Mengampuni tidak sama dengan melupakan. Orang-orang yang berusaha
melupakan sakit hati mereka seringkali berkata bahwa mereka tidak dapat
melupakannya. Allah berkata bahwa Ia "tidak akan lagi mengingat
dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita" (Ibr 10:17*) padahal Ia
mahatahu. Jadi, arti sesungguhnya dari "tidak lagi mengingat" ialah
bahwa Allah tidak akan memanfaatkan masa lalu untuk menyerang kita (Mazm
103:12*). Melupakan barangkali merupakan hasil dari tindakan
mengampuni, tetapi melupakan tidak sama artinya dengan mengampuni.
Ketika kita mengingat-ingat masa lalu untuk menyerang seseorang,
sebenarnya kita sedang berkata bahwa kita tidak mengampuni mereka.
Mengampuni adalah pilihan, sesuatu yang harus diputuskan dan dilakukan.
Jika Allah meminta kita untuk mengampuni, itu berarti kita mampu
melakukannya. Tetapi, kita sulit untuk mengampuni karena hal itu
berlawanan dengan pemahaman kita mengenai keadilan. Kita ingin membalas
sakit hati kita, tetapi ada perintah bahwa kita tidak diperkenankan
untuk membalas dendam (Roma 12:19*). "Mengapa saya harus membiarkan saja
mereka tanpa balasan?" Di situlah pokok persoalannya, anda masih merasa
sakit hati, masih terikat dengan peristiwa yang sudah berlalu. Anda
akan membiarkan mereka lepas dari dendam anda, tetapi mereka tidak akan
pernah lepas dari pengawasan dan pembalasan Allah. Dia akan menghakimi
mereka dengan seadil-adilnya, sesuatu yang tidak dapat kita lakukan.
Anda
mengatakan, "Tetapi anda tidak mengerti betapa menyakitkannya hal ini
bagi saya!" Tetapi tidakkah anda menyadari, kalau anda tidak mengampuni
mereka, mereka masih menguasai dan menyakiti anda? Jadi, bagaimanakah
anda harus mengatasi sakit hati anda? Anda tidak dapat mengampuni
seseorang demi kebaikan mereka; apabila anda melakukannya, lakukanlah
demi kebaikan anda sehingga anda bebas dari sakit hati. Kewajiban anda
untuk mengampuni bukan merupakan persoalan antara anda dan lawan anda,
melainkan antara anda dan Allah.
Mengampuni berarti rela
menanggung akibat-akibat yang ditimbulkan oleh dosa orang lain. Memang
mengampuni merupakan sesuatu yang sangat mahal harganya. Anda membayar
harga kejahatan yang anda ampuni, dan anda harus rela menanggung
akibat-akibatnya, lepas dari keinginan anda; hanya ada dua pilihan bagi
anda: memendam kepahitan oleh karena anda tidak rela mengampuni, atau
mengalami kelepasan karena anda rela mengampuni. Yesus rela menanggung
segala akibat yang ditimbulkan oleh dosa anda di dalam Diri-Nya.
Pengampunan yang sejati merupakan tindakan penggantian, sebab tidak
seorang pun yang dapat sungguh-sungguh mengampuni tanpa harus menanggung
akibat-akibat dosa orang lain. Allah Bapa membuat "Ia yang tidak
mengenal dosa menjadi dosa, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah (2Kor 5:21*). Di manakah letak keadilan? Saliblah yang membuat
pengampunan benar secara hukum dan moral: "Sebab kematian-Nya adalah
kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya" (Roma
6:10*).
Bagaimana caranya agar anda dapat mengampuni dengan tulus
hati? Pertama, akuilah sakit hati dan kebencian yang anda rasakan. Jika
pengampunan yang anda berikan belum melibatkan emosi dan perasaan anda,
pengampunan itu belumlah lengkap. Banyak orang merasakan sakit hati
oleh karena hubungan antar pribadi yang kurang baik, tetapi mereka tidak
mengakuinya. Izinkan Allah memunculkan rasa sakit itu ke permukaan
sehingga Ia dapat menanganinya. Di sinilah penyembuhan terjadi.
Putuskanlah
bahwa anda rela menanggung sikap buruk mereka serta tidak akan
memanfaatkan kesalahan itu untuk menyerang mereka di kemudian hari. Hal
itu tidak berarti bahwa anda sedang bertoleransi terhadap dosa; anda
harus tetap siaga melawan dosa.
Jangan tunda untuk mengampuni
sampai anda merasa bersedia melakukannya; anda tidak akan pernah sampai
di situ. Perasaan itu memerlukan waktu dalam proses penyembuhannya
sesudah anda mengambil keputusan untuk mengampuni. Dengan demikian Iblis
tidak beroleh kesempatan (Ef 4:26,27*). Kemerdekaan adalah sesuatu yang
akan diperoleh, bukan dirasakan.
Sementara anda berdoa,
Allah akan mengingatkan anda pada orang-orang dan pengalaman-pengalaman
yang menyakiti anda yang sebenarnya anda lupakan sama sekali.
Izinkanlah Dia melakukannya walaupun hal itu sangat menyakitkan. Ingat,
bahwa anda melakukannya demi kebaikan anda sendiri. Allah ingin agar
anda bebas. Janganlah mengingat-ingat apa yang sudah dilakukan oleh
orang yang sudah menyakiti anda. Pengampunan akan menyembuhkan rasa
sakit anda, bukan kesalahan-kesalahan orang lain. Perasaan-perasaan yang
baik pada saatnya akan muncul; membebaskan diri dari masa lalu
merupakan suatu pokok yang sangat penting.
Janganlah
anda berkata, "Tuhan, tolonglah saya untuk mengampuni", karena
sebenarnya Dia sudah menolong anda. Jangan pula mengatakan, "Tuhan, saya
mau mengampuni", karena itu belum berarti bahwa saudara sungguh
mengampuni, hanya merupakan keinginan anda saja. Ingatlah bahwa hal
mengampuni itu merupakan keputusan kehendak anda. Katakan langsung,
"Tuhan, saya mengampuni". Tetaplah mengingat setiap pribadi, sampai anda
benar-benar yakin bahwa anda sudah mengatasi semua rasa sakit yang anda
ingat; apa yang mereka lakukan terhadap anda, bagaimana mereka
menyakiti anda, bagaimana mereka membuat anda merasa ditolak, tidak
disenangi, tidak layak, kotor, dll.
GBU ALL......^__^
Blog Archive - ארכיון הבלוג
- December 2009 (5)
- January 2010 (71)
- February 2010 (11)
- March 2010 (12)
- April 2010 (3)
- May 2010 (4)
- June 2010 (10)
- July 2010 (2)
- August 2010 (6)
- September 2010 (7)
- October 2010 (1)
- August 2011 (17)
- September 2011 (39)
- July 2012 (19)
- September 2012 (1)
- October 2012 (5)
- January 2013 (2)
- February 2013 (1)
- March 2013 (1)
- April 2013 (14)
- June 2013 (3)
- August 2013 (3)
- February 2014 (64)
- May 2014 (33)
- July 2014 (9)
- August 2014 (15)
- October 2014 (40)
- November 2014 (9)
- December 2014 (46)
- January 2015 (8)
- February 2015 (9)
- June 2015 (3)
- August 2015 (17)
- October 2015 (1)
- July 2016 (4)
- December 2016 (2)
- September 2017 (3)