Antikythera Mechanism
Manusia sudah mengembangkan dan menggunakan komputer sejak tahun 205 sebelum Masehi. Komputer saat itu tidak berwujud laptop atau PC, tetapi Antikythera Mechanism, mesin sederhana yang salah satunya berfungsi memprediksi peristiwa gerhana.
James Evans, profesor fisika dari University of Puget Sound dan Christian Carman, profesor sejarah dari University of Quilmes di Argentina, mengungkap awal penggunaan mesin itu dengan metode eliminasi yang dirancangnya.
Evan dan Carman menganalisis peristiwa gerhana yang berhasil diprediksi oleh perangkat tersebut dan membandingkannya dengan catatan gerhana Babilonia yang disusun oleh profesor sejarah Mesir dan Assyria di Brown University, John Steele.
"Perhitungan mempertimbangkan gerhana matahari dan bulan, gerhana yang tak dapat disaksikan, siklus gerhana bulan dan matahari, serta fenomena astronomi lain," demikian rilis University of Puget Sound seperti dikutip Foxnews, Jumat (28/11/2014).
Hasil analisis mengungkap bahwa komputer tertua itu telah beroperasi sejak tahun 205 SM. Dengan demikian, Antikythera Mechanism digunakan 50-100 tahun lebih awal dari dugaan sebelumnya.
Penemuan ini mengindikasikan bahwa bangsa Yunani Kuno mampu memprediksi gerhana lebih lama dari dugaan. Sekaligus, hasil riset ini mendukung gagasan bahwa prediksi gerhana saat itu dilakukan dengan dasar arimatika bangsa Babilonia, bukan trigonometri Yunani.
Antikythera Mechanism ditemukan oleh Valerios Stais pada tahun 1902. Artefak tersebut ditemukan di kapal kuno Romawi yang tenggelam di lepas Pantai Antikythera. Kini, benda berharga itu disimpan di National Archaeological Museum of Athens.