Tujuan hidup kita bukan sekedar mengecap kebaikan Tuhan, yaitu menerima
penebusan Kristus. Tetapi menjadi batu-batu hidup yang dipergunakan
untuk pembangunan rumah Tuhan. Semua orang percaya adalah batu-batu
hidup, sekaligus imam-imam untuk mempersembahkan korban kepada Allah.
Semua agama di dunia, termasuk agama Yahudi, memiliki 3 hal: bait
(kuil), imam, korban (persembahan). Namun, pada agama Kristen, ketiga
hal tersebut ada di dalam diri orang-orang percaya. Kita semua adalah
batu-batu hidup yang membentuk Bait Allah. Kita juga adalah sekaligus
imam, dimana Kristus korban penebusan kita telah bersatu dengan kita.
Jadi ketiga hal itu ada di dalam diri kita secara korporat. Kita adalah
satu-satunya agama “three in one”. Jadi Bait Allah bukanlah bangunan
jasmani, tetapi kumpulan batu-batu hidup atau imam-imam yang
mempersembahkan korban. Setelah kita menerima korban penebusan, ada 2
korban yang harus senantiasa kita berikan:
1.Korban syukur / ucapan bibir (penyembahan) yang menyebabkan kesadaran akan hadirat Allah di tengah-tengah baitNya (Ibrani 13:5).
2.Korban perbuatan baik / memberi bantuan (Ibrani 13:6). Inilah korban perbuatan yang nyata dalam saling mengasihi dengan saling memberi dan membangun.
Jadi, dengan korban-korban yang demikian, kita berfungsi sebagai tukang-tukang bangunan yang saling membangun, agar setiap batu hidup menjadi serupa dengan Kristus, batu penjuru kita.
1.Korban syukur / ucapan bibir (penyembahan) yang menyebabkan kesadaran akan hadirat Allah di tengah-tengah baitNya (Ibrani 13:5).
2.Korban perbuatan baik / memberi bantuan (Ibrani 13:6). Inilah korban perbuatan yang nyata dalam saling mengasihi dengan saling memberi dan membangun.
Jadi, dengan korban-korban yang demikian, kita berfungsi sebagai tukang-tukang bangunan yang saling membangun, agar setiap batu hidup menjadi serupa dengan Kristus, batu penjuru kita.