihilationist sering mengutip perjanjian lama untuk membuktikan kebenaran doktrin yang dianutnya. Mereka berargumen bahwa narasi perjanjian lama adalah bahwa Allah mengijinkan kejahatan itu terjadi dan kemudian membinasakannya. Sebagai contoh dalam kej 6:7 Allah melihat kejahatan itu sudah menjadi-jadi dan tidak ada harapan untuk dirubah Allah berkata "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi....sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka".
Ini terulang lagi dalam kisah Sodom dan Gomorah (Kej 19:1-29). Penduduknya dihancurkan semua. Petrus mengutip kisah ini sebagai contoh bagaimana Allah menghakimi orang berdosa (2Ptr 2:6). Dalam seluruh Perjanjian Lama, Allah selalu menghakimi orang berdosa dengan membinasakan mereka.
Mereka yang menolak Allah, Allah akan menghapus nama mereka dari kolong langit (Ul 29:20). Yesaya memberi peringatan bahwa
* Yesaya 1:28
Tetapi orang-orang yang memberontak dan orang-orang berdosa akan dihancurkan bersama, dan orang-orang yang meninggalkan TUHAN akan habis lenyap.
dan lagi
* Yesaya 5:24
Sebab itu seperti lidah api memakan jerami, dan seperti rumput kering habis lenyap dalam nyala api, demikian akar-akar mereka akan menjadi busuk, dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu, oleh karena mereka telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam dan menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel.
Pemusnahan orang berdosa itu topik yang cukup penting dalam kitab mazmur. Misalnya Pemazmur berkata bahwa Allah akan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk (Mzm 2:9). Mereka akan dihancurkan sehingga tidak akan dingat lagi oleh orang (Mzm 9:6; Mzm 34:16). Dalam perkataan Obaja "...mereka akan menjadi seakan-akan mereka tidak pernah ada" (Oba 16). Dan masih banyak ayat lainnya seperti Mzm 37:2,9,10,20,34,38; Mzm 58:7-8.
Nahum 1:10 berkata bahwa orang berdosa akan lenyap dimakan seperti jerami. Maleakhi berkata bahwa orang fasik menjadi seperti jerami. Orang fasik dijatuhkan sehingga mereka tidak ada lagi (Ams 12:7). Dan terakhir, bahwa penjahat tidak mempunyai masa depan (MKJV: hereafter). Annihilationist berargumen bahwa tidak mungkin mengatakan bahwa penjahat itu tidak mempunyai masa depan, jika mereka akan menghabiskan masa depannya selamanya dineraka.
* Yesaya 66:14 -15
66:14 Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan TUHAN akan nyata kepada hamba-hamba-Nya, dan amarah-Nya kepada musuh-musuh-Nya.
66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.
Mereka yang diselamatkan akan dibawa ke Yerusalem baru dan menerima kemuliaan dari Allah Tuhan (Yes 66:18-21 bdk Wah 5:9-10; 7:9-10; 21:22-26). Ini berarti semua yang menentang Allah sudah dimusnahkan terlebih dahulu.
Annihilationism dan Perjanjian Baru
Yohanes pembaptis mengatakan "setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Mat 3:10).
Yesus sendiri menggambarkan neraka sebagai api yang beberapa kali (Mat 7:19; 13:40; Yoh 15:6). Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa mereka yang murtad kepada Allah akan berakhir dengan pembakaran (Ibr 6:8).
Untuk mereka ynag menolak kebenaran yang tertinggal adalah "kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka" (Ibr 10:27). Kata 'menghanguskan' (NRSV: consumes) dalam konteks ini berarti pemusnahan total. Sama seperti kayu yang dibakar habis (Mzm 83:14; Yoel 2:5; Nahum 1:10 dll).
Yesus berkata Matius 10:28 "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." ini mengimplikasikan bahwa orang yang dilemparkan kedalam neraka tidak akan terus berada dalam keadaan sadar sampai selama-lamanya setelah mereka dihancurkan.
Yakobus mengajarkan bahwa hanya Allah lah yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan (Yak 4:12). Paulus mengatakan bahwa seteru salib Kristus akan berakhir dnegan kebinasaan (1Tim 6:19). Dan jika ada yang menghancurkan bait Allah maka Allah akan menghancurkan orang tersebut (1Kor 3:17). Orang yang melawan Allah akan ditimpa kebinasaan yang tiba-tiba (1Tes 5:3). Hari penghakiman ini disebut juga hari kebinasaan orang fasik (2Ptr 3:7).
Ayat-ayat diatas akan bertentangan dengan doktrin bahwa mereka sebenarnya tidak dibinasakan atau dihancurkan sama sekali, melainkan disiksa sampai selama-lamanya.
Kekekalan hanya dijanjikan kepada orang benar (1Kor 15:42,50). Pengajaran ini mengimplikasikan bahwa orang fasik tetap tinggal dalam ketidak kekalan dan bisa binasa. Mereka yang tidak diberikan hidup kekal, hanya mempunyai hidup yang terbatas.
Yesus mengajarkan Mat ius10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya
Bagi annihilationist, perbedaan antara 'kematian', 'kehilangan nyawa', 'binasa' disatu sisi, dan 'kehidupan' disisi lain tidak compatible dengan pandangan 'sakit selamanya' didalam neraka. Kematian, kehilangan nyawa, binasa tidak bisa diartikan dengan mudah bahwa itu hanya sekedar bentuk lain dari kehidupan yaitu hidup ynag kekal, selamanya sakit/menderita.
Seperti kata Hughes "it would be hard to image a concept more confusing than that of death which means existing endlessly without the power to die".
Terakhir, annihilationist berargumen bahwa hanya pandangan ini lah yang benar sesuai dengan motif Alkitab , yaitu kemenangan Allah terhadap kejahatan. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa Kristus akan mempersatukan segala sesuatu (Ef 1:10,21-22) dan Allah akan menjadi 'semua didalam semua' (1Kor 15:28) jika ada dimensi lain diluar Allah dimana banyak orang disiksa selamanya disana? Bagaimana kita bisa menerima Alkitab yang mengatakan bahwa semua orang pada akhirnya akan sujud menyembah Allah (Fil 2:10-11; Rom 14:10-11) dan segala sesuatu akan diperdamaikan dengan Allah (Kol 1:20), jika pada faktanya banyak orang tetap hidup dalam kekekalan menentang Allah?
referensi :
Satan and the Problem of Evil (Gregory Boyd)
True Image (Hughes)
Fire that consumes (E.Fudge)
Sebagian teolog dari kalangan evangelikal yang jumlahnya semakin bertambah menentang doktrin bahwa pada akhirnya manusia akan disiksa selamanya dineraka. Sebagai ganti doktrin tersebut, mereka berargumen bahwa pada akhirnya nanti orang-orang yang menentang Allah akan dimusnahkan untuk selamanya, bukannya disiksa selamanya. Mereka akan dihukum sesuai dengan perbuatan mereka, setelah itu mereka akan dimusnahkan. Pandangan ini disebut Annihilationism (jerman: Vernichtung= pemusnahan, penghancuran).
Tanggapan terhadap ayat yang menyatakan disiksa selamanya
Para Annihilationists beranggapan bahwa neraka itu bukan berarti penderitaan yang kekal, melainkan konsekuensinya lah yang kekal. Mereka yang menentang Allah akan masuk ketempat siksaan yang kekal (Mat 25:46), akan mengalami hukuman kekal (Ibr 6:2), akan mengalami kebinasaan kekal (2Tes 1:9) sama seperti umat pilihan mengalami kelepasan/pembebasan kekal (Ibr 9:12). Umat pilihan tidak mengalami pembebasan selama-lamanya, dalam arti kata umat pilihan tidak dibebaskan terus menerus. Pembebasan mereka dikatakan kekal (selamanya) dalam arti bahwa sekali mereka dibebaskan, itu untuk selamanya. Seperti itu juga, mereka yang menentang Allah tidak mengalami hukum siksaan selamanya, karena sekali mereka dihukum dan dihancurkan, itu untuk selamanya.
* Yesaya 33:14
Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?"
Para annihilationist mengatakan bahwa api itu kekal bukan dalam arti bahwa api itu akan membakar mereka selamanya, tetapi artinya adalah bahwa api itu tidak akan padam sebelum api itu melakukan apa yang menjadi 'tugas'nya, yaitu sebelum api itu membakar mereka ynag dilemparkan kedalamnya.
"The fire is unquenchable in the sense that one cannot hope to put it out before it consumes those trown into it. similarly, the worm is undying in the sense that there is no hope that it will be prevented from devouring the corpses of the comdemned" (E. Fudge, the fire that consumes) .
Karena alasan inilah, maka tidak ada yang dapat hidup ditempat seperti itu.
Para Annihilationists berargumen bahwa kitab wahyu itu sangat simbolik, sehingga tidak bisa diartikan secara literal. Dalam Kitab Yesaya yang kurang simbolik jika dibanding kitab Wahyu, penghakiman Allah digambarkan kekal dalam konteks yang tidak mungkin bisa diartikan secara literal. Contoh, Yesaya menuliskan bahwa siang dan malam api terus membakar Edom, asapnya akan naik keatas selamanya (Yes 34:10). Tentu saja ini hyperbola, karena api dan asap yang membakar Edom sudah tidak ada lagi.
Annihilationism dan Perjanjian Lama
Para Annihilationist sering mengutip perjanjian lama untuk membuktikan kebenaran doktrin yang dianutnya. Mereka berargumen bahwa narasi perjanjian lama adalah bahwa Allah mengijinkan kejahatan itu terjadi dan kemudian membinasakannya. Sebagai contoh dalam kej 6:7 Allah melihat kejahatan itu sudah menjadi-jadi dan tidak ada harapan untuk dirubah Allah berkata "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi....sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka".
Ini terulang lagi dalam kisah Sodom dan Gomorah (Kej 19:1-29). Penduduknya dihancurkan semua. Petrus mengutip kisah ini sebagai contoh bagaimana Allah menghakimi orang berdosa (2Ptr 2:6). Dalam seluruh Perjanjian Lama, Allah selalu menghakimi orang berdosa dengan membinasakan mereka.
Mereka yang menolak Allah, Allah akan menghapus nama mereka dari kolong langit (Ul 29:20). Yesaya memberi peringatan bahwa
* Yesaya 1:28
Tetapi orang-orang yang memberontak dan orang-orang berdosa akan dihancurkan bersama, dan orang-orang yang meninggalkan TUHAN akan habis lenyap.
dan lagi
* Yesaya 5:24
Sebab itu seperti lidah api memakan jerami, dan seperti rumput kering habis lenyap dalam nyala api, demikian akar-akar mereka akan menjadi busuk, dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu, oleh karena mereka telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam dan menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel.
Pemusnahan orang berdosa itu topik yang cukup penting dalam kitab mazmur. Misalnya Pemazmur berkata bahwa Allah akan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk (Mzm 2:9). Mereka akan dihancurkan sehingga tidak akan dingat lagi oleh orang (Mzm 9:6; Mzm 34:16). Dalam perkataan Obaja "...mereka akan menjadi seakan-akan mereka tidak pernah ada" (Oba 16). Dan masih banyak ayat lainnya seperti Mzm 37:2,9,10,20,34,38; Mzm 58:7-8.
Nahum 1:10 berkata bahwa orang berdosa akan lenyap dimakan seperti jerami. Maleakhi berkata bahwa orang fasik menjadi seperti jerami. Orang fasik dijatuhkan sehingga mereka tidak ada lagi (Ams 12:7). Dan terakhir, bahwa penjahat tidak mempunyai masa depan (MKJV: hereafter). Annihilationist berargumen bahwa tidak mungkin mengatakan bahwa penjahat itu tidak mempunyai masa depan, jika mereka akan menghabiskan masa depannya selamanya dineraka.
* Yesaya 66:14 -15
66:14 Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan TUHAN akan nyata kepada hamba-hamba-Nya, dan amarah-Nya kepada musuh-musuh-Nya.
66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.
Mereka yang diselamatkan akan dibawa ke Yerusalem baru dan menerima kemuliaan dari Allah Tuhan (Yes 66:18-21 bdk Wah 5:9-10; 7:9-10; 21:22-26). Ini berarti semua yang menentang Allah sudah dimusnahkan terlebih dahulu.
Annihilationism dan Perjanjian Baru
Yohanes pembaptis mengatakan "setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Mat 3:10).
Yesus sendiri menggambarkan neraka sebagai api yang beberapa kali (Mat 7:19; 13:40; Yoh 15:6). Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa mereka yang murtad kepada Allah akan berakhir dengan pembakaran (Ibr 6:8).
Untuk mereka ynag menolak kebenaran yang tertinggal adalah "kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka" (Ibr 10:27). Kata 'menghanguskan' (NRSV: consumes) dalam konteks ini berarti pemusnahan total. Sama seperti kayu yang dibakar habis (Mzm 83:14; Yoel 2:5; Nahum 1:10 dll).
Yesus berkata Matius 10:28 "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." ini mengimplikasikan bahwa orang yang dilemparkan kedalam neraka tidak akan terus berada dalam keadaan sadar sampai selama-lamanya setelah mereka dihancurkan.
Yakobus mengajarkan bahwa hanya Allah lah yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan (Yak 4:12). Paulus mengatakan bahwa seteru salib Kristus akan berakhir dnegan kebinasaan (1Tim 6:19). Dan jika ada yang menghancurkan bait Allah maka Allah akan menghancurkan orang tersebut (1Kor 3:17). Orang yang melawan Allah akan ditimpa kebinasaan yang tiba-tiba (1Tes 5:3). Hari penghakiman ini disebut juga hari kebinasaan orang fasik (2Ptr 3:7).
Ayat-ayat diatas akan bertentangan dengan doktrin bahwa mereka sebenarnya tidak dibinasakan atau dihancurkan sama sekali, melainkan disiksa sampai selama-lamanya.
Kekekalan hanya dijanjikan kepada orang benar (1Kor 15:42,50). Pengajaran ini mengimplikasikan bahwa orang fasik tetap tinggal dalam ketidak kekalan dan bisa binasa. Mereka yang tidak diberikan hidup kekal, hanya mempunyai hidup yang terbatas.
Yesus mengajarkan Mat ius10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya
Bagi annihilationist, perbedaan antara 'kematian', 'kehilangan nyawa', 'binasa' disatu sisi, dan 'kehidupan' disisi lain tidak compatible dengan pandangan 'sakit selamanya' didalam neraka. Kematian, kehilangan nyawa, binasa tidak bisa diartikan dengan mudah bahwa itu hanya sekedar bentuk lain dari kehidupan yaitu hidup ynag kekal, selamanya sakit/menderita.
Seperti kata Hughes "it would be hard to image a concept more confusing than that of death which means existing endlessly without the power to die".
Terakhir, annihilationist berargumen bahwa hanya pandangan ini lah yang benar sesuai dengan motif Alkitab , yaitu kemenangan Allah terhadap kejahatan. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa Kristus akan mempersatukan segala sesuatu (Ef 1:10,21-22) dan Allah akan menjadi 'semua didalam semua' (1Kor 15:28) jika ada dimensi lain diluar Allah dimana banyak orang disiksa selamanya disana? Bagaimana kita bisa menerima Alkitab yang mengatakan bahwa semua orang pada akhirnya akan sujud menyembah Allah (Fil 2:10-11; Rom 14:10-11) dan segala sesuatu akan diperdamaikan dengan Allah (Kol 1:20), jika pada faktanya banyak orang tetap hidup dalam kekekalan menentang Allah?
referensi :
Satan and the Problem of Evil (Gregory Boyd)
True Image (Hughes)
Fire that consumes (E.Fudge)