Sebelum dunia dihakimi, maka rumah Allah yang pertama-tama dihakimi.
Penghakiman bagi rumah Allah bukan untuk menentukan apakah ia
diselamatkan atau tidak, tetapi berbicara tentang ujian yang datang
untuk memurnikannya. Rumah Allah adalah tempat kediaman Allah. Karena
itu, rumah Allah tidak boleh dicemari oleh segala bentuk kenajisan. Oleh
sebab itu, Allah pasti melakukan pemurnian bagi rumahNya. Jadi, apabila
kita mengalami kesulitan, aniaya, dan tantangan yang berat, maka hal
itu membuktikan bahwa kita benar-benar adalah rumah-Nya. Allah
menginginkan rumah yang bersih dan murni. Bahan-bahannya harus terbuat
dari emas, mutiara, dan batu-batuan berharga. Bahan-bahan tersebut hanya
bisa dihasilkan lewat api, iritasi, dan tekanan-tekanan hidup yang
bertubi-tubi. Pemurnian memang berat, sehingga penulis Amsal berkata
bahwa “orang-orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan.” Orang benar
saja merasa seolah-olah “hampir tidak diselamatkan,” apa lagi yang bukan
orang benar? Tapi, janji-Nya yang pasti adalah orang benar pasti
diselamatkan.
Sunday, September 4, 2011
Blog Archive - ארכיון הבלוג
- December 2009 (5)
- January 2010 (71)
- February 2010 (11)
- March 2010 (12)
- April 2010 (3)
- May 2010 (4)
- June 2010 (10)
- July 2010 (2)
- August 2010 (6)
- September 2010 (7)
- October 2010 (1)
- August 2011 (17)
- September 2011 (39)
- July 2012 (19)
- September 2012 (1)
- October 2012 (5)
- January 2013 (2)
- February 2013 (1)
- March 2013 (1)
- April 2013 (14)
- June 2013 (3)
- August 2013 (3)
- February 2014 (64)
- May 2014 (33)
- July 2014 (9)
- August 2014 (15)
- October 2014 (40)
- November 2014 (9)
- December 2014 (46)
- January 2015 (8)
- February 2015 (9)
- June 2015 (3)
- August 2015 (17)
- October 2015 (1)
- July 2016 (4)
- December 2016 (2)
- September 2017 (3)