Hidup yang kita jalani bagaikan perjalanan misteri.
Kita menjalani rutinitad sehari-hari, yang susah dan senang, berhasil
dan gagal, menang dan kalah adalah ibarat makanan yang memerlukan garam
sebagai "pengisi" hidup. orang yang menemukannya mengubah seluruh
prioritas hidupnya menjadi lebih serius.
Hal ini memberi pencerahan yang membuat hidup
dipenuhi kuasa ilahi dan mengalahkan semua kuasa kejahatan yang mencoba
menguasainya. Ia mulia dan tak terlukiskan dengan bahasa manusia dan
membuat sang penemu bersedia menukar apapun yang paling berharga bahkan
nyawa sendiri.
Rahasia itu tak bisa dipelajari karena termeterai,
dan tidak dipahami tanpa disingkapkan. Pada jaman dulu, yang dimaksud
“rahasia” adalah pengetahuan istimewa yang besar manfaatnya, tapi hanya
diungkapkan kepada para anggota suatu kelompok agama, yang masih-masing
telah diambil sumpahnya. Untuk memperoleh pengetahuan yang tertutup bagi
“orang luar” itu, kita harus menjadi “orang dalam” terlebih dahulu,
melalui suatu upacara yang disebut inisiasi.
Ketika kita menerima Yesus, maka kita memiliki hak
untuk mengetahui rahasia itu. Paulus berkata, “Sebab Ia telah menyatakan
rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya,
yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam
Kristus. Aku katakan ‘di dalam Kristus’, karena di dalam Dialah kami
mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk
menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala
sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya,“(Efesus 1:9, 11).
Jadi, “sesuai dengan maksud abadi, yang telah
dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”(Efesus 3:11). Rahasia
itu adalah Maksud Abadi Allah yang tidak berubah, karena mengatasi
segala zaman dan menghasilkan konsep dan praktek gereja yang
sesungguhnya.
Dengan mengetahui Maksud Abadi Allah, maka segala aktifitas kita
seperti: bekerja, belajar, berlibur, beribadah, bersaksi, melayani dan
membangun hubungan menjadi normal seperti biasa. Mengapa? Karena dari
kekekalan, Allah bergerak ke dalam ruang dan waktu, “Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran,” (Yohanes 1:14).
Firman yang telah menjadi manusia dalam Yesus ini
memberikan ketegasan yang tak terbantahkan, "Rombak Bait Allah ini, dan
dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali," (Yohanes 2:19).
Sebenarnya, hal apakah yang dirindukan oleh Allah? Allah merindukan
sebuah tempat kediaman yang disebut Rumah Allah.
Untuk mewujudkan hal ini, maka Allah memanggil Paulus
dan mewahyukan kepadanya rahasia tentang Maksud Abadi Allah dengan
menuliskan 2/3 dari Perjanjian Baru, yang berisi visi, prinsip-prinsip
dan langkah-langkah praktis bagaimana menjadi anggota Rumah Allah yang
dapat mengekspresikannya. Itulah sebabnya, seluruh isi Alkitab adalah
kisah tentang Allah (Kristus) dan rumah-Nya. Dikatakan, “Sebab Ia telah
menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana
kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah
ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk
mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang
di sorga maupun yang di bumi,”(Efesus 1:9-10). Jadi, kita adalah rumah
kediaman yang Allah rindukan selama ini. Oleh karena alasan inilah kita
ingin berfokus untuk membangun rumah Allah yakni Build My Home.