Tuesday, April 23, 2013

petani sayur vs petani buah


 



 


WAKTU ADALAH INVESTASI YANG TERBAIK

Apakah anda percaya bahwa uang diperoleh dengan bekerja?
Apakah anda percaya bahwa tidak bekerja = tidak ada uang?
Apakah sekarang anda bekerja untuk mendapatkan uang?
Sampai usia berapakah anda ingin tetap bekerja?
Bila anda sudah tidak bekerja, apakah anda nanti masih memiliki uang?
Bila anda sudah berhenti bekerja, dari manakah anda memperoleh uang?
Bila anda sudah berhenti bekerja, akan cukupkah uang anda?
Apakah anda mengenal konsep “PASSIVE INCOME’?
Alkisah, ada sebuah desa di kaki pegunungan. Sumber mata air terdapat di atas gunung. Setiap hari penduduk desa harus mengambil air dari atas gunung, dibawa turun ke desa di bawah kaki gunung tersebut.
Bila anda menjadi penduduk desa tersebut, bagaimana caranya anda mengambil air setiap hari? Ada dua pilihan:
  1. Menggunakan ember
  2. Membangun saluran air
Dari dua pilihan tersebut, yang manakah yang anda pilih?
99% orang pasti memilih membangun saluran air.
Apakah pilihan anda sama (membangun saluran air) ?
Mengapa anda tidak memilih menggunakan ember?
Banyak alasan orang tidak mau menggunakan ember, antara lain: tidak efisien, boros waktu, capek, dll.
Tetapi ada 2 hal yang sangat membedakan antara menggunakan ember dan membangun saluran air:
  • Dengan menggunakan ember, berarti harus bolak-balik terus-menerus. Artinya harus terus-menerus MENGERJAKAN PEKERJAAN YANG ITU-ITU JUGA.
  • Dengan menggunakan ember, pada saat kita berhenti, maka berarti AIRNYA JUGA BERHENTI SEKETIKA.
Tapi dengan pilihan kedua, yaitu membangun saluran air, ada 2 hal yang perlu kita ingat:
  • Setelah saluran air selesai dibangun, AIR AKAN MENGALIR DENGAN SENDIRINYA, bahkan pada waktu kita tidur sekalipun.
  • Dengan membangun saluran air, berarti kita BEKERJA SEKALI, TAPI HASILNYA KITA BISA NIKMATI TERUS MENERUS. Inilah maksud sebenarnya dari PASSIVE INCOME.
Apakah pekerjaan/bisnis anda sekarang lebih mirip dengan “prinsip ember” atau ‘prinsip saluran air”?
Apakah anda harus mengerjakan pekerjaan/bisnis anda setiap hari?
Apakah anda “dibayar” untuk kepandaian/kemampuan anda, atau hanya sekedar waktu anda saja?
99% pekerjaan adalah “hanya” menukar waktu anda dengan uang.
Buktinya, sewaktu anda berhenti mengerjakan pekerjaan/bisnis anda sekarang, apakah masih ada kemungkinan untuk terus mendapatkan penghasilan darinya?
Kembali ke pertanyaan di atas: SAMPAI USIA BERAPA ANDA AKAN TERUS BEKERJA?
Apakah anda BUTUH dengan apa yang disebut “passive income”?
Bila anda tidak ingin bekerja sampai tua, berarti anda BUTUH kesempatan untuk memperoleh “passive income”.
Berarti anda BUTUH untuk mulai membangun saluran pipa.
KAPAN WAKTU YANG TEPAT untuk mulai membangun saluran pipa?
Waktu yang tepat yang terbaik adalah: KEMARIN
Sekarang hanya ada waktu yang tepat urutan kedua, yaitu: HARI INI
Faktanya, saya BUTUH “membangun saluran air”, tapi saat ini saya terlalu sibuk dan tidak punya waktu. Bagaimana caranya?
  • Pekerjaan dengan “menggunakan ember” TIDAK AKAN PERNAH SELESAI. Jadi TIDAK ADA GUNANYA MENUNGGU waktu yang tepat lagi.
  • Bila anda benar-benar BUTUH, maka pasti WAKTU akan ada dengan sendirinya. Sama seperti anda “butuh” masuk kantor, anda “butuh” buka toko, anda “butuh” meninjau pabrik, anda “butuh” pergi liburan, dsb. Sekali lagi, bila anda benar-benar BUTUH “membangun saluran air” dan menganggapnya benar-benar PENTING, maka ANDA PASTI PUNYA WAKTU untuk itu.
  • Semakin lama anda menunda membangun saluran pipa, semakin lama pula anda terjebak menggunakan ember terus-menerus.
  • Pekerjaan dengan menggunakan ember, semakin lama akan semakin berat. Tidak pernah menjadi semakin mudah.
  • Mulai membangun saluran air pada saat kita masih bisa menggunakan ember, adalah hal yang sangat bijaksana. Bila kita baru mau membangun saluran pipa pada saat sudah tidak bisa menggunakan ember lagi, semuanya sudah jadi sangat terlambat.
  • Ingat, WAKTU YANG TEPAT SUDAH LEWAT, tinggal bagaimana kita MENGGUNAKAN HARI INI AGAR TIDAK SEMAKIN TERLAMBAT.
  • Tidak ada yang bisa mengatur waktu anda, sebaik anda sendiri.
Kita sudah melihat prinsip “passive income” dengan membangun saluran air. Mari kita teruskan cerita “membawa ember” dan “membangun saluran air” tadi.
Bagaimana caranya bagi seorang pembawa ember, bila dia ingin memperbanyak air yang bisa dibawanya tiap hari? Ada beberapa pilihan yang biasa dilakukan:
  • Memperbesar ukuran ember.
Bisa diartikan, kita menerima ‘kenaikan jabatan” yang disertai bertambahnya tanggung jawab dan bertambahnya beban pekerjaan tersebut.
  • Menambah jumlah ember yang dibawa.
Bila penghasilan dari satu pekerjaan tidak cukup, biasanya kita mencari pekerjaan kedua, atau bahkan ketiga. Biasanya ada satu pekerjaan yang “full-time” dan ada beberapa yang “part-time”.
  • Menambah waktu kerja.
Singkatnya, lembur siang-malam. Tidur hanya 2-3 jam sehari.
Apakah cara-cara di atas mampu memperbanyak air (memperbesar penghasilan) kita?
Tentu saja bisa. Tetapi cara-cara di atas SANGAT TERBATAS, untuk 2 hal:
  1. Terbatasnya tenaga
  2. Terbatasnya waktu
Karena cara-cara di atas SANGAT TERBATAS, maka kita perlu mengingat fakta-fakta di bawah ini (karena kita seringkali lupa) :
  • Dengan mengandalkan prinsip ‘membawa ember”, kita SELAMANYA TIDAK MUNGKIN SUKSES besar, karena sudah terbukti SANGAT TERBATAS.
  • Oleh karenanya, TIDAK PERNAH ADA orang-orang terkaya (tersukses) yang mencapai kesuksesannya saat ini dengan mengandalkan prinsip “membawa ember”.
  • Semua pakar-pakar ternama di dunia mengajarkan bahwa dengan “membawa  ember”, tidak akan membawa kita kemana-mana. Hanya di situ-situ saja seumur hidup. (Misal: Robert T. Kiyosaki dalam “Rich Dad Poor Dad”)
  • Bila kita SEUMUR HIDUP hanya ngotot dengan “membawa ember” saja, SUDAH PASTI kita tidak bisa mencapai sebagian besar impian kita, karena satu hal pasti: membawa ember itu potensinya SANGAT TERBATAS.
  • Anda tidak perlu mencari bukti lebih banyak lagi. Orang-orang di sekitar kita sudah banyak yang menjadi contoh dan bukti mutlak, bahwa dengan hanya “membawa ember” saja, maka TIDAK MUNGKIN bisa benar-benar sukses.
Nah, sekarang bagaimana dengan “membangun saluran air”?
Tadi kita sudah sepakat bahwa: setelah saluran air selesai dibangun, air akan terus mengalir, bahkan pada saat kita tidur.
Pertanyaannya: Bagaimana bila aliran air tersebut tidak cukup. Bagaimana bila kita ingin memperbesar kapasitas air yang mengalir? Terbatas jugakah?

Jawabannya: DENGAN SATU SALURAN AIR, MEMANG TERBATAS.
Tapi ingatlah hal ini:
  • Setelah satu saluran air selesai dibangun, KITA BISA MULAI MEMBANGUN SALURAN AIR lainnya.
  • Pada saat kita membangun saluran air yang kedua (atau ketiga), SALURAN AIR PERTAMA TETAP MENGALIR airnya.
  • Artinya, kita bisa membangun BANYAK SEKALI SALURAN AIR, dan ini berarti PENGHASILAN KITA MENJADI TIDAK TERBATAS.
Inilah yang kita sebut dengan “UNLIMITED INCOME”, yaitu sebuah PENGHASILAN DENGAN POTENSI YANG TIDAK ADA BATASNYA.
Batasnya hanya ditentukan oleh serajin apa kita membangun saluran-saluran air kita.
Lalu kapan berhentinya? Sama juga donk dengan “membawa ember”?
Beda sekali. Bedanya :
  • Dengan “membawa ember”, begitu kita berhenti, SEMUA PENGHASILAN SERTA MERTA BERHENTI TOTAL.
  • Dengan “membangun saluran air”, begitu kita berhenti, PENGHASILAN KITA MASIH TETAP MENGALIR TERUS.
Yang berhenti hanya pertumbuhan penghasilannya (dan pada prakteknya, itupun bukan berhenti bertumbuh sama sekali, hanya menjadi lebih lambat saja). Pada suatu saat, bila kita sudah cukup “puas” dengan tingkat penghasilan kita saat itu, tentu boleh-boleh saja punya alasan untuk berhenti, dan mulai benar-benar menikmati “passive income” yang “unlimited”.
CATATAN PENTING :
  • Membangun saluran air pasti perlu waktu.
  • Untuk mencapai “unlimited income”, kita mungkin harus membangun beberapa saluran air.
  • Oleh karena itu PENTING SEKALI agar kita MULAI MEMBANGUN SALURAN AIR YANG PERTAMA SECEPAT MUNGKIN, SEDINI MUNGKIN.
  • Sebelum kita MULAI membangun saluran air kita yang pertama, artinya kita juga BELUM memulai usaha kita mencapai “unlimited income”.
  • Inilah juga alasan terpenting mengapa kita TIDAK BOLEH MENUNDA-NUNDA LAGI untuk MULAI membangun saluran pipa kita yang pertama, baru nanti ada yang kedua, ketiga dan seterusnya.
  • MULAILAH HARI INI JUGA.

Sekali lagi tentang “ember” dan “saluran air” :

  • Apakah “ember” bisa anda wariskan ke anak anda?
Tentu saja bisa. Tapi ingat, bila anda mewariskan ember kepada anak anda, berarti pula:
  • Anda bisa mewariskan embernya, tapi TIDAK AIRNYA.
  • Anak anda TETAP HARUS BOLAK-BALIK mengangkut air sendiri setiap hari.
  • Anda bisa mewariskan bisnis anda kepada anak/keluarga anda, tapi ingat, anak/keluarga anda tetap harus “meneruskan” bisnis anda tersebut.
  • Bila anak anda BERHENTI membawa ember, AIRNYA PASTI BERHENTI JUGA kan.
  • Apakah “saluran air” bisa anda wariskan ke anak anda?
Jelas bisa.
  • Hebatnya, bila anda mewariskan “saluran air” ke anak anda, maka berarti anda juga SEKALIGUS mewariskan airnya.
  • Air tetap akan mengalir terus, walaupun anda sudah tidak ada lagi.
  • Kehidupan anak/keluarga anda JAUH LEBIH TERJAMIN bila anda mewariskan saluran air, bukannya ember.
Banyak orang yang gagal melihat kelebihan mewariskan saluran air dibandingkan dengan mewariskan ember.
Mana yang anda pilih untuk diwariskan ke anak anda?
EMBER atau SALURAN AIR ???
Bila anda memilih untuk mewariskan SALURAN AIR, maka ada beberapa hal yang penting untuk anda ingat:
  • SEGERA mulai membangun saluran airnya. Anda TIDAK BISA MEWARISKAN APA YANG ANDA TIDAK PUNYA.
  • Bila anda setuju, bahwa untuk membangun saluran air itu diperlukan waktu, maka itu pula lah alasannya mengapa anda harus MULAI SAAT INI JUGA.
  • Semakin terlambat anda mulai membangun saluran air, maka SEMAKIN BESAR RESIKONYA bahwa saluran air itu tidak SELESAI PADA WAKTUNYA.
  • Bila saluran air itu BELUM SELESAI pada waktunya, dan anda sendiri tiba-tiba tidak bisa meneruskannya lagi, maka ANAK ANDA TIDAK AKAN MEWARISKAN APA-APA. Tidak mewariskan saluran air, dan besar kemungkinan juga tidak mewariskan “ember” pula.
  • Membangun saluran air bukan HANYA UNTUK ANDA, tapi juga UNTUK MASA DEPAN ANAK-ANAK DAN KELUARGA ANDA.
  • Bila membangun saluran air SEDEMIKIAN PENTINGNYA, hanya ada satu hal yang bisa kita lakukan: MULAILAH SAAT INI JUGA.
  • Karena SEDEMIKIAN PENTINGNYA arti saluran air ini bagi masa depan anak dan keluarga kita, maka berarti pula TIDAK ADA ALASAN APA PUN untuk tidak segera mulai membangun saluran air ini. Tidak ada alasan waktu, tidak ada alasan ketrampilan, dan tidak ada alasan-alasan lainnya.
  • Hal ini karena membangun saluran air adalah TERAMAT SANGAT PENTING SEKALI.
Beberapa pertanyaan terakhir:
  • Apakah anda sudah paham kelebihan membangun saluran air dibandingkan dengan membawa ember? (passive income, unlimited income, warisan)
  • Apakah pekerjaan/bisnis anda sekarang lebih dekat ke “membawa ember” atau ke “membangun saluran air”?
  • Apakah anda BUTUH untuk membangun saluran air?
  • Bila seumur hidup anda tidak punya saluran air, apakah anda merasa hidup anda akan baik-baik saja? (karena faktanya hanya sedikit sekali orang yang memilih membangun saluran air)
  • Bila seumur hidup anda hanya membawa ember, apakah anda merasa biasa-biasa saja? (karena sebagian besar orang yang seperti itu, seumur hidup hanya membawa ember saja)
  • Apakah dengan adanya saluran air akan banyak membantu anak/keluarga anda nantinya?
  • Apakah masa depan anak/keluarga anda bisa banyak berubah bila anda mau mulai membangun saluran air?
Kondisi kita saat ini adalah akibat pilihan-pilihan kita di masa lalu.
Kondisi kita di masa depan tergantung dari pilihan-pilihan kita saat ini.

Tuhan, Takdir dan Setan

Tuhan, Takdir dan Setan
Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru agama, pemuka agama atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya sang pemuda itu menemukan seorang bijaksana.
Pemuda : Anda siapa? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Bijaksana : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.
P : Anda yakin? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
B : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
P : Saya punya 3 buah pertanyaan.
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya.
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba sang orang bijaksana tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras. P(sambil menahan sakit) : Kenapa anda marah kepada saya?
B : Saya tidak marah... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan.
P : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Tentu saja saya merasa sakit.
B : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
P : Ya.
B : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu !
P : Saya tidak bisa.
B : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudNya.
B : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
P : Tidak.
B : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
P : Tidak.
B : Itulah yang dinamakan Takdir.
B : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
P : Kulit.
B : Terbuat dari apa pipi anda?
P : Kulit.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Sakit
B : Walaupun setan dan neraka sama terbuat dari api, neraka tetap menjadi tempat menyakitkan untuk setan.

Wednesday, April 10, 2013

Beban Sebuah Dosa

Beban Sebuah Dosa
 
Seorang pendeta berdiri di pinggir jalan di dekat sebuah halte bus. Tak henti-hentinya ia berteriak: “Siapa yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, maka ia akan diselamatkan.” Ia juga meneriakan agar semua manusia bertobat dan tak berbuat dosa.
Tiba-tiba seorang anak muda datang dan berdiri di depannya lalu bertanya; “Bapak pendeta; Anda mengatakan bahwa semua manusia adalah orang-orang berdosa tanpa terkecuali. Membawa serta dosa dalam diri sendiri sama dengan memikul sebuah beban yang amat berat. Namun saya tak pernah merasakannya sedikitpun. Katakanlah padaku, berapa berat sebuah dosa itu? Lima kilo? Sepuluh kilo? Atau seratus kilo?”
Sang pendeta memperhatikan anak muda tersebut dengan seksama lalu balik bertanya; “Bila kita meletakan 500 kilo beban ke atas mayat, apakah mayat tersebut akan merasa bahwa beban yang dipikulnya itu berat?” Dengan cepat dan pasti anak muda tersebut menjawab; “Tentu saja tidak!! Ia pasti tidak merasa berat karena ia telah mati.”
Sang pendeta mengagumi anak muda tersebut. Sambil tersenyum ia menjawab; “Hal yang sama terjadi pada kita. Kita tentu tak merasa bahwa beban dosa yang kita pikul itu berat. Karena pada saat kita berada dalam dosa, saat itulah kita sebetulnya telah mati.”
-------------
Bila anda masih mampu merasa sakit berhadapan dengan dosa-dosa yang anda perbuat, maka bersyukurlah karena Roh Kudus sedang bekerja dalam diri anda untuk mengingatkan anda untuk tak berbuat dosa lagi. Namun bila suatu saat anda tak merasa bersalah sedikitpun saat berbuat dosa, maka saat itu sebetulnya anda telah mati.
“Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.”

Memberi Lonceng pada Kucing

Memberi Lonceng pada Kucing
 
Suatu hari tikus-tikus berkumpul untuk berdiskusi dan memutuskan untuk membuat rencana yang akan membebaskan mereka selama-lamanya dari musuh mereka, yaitu kucing. Mereka berharap paling tidak mereka akan menemukan cara agar tahu kapan kucing tersebut akan datang, sehingga mereka mempunyai waktu untuk lari. Karena selama ini mereka terus hidup dalam ketakutan pada cakar kucing tersebut dan mereka terkadang sangat takut untuk keluar dari sarangnya di siang hari maupun malam hari.
Banyak rencana yang telah didiskusikan, tetapi tak ada satupun dari rencana tersebut yang mereka rasa cukup bagus. Akhirnya seekor tikus yang masih muda bangkit berdiri dan berkata:
"Saya mempunyai rencana yang mungkin terlihat sangat sederhana, tetapi saya bisa menjamin bahwa rencana ini akan berhasil. Yang perlu kita lakukan hanyalah menggantungkan sebuah lonceng pada leher kucing itu. Ketika kita mendengar lonceng berbunyi, kita bisa langsung tahu bahwa musuh kita telah datang."
Semua tikus yang mendengar rencana tersebut terkejut karena mereka tidak pernah memikirkan rencana tersebut sebelumnya. Mereka kemudian bergembira karena merasa rencana itu sangat bagus, tetapi di tengah-tengah kegembiraan mereka, seekor tikus yang lebih tua maju ke depan dan berkata:
"Saya mengatakan bahwa rencana dari tikus muda itu sangatlah bagus. Tetapi saya akan memberikan satu pertanyaan: Siapa yang akan mengalungkan lonceng pada kucing tersebut?"
Kadang kala, berbicara dan melakukan sesuatu adalah hal yang berbeda.

Anak Laki-laki dan Setoples Kacang


Anak Laki-laki dan Setoples Kacang

Seorang anak laki-laki diijinkan oleh ibunya untuk memasukkan tangannya ke dalam sebuah toples dan mengambil kacang yang ada di dalamnya. Dan anak laki-laki itu memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang, tetapi karena anak laki-laki itu mengambil kacang tersebut dengan genggaman yang sangat besar, dia tidak dapat menarik tangannya keluar, dan disana dia berdiri terus, tidak rela untuk melepaskan sebiji kacangpun dari genggamannya karena dia ingin mengambil semuanya sekaligus. Karena rasa penasaran dan kecewa dia mulai menangis.
"Putraku," kata ibunya ,"Ambillah kacang tersebut setengah genggam saja, sehingga kamu akan lebih mudah mengeluarkan tanganmu dari toples tersebut, dan mungkin kamu akan bisa memiliki lebih banyak kacang lagi jika kamu mengambilnya berulang-ulang."
Jangan mengerjakan sesuatu yang terlalu banyak sekaligus.

Dua Buah Ember

Dua Buah Ember
 
Dua buah ember di tepi sebuah perigi. Tak dapat dipastikan sudah berapa banyak air yang telah mengisi kedua ember itu. Namun selalu saja kedua ember tersebut pada akhirnya harus menjadi kosong, dan akan dibawa lagi ke tepi perigi ini untuk diisi air.
“Engkau nampak murung kurang bergembira hari ini. Apa gerangan yang telah menggerogoti bathinmu?” Tanya satu di antaranya kepada ember yang lain yang berada di sampingnya.
“Oh nasib...nasib!! Sungguh suatu pekerjaan yang sia-sia tanpa arti. Setiap hari saya selalu mengulangi pekerjaan yang sama, yakni datang ke perigi ini untuk diisi dengan air hingga penuh. Namun setelah itu saya akan menjadi kosong lagi dan harus datang lagi ke tempat ini. Sungguh membosankan!!” Keluh ember yang ditanya.
“Oh...begitu!!” Sahut ember yang pertama. “Tapi aku tak pernah berpikir demikian. Sebaliknya, setiap kali setelah tiba di tepi perigi ini, saya akan selalu dengan penuh gembira berkata; Dalam kehampaan aku datang, namun dalam kelimpahan aku meninggalkan tempat ini. Sungguh suatu kebahagiaan yang luar biasa.¡¨
Kita mungkin perlu mengubah sudut pandangan, agar bisa melihat rutinitas hidup harian kita secara baru, serta memberikan arti rohani yang baru pula pada apa yang nampaknya biasa-biasa saja

Tujuh Burung Gagak

Tujuh Burung Gagak
 
Dahulu, ada seorang laki-laki yang memiliki tujuh orang anak laki-laki, dan laki-laki tersebut belum memiliki anak perempuan yang lama diidam-idamkannya. Seriiring dengan berjalannya waktu, istrinya akhirnya melahirkan seorang anak perempuan. Laki-laki tersebut sangat gembira, tetapi anak perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu laki-laki tersebut agar mengambil air yang ada pada suatu sumur dan memandikan anak perempuannya yang sakit-sakitan dengan air dari sumur itu agar anak tersebut memperoleh berkah dan kesehatan yang baik. Sang ayah lalu menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk mengambil air dari sumur tersebut. Enam orang anak laki-laki lainnya ingin ikut untuk mengambil air dan masing-masing anak laki-laki itu sangat ingin untuk mendapatkan air tersebut terlebih dahulu karena rasa sayangnya terhadap adik perempuan satu-satunya. Ketika mereka tiba di sumur dan semua berusaha untuk mengisi kendi yang diberikan kepada mereka, kendi tersebut jatuh ke dalam sumur. Ketujuh anak laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mengambil kendi yang jatuh, dan tak satupun dari mereka berani untuk pulang kerumahnya.
Ayahnya yang menunggu di rumah akhirnya hilang kesabarannya dan berkata, "Mereka pasti lupa karena bermain-main, anak nakal!" Karena takut anak perempuannya bertambah sakit, dia lalu berteriak marah, "Saya berharap anak laki-lakiku semua berubah menjadi burung gagak." Saat kata itu keluar dari mulutnya, dia mendengar kepakan sayap yang terbang di udara, sang Ayah lalu keluar dan melihat tujuh ekor burung gagak hitam terbang menjauh. Sang Ayah menjadi sangat menyesal karena mengeluarkan kata-kata kutukan dan tidak tahu bagaimana membatalkan kutukan itu. Tetapi walaupun kehilangan tujuh orang anak laki-lakinya, sang Ayah dan Ibu masih mendapatkan penghiburan karena kesehatan anak perempuannya berangsur-angsur membaik dan akhirnya anak perempuan tersebut tumbuh menjadi gadis yang cantik.
Gadis itu tidak pernah mengetahui bahwa dia mempunyai tujuh orang kakak laki-laki karena orangtuanya tidak pernah memberitahu dia, sampai suatu hari secara tidak sengaja gadis tersebut mendengar percakapan beberapa orang, "Gadis tersebut memang sangat cantik, tetapi gadis tersebut harus disalahkan karena mengakibatkan nasib buruk pada ketujuh saudaranya." Gadis tersebut menjadi sangat sedih dan bertanya kepada orangtuanya tentang ketujuh saudaranya. Akhirnya orangtuanya menceritakan semua kejadian yang menimpa ketujuh saudara gadis itu. Sang Gadis menjadi sangat sedih dan bertekad untuk mencari ketujuh saudaranya secara diam-diam. Dia tidak membawa apapun kecuali sebuah cincin kecil milik orangtuanya, sebuah roti untuk menahan lapar dan sedikit air untuk menahan haus.
Gadis tersebut berjalan terus, terus sampai ke ujung dunia. Dia menemui matahari, tetapi matahari terlalu panas, lalu dia kemudian menemui bulan, tetapi bulan terlalu dingin, lalu dia menemui bintang-bintang yang ramah kepadanya. Saat bintang fajar muncul, bintang tersebut memberikan dia sebuah tulang ayam dan berkata, "Kamu harus menggunakan tulang ini sebagai kunci untuk membuka gunung yang terbuat dari gelas, disana kamu akan dapat menemukan saudara-saudaramu.
Gadis tersebut kemudian mengambil tulang tersebut, menyimpannya dengan hati-hati di pakaiannya dan pergi ke arah gunung yang di tunjuk oleh bintang fajar. Ketika dia telah tiba di gunung tersebut, dia baru sadar bahwa tulang untuk membuka kunci gerbang gunung telah hilang. Karena dia berharap untuk menolong ketujuh saudaranya, maka sang Gadis lalu mengambil sebilah pisau, memotong jari kelinkingnya dan meletakkannya di depan pintu gerbang. Pintu tersebut kemudian terbuka dan sang Gadis dapat masuk kedalam, dimana seorang kerdil menemuinya dan bertanya kepadanya, "Anakku, apa yang kamu cari?" "Saya mencari tujuh saudaraku, tujuh burung gagak," balas sang Gadis. Orang kerdil tersebut lalu berkata, "Tuanku belum pulang ke rumah, jika kamu ingin menemuinya, silahkan masuk dan kamu boleh menunggunya di sini." Lalu orang kerdil tersebut menyiapkan makan siang pada tujuh piring kecil untuk ketujuh saudara laki-laki sang Gadis yang telah menjadi burung gagak. Karena lapar, sang Gadis mengambil dan memakan sedikit makanan yang ada pada tiap-tiap piring dan minum sedikit dari tiap-tiap gelas kecil yang ada. Tetapi pada gelas yang terakhir, dia menjatuhkan cincin milik orangtuanya yang dibawa bersamanya.
Tiba-tiba dia mendengar kepakan sayap burung di udara, dan saat itu orang kerdil itu berkata, "Sekarang tuanku sudah datang." Saat ketujuh burung gagak akan mulai makan, mereka menyadari bahwa seseorang telah memakan sedikit makanan dari piring mereka. "Siapa yang telah memakan makananku, dan meminum minumanku?" kata salah satunya. Saat burung gagak yang terakhir minum dari gelasnya, sebuah cincin masuk ke mulutnya dan ketika burung tersebut memperhatikan cincin tersebut, burung gagak tersebut berkata, "Diberkatilah kita, saudara perempuan kita yang tersayang mungkin ada disini, inilah saatnya kita bisa terbebas dari kutukan." Sang Gadis yang berdiri di belakang pintu mendengar perkataan mereka, akhirnya maju kedepan dan saat itu pula, ketujuh burung gagak berubah kembali menjadi manusia. Mereka akhirnya berpelukan dan pulang bersama ke rumah mereka dengan bahagia.

Urashima Taro dan Penyu Laut

Urashima Taro dan Penyu Laut
 
Urashima Taro, yang dalam bahasa Jepang berarti "Anak laki-laki dari pulau," adalah anak satu-satunya dan merupakan kesayangan dari seorang nelayan tua dan istrinya.
Dia sangat baik, muda dan kuat, dia dapat berlayar dengan perahu jauh lebih pandai dari orang-orang yang tinggal di tepi pantai rumahnya. Dia sering berlayar jauh ke tengah laut, dimana para tetangganya sering memperingati orangtuanya bahwa mungkin suatu saat dia akan pergi terlalu jauh ke laut dan tidak pernah kembali lagi.
Orangtuanya tahu akan hal ini, bagaimanpun juga, mereka mengerti bahwa anaknya sangat pandai berlayar, dan mereka tidak pernah terlalu mengkuatirkannya. Bahkan bila Urashima pulang lebih lambat dari yang diharapkan, mereka selalu menunggu kedatangannya tanpa rasa cemas. Mereka mencintai Urashima lebih dari hidup mereka sendiri, dan bangga bahwa dia sangat berani dan lebih kuat dari anak laki-laki tetangganya.
Penyu yang terjaringSuatu pagi, Urashima Taro pergi untuk mengambil tangkapan di jaringnya, seperti yang ditebarkannya kemarin malam. Di salah satu jaringnya, diantara ikan yang tertangkap, dia menemukan seekor penyu kecil yang ikut terjerat. Penyu itu di ambilnya dan diletakkannya di dalam perahu sendiri, disimpannya di tempat yang aman, hingga dia dapat membawanya pulang ke rumah. Tetapi dengan kagum, Urashima mendengarkan penyu itu memohon dengan suara yang sangat lirih. "Apa gunanya saya bagi kamu?" tanya penyu itu. "Saya terlalu kecil untuk dimakan, dan terlalu muda hingga butuh waktu yang lama hingga saya menjadi besar. Kasihanilah saya dan kembalikan saya ke laut, karena saya tidak ingin mati." Urashima Taro yang baik hati menaruh belas kasihan paa penyu kecil yang memohon sehingga dia melepaskan kembali penyu kecil itu ke laut.
Beberapa tahun setelah kejadian ini, ketika Urashima Taro pergi berlayar terlalu jauh ke tengah laut, badai yang buruk datang menerpa perahunya dan memecahkan perahunya hingga berkeping-keping. Urashima adalah perenang yang sangat baik, dan dia terus berupaya agar dapat sampai ke tepi pantai dengan berenang, tetapi jarak antara dia dan pantai terlalu jauh dan saat itu laut sangat ganas, kekuatannya akhirnya melemah dan dia sudah mulai tenggelam perlahan-lahan. Saat dia menyerah dan berpikir bahwa dia tidak akan pernah bertemu dengan ayahnya lagi, dia mendengar namanya dipanggil dan melihat penyu yang besar berenang ke arahnya.
Naiklah kepunggungku," teriak penyu itu, "dan saya akan membawamu menuju daratan." Ketika Urashima Taro telah aman dan duduk di punggung penyu itu, penyu itu lalu melanjutkan kata-katanya: "Saya adalah penyu yang kamu lepas saat saya masih kecil dan tidak berdaya di jaring mu, dan saya sangat senang dapat membalas kebaikanmu."
Sebelum mereka tiba di pantai, penyu itu bertanya kepada Urashima Taro bahwa apakah dia ingin melihat kehidupan yang indah yang tersembunyi di bawah laut. Nelayan muda itu membalas bahwa hal itu adalah pengalaman yang akan sangat menyenangkan. Dalam sekejap, mereka berdua menukik ke dalam air yang berwarna hijau. Urashima memegang erat-erat punggung penyu yang membawanya ke kedalaman yang tak terkira. Setelah tiga malam, mereka mencapai dasar laut, dan tiba di tempat yang sangat indah, penuh dengan emas dan kristal. Koral dan mutiara dan berbagai macam batu-batuan berharga membuat matanya menjadi berbinar-binar dan terkagum-kagum, dan apa yang ada di dalam istana tersebut lebih membuat dia terkagum lagi, diterangi dengan sisik-sisik ikan yang bersinar indah.
"Ini," kata penyu itu, "Ini adalah istana dewi laut. Saya adalah salah satu pelayan dari putri dewi laut."
Sang Putri dan UrashimaPenyu itu kemudian menyampaikan kedatangan Urashima Taro ke sang Putri, dan tidak lama kemudian dia kembali, membawa Urashima ke hadapan sang Putri. Putri dewi laut itu sangat cantik sehingga ketika sang Putri meminta agar Urashima mau tinggal di tempat itu, Urashima langsung menyetujuinya dengan gembira.
"Jangan tinggalkan saya, dan kamu akan selalu terlihat muda seperti sekarang, usia tua tidak akan pernah kamu alami," kata sang Putri.
Begitulah akhirnya Urashima Taro tinggal di istana bawah laut bersama putri dari Dewi laut. Dia begitu gembira hingga tidak merasa bahwa waktu terus berlalu tanpa terasa. Berapa lama dia disana tak pernah disadarinya. Tetapi suatu hari, dia teringat kepada kedua orangtuanya; dia ingat bahwa orangtuanya mungkin merasa kehilangan dengan ketidakhadirannya. Semakin hari, keinginan untuk pulang terus datang dan bertambah kuat. Pada akhirnya, Urashima mengutarakan maksudnya kepada sang Putri bahwa dia harus pergi menjenguk orangtuanya. Sang Putri menangis sedih dan memohon agar Urashima tidak pergi.
"Jika kamu pergi, saya mungkin tidak akan melihatmu lagi," tangis sang Putri.
Tetapi keinginan Urashima sangat kuat dan tidak dapat dibujuk lagi. Urashima sangat ingin melihat kedua orangtuanya sekali lagi dan berjanji akan pulang kembali ke istana itu dan tinggal bersama sang Putri selama-lamanya. Sang Putri akhirnya setuju dan memberikan sebuah kotak emas kepadanya dan berpesan agar kotak itu jangan pernah dibuka.
"Jika kamu mengindahkan kata-kataku," katanya kembali, "kamu mungkin masih dapat kembali kepadaku. Saat kamu siap, penyuku akan berada disana untuk membawamu, tetapi bila kamu lupa apa yang saya katakan kepadamu, Saya tidak akan pernah dapat menemui kamu lagi."
Urashima Taro dengan bersemangat meyakinkan dia bahwa tidak ada satupun di dunia yang dapat memisahkan mereka, dan mengucapkan selamat tinggal. Dengan menunggangi punggung penyu, dengan cepat dia meninggalkan istana jauh dibelakang. Selama tiga hari tiga malam mereka berenang, dan akhirnya penyu itu tiba di tepi pantai dekat rumahnya yang dulu.
Dengan bersemangat dia lari ke desa itu dan mencari semua teman-teman lamanya. Semua wajah terlihat asing baginya, bahkan rumahnya pun kelihatan berbeda. Anak-anak yang bermain di pinggir jalan dimana dia pernah tinggal, tidak pernah dilihatnya sebelumnya. Dia berhenti di depan rumahnya, dengan hati berdebar-debar, dia mengetuk pintu rumah. Terdengar suara musik dari jendela atas dan seorang wanita yang asing baginya membukakan pintu. Wanita itu tidak bisa menjelaskan tentang orangtuanya dan bahkan tidak pernah mendengar nama kedua orangtuanya. Urashima lalu keluar dari rumah tersebut dan menanyai semua orang yang dijumpainya. Tetapi semua yang ditanyai hanya memandanginya dengan curiga. Akhirnya dia menuju ke tanah pekuburan di luar desa. Mencari-cari di antara kuburan yang ada, dan dengan cepat dia menemukan dirinya berdiri di dekat nama yang selama ini dicari-carinya. Tanggal pada batu nisan itu menunjukkan bahwa ayah dan ibunya meninggal tidak lama setelah dia berangkat; dan dia menemukan bahwa dia telah pergi dari rumah itu selama tiga ratus tahun. Dengan penuh kesedihan dia membungkuk untuk menghormati orangtuanya yang terakhir kali dan kembali menuju desanya. Di setiap langkah dia berharap bahwa dia akan terbangun dari mimpinya, tetapi orang-orang yang ditemui dan jalan yang dilalui adalah nyata.
Kemudian dia teringat akan sang Putri dan kotak emas yang diberikan kepadanya. Dia berpikir bahwa mungkin saja sang Putri telah menyihirnya, dan kotak ini mempunyai jimat-jimat untuk mematahkan sihir itu. Dengan tidak sabar dia membuka kotak tersebut, dan seberkas asap berwarna ungu keluar meninggalkan kotak yang kosong. Dengan terkejut, dia tersadar melihat tangannya yang langsung menjadi tua dan gemetaran. dia menjadi sadar bahwa kotak tersebut berisi jimat yang menahan dirinya dari proses penuaan selama tiga ratus tahun, dan kotak itu telah kehilangan sihirnya. Dengan ketakutan, dia berlari ke tepi aliran air yang mengalir dari atas gunung, dan melihat bayangan dirinya yang terpantul di air itu adalah bayangan seseorang yang sangat tua.
Urashima Taro meninggalDia kembali ke desa itu dengan ketakutan, dan tak ada satu orangpun yang mengenali dia sebagai anak muda yang kuat beberapa jam yang lalu. Dengan kelelahan, dia akhirnya mencapai tepi pantai, dimana dia duduk di atas sebuah batu dan memanggil penyu laut yang membawanya ke istana laut. Tetapi panggilannya sia-sia belaka, penyu itu tidak pernah muncul, dan akhirnya suaranya hilang di telan kematian.
Sebelum kematiannya, orang-orang se-desa berkumpul di dekatnya dan mendengarkan ceritanya yang sangat aneh. Lama setelah kejadian itu, orang-orang desa menceritakan kepada anak-anaknya tentang seseorang yang sangat mencintai orangtuanya, meninggalkan istana bawah laut dan seorang Putri yang sangat cantik, dan orang itu bernama Urashima Taro.

Keledai Yang Memakai Kulit Singa

Keledai Yang Memakai Kulit Singa

Seekor keledai menemukan sebuah kulit singa yang telah ditinggalkan oleh sang pemburu di dalam hutan. Dia kemudian memakai kulit singa itu dan menghibur dirinya dengan cara bersembuyi di semak-semak dan tiba-tiba meloncat keluar untuk menakut-nakuti binatang yang lewat di tempat itu. Semua binatang yang kebetulan lewat, menjadi takut dan lari dari tempat itu ketika melihat keledai yang mereka kira singa.
Keledai tersebut begitu senang melihat semua binatang lari menjauh darinya, seolah-olah dirinya adalah raja hutan, sehingga karena terlalu bangga dan senangnya, dia mulai mengaum dengan keras, tetapi bukanlah auman singa yang keluar dari mulutnya, melainkan cuma ringkikan keledai yang parau. Seekor rubah yang tadinya ikut lari bersama dengan binatang lainnya, menjadi terhenti ketika mendengar suara itu. Perlahan-lahan dia mendekati keledai itu dan menyadari bahwa yang menakut-nakuti seluruh binatang yang lewat di tempat itu hanyalah seekor keledai yang memakai kulit singa. Rubah itu kemudian berkata sambil tertawa:

"Jika kamu menutup mulutmu, mungkin saya akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan mengeluarkan suara ringkikanmu yang parau."

Orang bodoh mungkin bisa menipu dengan pakaian dan penampilannya, tetapi dari perkataanya, orang lain akan segera tahu siapa dirinya sebenarnya.

Monday, April 8, 2013

Sejarah DOMINO

Sejarah DOMINO

Share this history on :
http://www.zonaberita.com/images/domino1.jpg

Permainan Tile telah ditemukan di Cina pada awal 1120 Masehi. Beberapa catatan sejarah telah menelusuri bukti adanya potongan-potongan,jalan kembali ke prajurit-pahlawan yang bernama Hung Ming (181-234 M). Sejarawan lain percaya bahwa Keung T'ai Kung, pada abad kedua belas SM telah menciptakan mereka.Yang Chu sz ubi (Penyelidikan pada hadis All Things) menyatakan bahwa domino diciptakan oleh seorang negarawan di 1120 Masehi. Orang ini dikatakan telah memberi mereka kepada Kaisar Hui Tsung, dan bahwa mereka beredar di luar negeri oleh perintah kekaisaran pada masa pemerintahan putra Hui, Kao-Tsung (1127-1163 M). Penafsir lain mengatakan bahwa dokumen ini mengacu pada standardisasi dan bukan penemuan permainan itu sendiri.

Michael Dummett menulis pendek di bagian sejarah dari 'Game of Tarot' (halaman 35) berpacaran dengan pengenalan domino di Eropa ke Italia, mungkin di Venesia dan Naples, di abad 18. Walaupun ubin domino jelas dari cina warisan, ada perdebatan apakah mengatur ubin Eropa berasal dari Cina ke Eropa pada abad keempat belas atau diciptakan secara independen.

Domino tunggal ditemukan dengan Mary Rose rongsokan (awal abad 16-Mei), tetapi nampaknya telah menemukan jalannya ada banyak kemudian. Secara keseluruhan, ada begitu banyak bukti untuk permainan di abad 16 dan abad 17 bahwa jika domino ada mereka tidak akan lolos dari catatan.

Domino Eropa adalah empat persegi panjang yang dua kali lebih lama karena mereka lebar. Ada satu ubin untuk setiap kombinasi dari wajah sepasang dadu; yang kosong sesuai adalah melemparkan satu mati, dengan total dua puluh delapan ubin di enam Double standar ditetapkan. Set lain dengan jumlah yang lebih besar ubin diciptakan kemudian, dengan sembilan ganda dan ganda dua belas set menjadi ekstensi yang paling umum.

Kata 'domino' yang paling mungkin berasal dari bahasa Latin, Dominus (mis. tuan rumah). Para penyeru, Domine, menjadi pendeta Skotlandia dan Inggris (mis. sekolah). Datif atau ablatif, domino, menjadi Perancis dan kemudian Inggris domino. Kata ini pertama dirujuk ke jenis monastik tudung, lalu ke menyamar berkerudung kostum dengan topeng kecil, lalu ke topeng itu sendiri, dan akhirnya ke salah satu potongan di set domino, yaitu [1-1] ubin.

Permainan pindah dari Italia ke Prancis pada awal abad 18 dan menjadi mode. Pada akhir abad ke-18, Perancis juga memproduksi domino teka-teki. Teka-teki itu dari dua jenis. Pertama, Anda diberi pola dan diminta untuk memasang ubin di atasnya sedemikian rupa sehingga berakhir cocok. Pada jenis kedua, Anda diberi pola dan diminta untuk memasang ubin didasarkan pada sifat aritmatika pips, biasanya total garis ubin dan ubin setengah-setengah. Buku KREATIF PUZZLES OF THE WORLD oleh van Delft dan Botermans (Abrams, New York, ISBN 0-8109-0765-8 (hardcover) atau ISBN 0-8109-2152-9 (softcover); 1978) telah reproduksi antik Prancis teka-teki gambar yang dirakit oleh domino mencocokkan ubin pada bagian bawah gambar kuadrat dari periode ini.

Permainan tiba di Britania Raya pada akhir abad 18 dari Perancis (mungkin melalui tahanan perang Perancis) dan cepat tampaknya telah menjadi populer di penginapan dan bar pada saat itu.

Kata 'Domino' adalah bahasa Perancis untuk hitam dan kerudung putih yang dikenakan oleh para pendeta Kristen di musim dingin yang mungkin di mana nama permainan ini berasal dari. Permainan domino dimainkan di seluruh dunia, tetapi mereka yang paling populer di Amerika Latin.

Inuits (Eskimo, untuk menggunakan istilah tua dan tidak tepat, karena ini penduduk asli Amerika Utara) memainkan game dengan ubin yang terbuat dari tulang yang sangat mirip dengan Dominoes Barat. Permainan ini mungkin meniru permainan Barat daripada penemuan asli.

Banyak permainan domino yang kita kaitkan dengan sangat modern. Permainan blok tampaknya menjadi tertua permainan Eropa. Tetapi orang bodoh berasal dari awal abad ke-20. Banyak permainan ini diciptakan dalam beberapa dekade terakhir.

Sejarah Uang

Sejarah Uang

Share this history on :

Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.


Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter', yaitu barang yang ditukar dengan barang.

Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas

Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.

Sejarah Panjang Pembuatan Lukisan Monalisa

Sejarah Panjang Pembuatan Lukisan Monalisa
Share this history on :


SEBUAH senyum ternyata bisa memancing banyak interpretasi, teori, polemik, film, lagu, puisi bahkan parodi. Sementara sang empunya senyum mungkin hanya sekedar tersenyum saja dan tidak memiliki maksud apapun dari senyumannya itu karena hingga kini dia hanya terpaku diam di dinding Museum Louvre, Perancis. Itulah senyum Monalisa, sebuah ekspresi dari lukisan karya maestro Leonardo da Vinci. Lukisan Monalisa sampai saat ini dipercaya merupakan karya seni yang paling banyak dilihat orang sedunia. Bagaimana tidak, jutaan salinan lukisan ini telah dibuat dan beredar di seluruh dunia, sementara lukisan aslinya yang dipajang di Museum Louvre dipelototi oleh ribuan pengunjung setiap hari. Lalu mengapa lukisan ini menjadi sangat terkenal? Berikut sepenggal kisah asal-usul dan beberapa fakta menarik tentang lukisan Monalisa.

Asal-usul Monalisa
Lukisan Monalisa yang juga dikenal sebagai La Gioconda di Italia dan La Joconde di Perancis diyakini banyak kalangan dilukis oleh Leonardo da Vinci pada era Renaisans yaitu tepatnya di tahun 1503. Sementara subyek lukisannya menurut sejumlah sejarawan adalah seorang wanita asal kota Florence, Italia yang bernama Lisa del Giocondo atau Lisa Gherardini, isteri dari seorang pengusaha sutera kaya, Francesco del Giocondo.

Leonardo da Vinci mengerjakan lukisan potret ini hingga tahun 1506 dan sayangnya ia tidak meninggalkan catatan apapun dalam karya legendaris tersebut hingga akhir hayat pada tahun 1519. Namun hal inilah yang membuat Monalisa menjadi masyhur karena para sejarawan mengajukan beragam teori tentang lukisan ini baik berupa motif pribadi da Vinci dalam melukis, subyek lukisan, kapan lukisan dibuat, siapa pemilik sah lukisan dan tentu saja: makna senyum si Monalisa.



Lukisan Monalisa menggambarkan potret setengah badan seorang wanita usia pertengahan 20an yang berpose di sebuah teras gedung. Berbeda dengan sejumlah model lukisan potret pada masa itu yang umumnya berpose tegak lurus dan kaku, model lukisan ini terlihat santai menyilangkan tangannya di pegangan kursi sambil mengembangkan senyum tipis yang sangat misterius. Lukisan ini menjadi khas juga karena sang model lukisan tidak memakai perhiasan apapun di tubuhnya dan bahkan tidak mempunyai alis mata!

Namun sebenarnya lukisan Monalisa tidak terlalu terkenal hingga pertengahan era 1800an ketika para seniman aliran Simbolik memuji Monalisa sebagai simbol kemisteriusan wanita. Sejak saat itu Monalisa menjadi inspirasi berbagai macam puisi, lagu dan drama. Semakin terkenal lagi ketika lukisan ini dicuri pada tahun 1911 dan untungnya dua tahun kemudian diketemukan.

Perjalanan panjang Monalisa
Monalisa merupakan salah satu karya kesayangan Leonardo da Vinci. Ini terbukti karena da Vinci terus membawa lukisan tersebut kemana pun dia pergi hingga akhir hayat. Tahun 1516, da Vinci diundang melukis ke Perancis oleh Raja Francois I. Raja yang kagum terhadap karya-karya da Vinci membeli sejumlah lukisan sang maestro termasuk lukisan Monalisa dan kemudian memajangnya di istana Château Fontainebleau. Selanjutnya, Raja Louis XIV memindahkan lukisan ke istana Versailles. Setelah Revolusi Perancis, lukisan berpindah lagi ke istana (sekarang museum) Louvre. Penguasa terkenal pasca Revolusi Perancis, Napoleon I bahkan pernah menggantung lukisan Monalisa di kamar pribadinya.

Peristiwa menggemparkan terjadi pada 21 Agustus 1911 ketika Monalisa dicuri oleh seorang karyawan museum berkebangsaan Italia, Vincenso Peruggia. Dia menyimpan Monalisa selama dua tahun di loteng kamarnya di Paris. Tahun 1913, Peruggia membawa pulang Monalisa ke Italia dan mencoba menjualnya. Dia kemudian tertangkap, namun masyarakat Italia malah menganggap Peruggia sebagai pahlawan karena berhasil ‘memulangkan’ Monalisa ke tanah airnya. Setelah dipamerkan ke publik, Pemerintah Italia akhirnya memulangkan Monalisa kembali ke ‘rumah’ di Museum Louvre, Perancis.

Tahun 1962, Monalisa sempat berkunjung ke negara Paman Sam, AS untuk dipamerkan di museum National Gallery. Tahun 1974, bertualang ke Moskow dan Tokyo, di mana jumlah pengunjung pameran hampir mencapai dua juta orang hanya dalam beberapa hari saja. Sebuah rekor jumlah kunjungan museum yang belum terpecahkan hingga sekarang.

Banyak yang menyukai lukisan Monalisa namun tidak sedikit pula yang membencinya. Tahun 1956, Monalisa dilempari asam hingga menyebabkan sedikit kerusakan di bagian bawah lukisan. Selanjutnya terkena lemparan batu yang menyebabkan lukisan lecet di beberapa bagian. Tahun 1974, Pemerintah Jepang menghadiahi Monalisa bingkai kaca anti peluru yang berpenyejuk udara. Sejak saat itu Monalisa mulai aman dari gangguan tangan-tangan jahil.



Sejumlah fakta menarik lain tentang Monalisa

* Monalisa dilukis di atas kanvas kulit kayu menggunakan cat minyak dan berukuran 77 x 53 cm.
* Mona dalam bahasa Italia adalah singkatan untuk madonna yang artinya adalah "nyonyaku". Sehingga judul lukisan artinya adalah Nyonya Lisa. Dalam bahasa Italia biasanya judul lukisan ditulis sebagai Monna Lisa (dengan ‘n’ ganda).
* La Gioconda adalah bentuk feminin dari Giocondo. Kata giocondo dalam bahasa Italia artinya adalah "riang" dan la gioconda artinya adalah "wanita riang". Berkat senyum Mona Lisa yang misterius, frasa ini memiliki makna ganda. Begitu pula terjemahannya dalam bahasa Perancis; La Joconde.
* Nama Mona Lisa dan La Gioconda atau La Joconde menjadi judul lukisan yang diterima secara luas semenjak abad ke-19. Sebelumnya lukisan ini disebut dengan berbagai nama seperti "Wanita dari Firenze" atau "Seorang wanita bangsawan dengan kerudung tipis".
* Lisa del Giocondo (Lisa Gherardini) atau Monna Lisa lahir tahun 1479 dan berusia sekitar 24 tahun ketika Leonardo da Vinci melukisnya.
* Tahun 1625, seorang bangsawan Inggris, Duke of Buckingham mengajukan tawaran membeli lukisan Monalisa.
* Seniman terkenal Italia, Pablo Picasso sempat diinterogasi polisi Italia saat lukisan Monalisa hilang. Ini karena Picasso sebelumnya diketahui membeli beberapa arca curian dari Museum Louvre beberapa bulan sebelum Monalisa hilang.
* Tahun 1919, seniman aliran Dadais, Marcel Duchamp melukis parodi Monalisa bertajuk L.H.O.O.Q. Dalam lukisan ini Monalisa ditambahkan kumis dan jenggot. L.H.O.O.Q. menjadi sama tenarnya dengan Monalisa.

* La Gioconda, La Joconde, Lisa del Giocondo, florence La Joconde a le sourire (Monalisa masih tersenyum) adalah sebuah sandi rahasia saat Perang Dunia II untuk menandakan bahwa sejumlah barang seni koleksi Negara telah diamankan.
* Tahun 2000, Eric Harshbarger menyusun sketsa Monalisa menggunakan mainan Lego, sementara Karen Eland melukis Monalisa menggunakan bahan kopi.


* Lukisan Monalisa terkecil dibuat oleh Yves Gerard yang berukuran 9x13 milimeter. Sementara lukisan yang terbesar (Mega Mona) dibuat oleh Karen Savell yang berukuran 44x62 inci.

* Karakter Monalisa sempat muncul dalam serial kartun “Kura-kura Ninja” di episode 'Raphael Meets His Match'. Tiga anggota kura-kura Ninja: Raphael, Leonardo, dan Donatello membantu Monalisa mencari penjahat yang telah mengubahnya menjadi mutan Big Grin
* Tahun 2000 digelar sebuah pameran besar dengan tajuk Seratus Senyum Monalisa (The 100 Smiles of Mona Lisa) yang memamerkan beragam salinan lukisan Monalisa sejak abad ke-19.
* Sebelum berkunjung ke AS pada tahun 1962, Monalisa ditaksir untuk kepentingan asuransi dan nilainya adalah 100 juta dolar AS. Hingga saat ini Monalisa tidak diasuransikan karena sudah dianggap sebagai aset Negara oleh pemerintah Perancis.
* Sebuah tayangan dari National Geographic berjudul "Testing the Mona Lisa" mengungkap bahwa Monalisa ternyata sedang hamil saat dilukis.
* Tahun 2005, sejumlah peneliti dari Universitas Amsterdam mengungkap penelitian mereka tentang senyum Monalisa yaitu: 83% bahagia, 9% jijik, 6% takut, 2% marah, -1% netral, 0% terkejut.
* Januari 2010, Dr Vito Franco, profesor anatomi patologi dari Universitas Palermo berteori bahwa Monalisa saat dilukis pada 1503 mengalami kegemukan dan berkolesterol tinggi.
* Museum Vernon di AS mengklaim lukisan Monalisa mereka adalah lukisan asli. Monalisa versi Vernon memiliki subyek yang lebih muda dan lukisannya agak sedikit lebih lebar.

Kontroversi tak berujung

Sampai sekarang Monalisa masih diliputi tanda tanya besar terutama yang berkaitan dengan subyek lukisannya. Memang pendapat umum yang diterima semua kalangan Monalisa adalah Lisa del Giocondo (Lisa Gherardini), tapi ada ahli yang mengatakan bahwa Monalisa sebenarnya adalah potret diri Leonardo da Vinci yang dilukis berwujud perempuan, sementara ada juga yang mengatakan Monalisa adalah ibu kandung da Vinci. Pendapat lain mengatakan Monalisa adalah Pacifica Brandano, Constanza d'Avalos dan bahkan Isabella of Aragon yang merupakan isteri terakhir dari da Vinci. Jelasnya, siapapun yang dilukis oleh da Vinci dalam lukisan Monalisa hanya dia dan Tuhan yang tahu!

TANJUNG PRIOK BERDARAH II (14 APRIL 2010) Akibat Sistem Rusak

TANJUNG PRIOK BERDARAH II (14 APRIL 2010) Akibat Sistem Rusak

Pada tahun 1984 silam Tanjung Priok menjadi ajang pembantaian aparat terhadap umat Islam, hingga seorang pemadam kebakaran harus membersihkan darah umat Islam yang tingginya hampir se-mata kaki (sabili). Lagi-lagi umat Islam di dzalimi oleh bobroknya system negeri ini, lagi-lagi umat Islam lah yang notabene penduduk mayoritas negeri ini harus menjadi korban. Bukan hanya di Tj Priok tetapi pembantaian seperti itu terjadi di darah-daerah lain seperti Lampung, Ambon, Poso dll.
14 April 2010 kemarin, kembali umat Islam harus menelan kejamnya system ini. Ribuan warga kembali bentrok dengan aparat yang memakan 2 korban tewas dan ratusan luka-luka. Penyebabnya hampir sama dengan tragedy Tj. Priok pertama pada tahun 1984, yaitu pelecehan agama oleh aparat. Kalau Tj Priok I disebabkan oleh seorang aparat yang masuk ke mesjid tanpa membuka alas kaki, kalau Tj. Priok II aparat atas izin pemerintah membongkar makam leluhur salah satu penyebar agama Islam di Jakarta yaitu makam Mbah Priok atau Habib Hassan Bin Muhammad Al Hadad untuk dijadikan taman.
Tanah makam Mbah Priok itu menjadi sengketa antara pihak ahli waris dengan PT. Pelindo. Pihak ahli waris memberikan bukti sertifikat kepemilikan tanah tersebut, namun hakim berbicara lain. Di persidangan pihak ahli waris dinyatakan kalah, dan diketuklah palu bahwa tanah itu milik Pt. Pelindo.
PT. Pelindo mengirim pasukan POL-PP ke lokasi untuk melakukan penggusuran atas areal makam tersebut. Dan pada saat itu pula warga tersulut amarahnya atas kehadiran aparat POL-PP puluhan truk dan alat-alat berat di lokasi makam yang mereka keramatkan tersebut. Warga menolak keputusan pengadilan yang memenangkan PT. Pelindo atas kepemilikan areal tersebut.
Situasi makin memanas ketika Ulama yang berada di lokasi menawarkan perundingan kembali dengan POL-PP, namun salah satu petinggi POL-PP menolak hal itu dan berbicara dengan nada menantang. “Tidak mau, kami mau perang”. Perkataan itu di perkuat oleh Habib Rizieq Sihab Ketua FPI pusat dalam sebuah acara berita petang di Tv One. Beliau juga mengatakan akan memberi identitas oknum POL-PP tersebut jika dibutuhkan.
Perkataan itulah yang kemudian membuat amarah warga semakin memuncak, yang akhirnya terjadilah bentrok fisik antara warga dan aparat yang mengakibatkan 3 aparat POL-PP tewas dan ratusan lainnya luka-luka serta kerugian yang besar di pihak POL-PP. Pagi tadi detik.com menyebutkan POL-PP rugi 22M dari tragedy berdarah tersebut. Berikut rinciannya ;
1. Truk : 24 unit x Rp 295.800.000= Rp 7.099.200.000
2. Operasional Panther : 43 unit x Rp 225.500.000 = Rp 9.696.500.000
3. Operasional KIA Pick Up : 14 unit x Rp 727.500.000 = Rp 1.785.000.000
4. Kendaraan Komando : 2 unit x 226.725.454 = Rp 453.450.000
5. Kijang : 2 unit x Rp 120.000.000 = Rp 240.000.000
6. Sepeda Motor Trail : 1 unit x 24. Rp 499.000 = Rp 24.499.000
7. Helm Antihuruhara : 575 x Rp 500.000 = Rp 287.500.000
8. Tameng Antihuruhara : 575 x Rp 979.000 = Rp 562.925.000
9. Rompi Pulset : 575 buah x Rp 4.888. 000 = Rp 2.806.000.000
Total Rp 22. 955.074.000 (detik.com)

Ada kesamaan kronologi pada kasus Tj.Priok I dan II. Daerah konflik terjadi di daerah yang sama yaitu Koja. Pada kasus Tj. Priok I warga bergerombol pergi ke Polres dan kodim untuk mengadakan musyawarah terkait pelecehan agama yang dilakukan oleh ABRI pada saat itu. Namun di tengah jalan mereka di hadang pasukan ABRI bersenjata lengkap lalu menembaki mereka dengan membabai buta. Kata-kata kasar seperti yang diucapkan oleh oknum POL-PP pun keluar pada kasus Tanjung Priok 1984. Seorang komandan ABRI berteriak “Bangsat…peluru abis. Anjing-anjing ini masih banyak”. Skenario apa ini? Adakah isu SARA dibalik konflik ini? Benarkah aparat akan mengulang tragedi Priok I?
Bermacam versi kronologis kejadian pun keluar setelah konflik mereda, ada yang bilang bahwa POL-PP di serang duluan oleh warga, ada juga yang berkata sebaliknya. Namun jika mendengar keterangan yang sampaikan oleh Habib Rizieq pada Tv One yang mengatakan bahwa POL-PP tidak mau berunding dan malah menantang perang, maka jelaslah siapa yang pertama melakukan penyerangan.
Ada yang bilang masyarakat salah paham, Makam Mbah Priok itu tidak akan di gusur tapi akan diperindah. Tapi apakah ada keluar kata2 itu sebelum bentrok terjadi? Kalau saja benar bahwa makam Mbah Prik itu akan direnovasi, rasanya tidak perlu ribuan POL-PP berpakaian anti huru-hara lengkap beserta alat-alat berat itu turun ke lokasi. Maka keterangan pemerintah yang mengatakan bahwa makan Mbah Priok itu akan di renovasi terkesan dibuat hanya untuk menutup-nutupi kesalahan saja.
Pemerintah bertanggungjawab atas tragedi ini. Karena ketuk palu hakim atas rekomendasi pemerintah. Tragedi semacam ini takan terjadi jika saja pemerintah tidak serakah dan tidak selalu berorientasi UANG.
Hal konyol terjadi setelah tragedi ini mereda. Aparat malah saling menyalahkan, POLRI dan DPR-RI menyalahkan POL-PP, POL-PP menyalahkan POLRI dan Komnas HAM. Mereka tidak mau bertanggungjawab atas keputusan yang menjadi bumerang bagi mereka ini.
Penyebab lain tragedi ini adalah Menurut surat kabar media Indonesia, ada 4 penyebab tragedy seperti ini terjadi.
1. tidak terlihat peningkatan yang sungguh-sungguh pada komitmen negara mencintai rakyatnya.
2. betapa buruknya negara menjalankan resolusi problem
3. terjadi distrust yang parah terhadap peraturan karena semakin hari semakin jelas bahwa penegakan hukum di negeri ini sangatlah manipulative
4. buruknya civic education. Negara lalai mendidik warga agar memiliki disiplin (Media Indonesia)
Penyelesaian masalah
Pemerintah dan kita semau harus mau mengakui bahwa system di negeri ini adalah system buatan manusia yang sudah di pastikan KESALAHANNYA. Jangan heran kalo ada istilah REVISI UNDANG-UNDANG, itu menunjukan bahwa sitem dan undang-undang hidup negeri ini tidak sempurna. Kita tidak boleh dan tidak bisa menyangkal bahwa sudah ada hukum dan undang-undang yang maha sempurna yang telah diberikan untuk kita oleh Sang Pencipta. Tidak ada keraguan di dalamNya. Lalu kenapa harus menunggu lama untuk menegakannya?
Kita masih miris melihat penggusuran2 PKL dll yang dilakukan oleh aparat. Dengan kejinya mereka merusak dan menghancurkan sumber pendapatan rakyat kecil itu, hanya dengan alasan “keindahan kota”..konyol sekali bukan?? Tragedy Priok berdarah II ini bisa dikatakan ajang pembalasan rakyat kepada aparat POL PP.
Demikian bencinya rakyat kepada aparat, dikarenakan kinerjanya yang sewenang-wenang, semau perutnya. Kenapa penangkapan terhadap masa dilakukan dengan terbuka tetapi oknum2 aparat selalu di tutup-tutupi? Malukah?? Tidak perlu malu, kami semua sudah tahu bagaiman bobroknya aparat di negeri ini.

foto-foto Tragedi Priok Berdarah II (APARAT VS RAKYAT)




About these ads

Kronologi Tragedi Tanjung Priok Berdarah 1984 oleh Saksi Mata Ust. Abdul Qadir Djaelani

Kronologi Tragedi Tanjung Priok Berdarah 1984 oleh Saksi Mata Ust. Abdul Qadir Djaelani

Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang peristiwa Tanjung Priok. Karenanya, ia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Sebagai seorang ulama dan tokoh masyarakat Tanjung Priok, sedikit banyak ia mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok. Berikut adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, yang tertulis dalam eksepsi pembelaannya berjudul “Musuh-musuh Islam Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesia”.
Tanjung Priok, Sabtu, 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu, memasuki Mushala as-Sa’adah di gang IV Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka menyiram pengumuman yang tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan). Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja Islam (masjid) di Jalan Sindang. Tanjung Priok, Ahad, 9 September 1984 Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-Sa’adah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan kepada jamaah kaum muslimin. Tanjung Priok, Senin, 10 September 1984 Beberapa anggota jamaah Mushala as-Sa’adah berpapasan dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori mushala mereka. Terjadilah pertengkaran mulut yang akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul Makmur yang kebetulan lewat. Usul mereka supaya semua pihak minta penengahan ketua RW, diterima. Sementara usaha penegahan sedang.berlangsung, orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan permasalahan itu, membakar sepeda motor petugas Koramil itu. Kodim, yang diminta bantuan oleh Koramil, mengirim sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan. Ikut tertangkap 4 orang jamaah, di antaranya termasuk Ketua Mushala as-Sa’adah.
Tanjung Priok, Selasa, 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh Kodim, yang diyakininya tidak bersalah. Peran Amir Biki ini tidak perlu mengherankan, karena sebagai salah seorang pimpinan Posko 66, dialah orang yang dipercaya semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat. Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia.
Tanjung Priok, Rabu, 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian, acara pengajian remaja Islam di Jalan Sindang Raya, yang sudah direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-Sa’adah, terus berlangsung juga. Penceramahnya tidak termasuk Amir Biki, yang memang bukan mubalig dan memang tidak pernah mau naik mimbar. Akan tetapi, dengan latar belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya, jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan memberi petunjuk. Pada kesempatan pidato itu, Amir Biki berkata antara lain, “Mari kita buktikan solidaritas islamiyah.
Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim. Mereka tidak bersalah. Kita protes pekerjaan oknum-oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu. Kita berhak membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko. Kalau mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya.” Selanjutnya, Amir Biki berkata, “Kita tidak boleh merusak apa pun! Kalau adayang merusak di tengah-tengah perjalanan, berarti itu bukan golongan kita (yang dimaksud bukan dan jamaah kita).” Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua: sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim.
Setelah sampai di depan Polres, kira-kia 200 meter jaraknya, di situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di tangan. Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu, terdengar militer itu berteriak, “Mundur-mundur!” Teriakan “mundur-mundur” itu disambut oleh jamaah dengan pekik, “Allahu Akbar! Allahu Akbar!” Saat itu militer mundur dua langkah, lalu memuntahkan senjata-senjata otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada di hadapan mereka, selama kurang lebih tiga puluh menit. Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit histeris; beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada. Malahan ada anggota militer yang berteriak, “Bangsat! Pelurunya habis. Anjing-anjing ini masih banyak!” Lebih sadis lagi, mereka yang belum mati ditendang-tendang dan kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati.
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang penuh dengan pasukan. Dari atas mobil truk besar itu dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi di pinggir-pinggir jalan. Lebih mengerikan lagi, truk besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang tiarap di jalan raya, melindas mereka yang sudah tertembak atau yang belum tertembak, tetapi belum sempat menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk tersebut. Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk digilas mobil truk besar terdengarjelas oleh para jamaah umat Islam yang tiarap di got-got/selokan-selokan di sisi jalan.
Setelah itu, truk-truk besar itu berhenti dan turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk, bagaikan melempar karung goni saja. Dua buah mobil truk besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni.
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat jamaah pengajian itu pergi, tidak lama kemudian datanglah mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang bertugas menyiram dan membersihkan darah-darah di jalan raya and di sisinya, sampai bersih.
Sementara itu, rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin langsung oleh Amir Biki. Kira-kirajarak 15 meter dari kantor Kodim, jamaah pengajian dihadang oleh militer untuk tidak meneruskan perjalanan, dan yang boleh meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah pengajian itu, di antaranya Amir Biki. Begitu jaraknya kira-kira 7 meter dari kantor Kodim, 3 orang pimpinan jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya. Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur menggelepar-gelepar. Melihat kejadian itu, jamaah pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk, menjadi panik dan mereka berdiri mau melarikan diri, tetapi disambut oleh tembakan peluru otomatis. Puluhan orang jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid. Menurut ingatan saudara Yusron, di saat ia dan mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang beroda 10 itu, kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya, yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu RSPAD).
Sesampainya di rumah sakit, mayat-mayat itu langsung dibawa ke kamar mayat, termasuk di dalamnya saudara Yusron. Dalam keadaan bertumpuk-tumpuk dengan mayat-mayat itu di kamar mayat, saudara Yusron berteriak-teriak minta tolong. Petugas rumah sakit datang dan mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat lain.
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila PanglimaABRI/Panglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya, apalagi pihak Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian sedini dan seawal mungkin. Ini karena pada tanggal 11 September 1984, sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, saya sempat berbincang-bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga, Kepala Intel Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang rekannya yang ditahan, disebabkan membakar motor petugas. Bahkan, menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya, di saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984, menyatakan bahwa pada tanggal 12 September 1984, kira-kira pukul 10.00 pagi. Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas Intel Jaya.
(Sumber: Buku Tanjung Priok Berdarah, Tanggungjawab Siapa: Kumpulan Fakta dan Data, Yogyakarta: Gema Insani Press via http://olgariki.multiply.com).
Powered By Blogger