HATI YANG BERKORBAN
Pada suatu
hari, disebuah kelas sekolah minggu ada seorang anak perempuan yang
akan pulang ke rumahnya karena tidak ada tempat lagi baginya dikelas
itu. Tiba-tiba seorang guru melihatnya dan anak itu dikejarnya sambil
berkata,”Nak, jangan pulang, Bapak akan mencarikan tempat bagimu.”Lalu anak itu digendongnya serta dicarikan tempat dikelas yang memang terlalu kecil karena padatnya. Smabil mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi anak yang manis itu, si guru berkata sambil menghibur, “Kami berharap lain kali sekolah dapat menyediakan ruangan kelas yang lebih besar.”
Setelah pulang ke rumah, anak itu mulai menabung untuk dapat disumbangkan ke gereja tersebut sehingga dapat memperbesar kelas sekolah minggu. Namun beberapa waktu kemudian anak itu meninggal dunia. Setelah acara pemakaman selesai, ayah anak itu menceritakan kepada Dr. Russel Conwell segala sesuatunya dan menyerahkan uang tabungan anaknya yang hanya berjumlah 57 sen.
Sejak saat itu sebuah panitia pembangunan gereja dibentuk dengan modal uang sebesar 57 sen. Tuhan lalu menggerakkan hati umatNya begitu rupa, sehingga dalam tempo yang singkat dapat dikumpulkan uang tunai sejumlah 10.000 dolar. Beberapa waktu kemudian, sebuah gedung gereja yang besar lengkap dengan ruang-ruang kelas yang lebar untuk sekolah minggu telah didirikan.
Persembahan yang dipersembahkan kepada Tuhan dengan ketulusan hati, tidak akan terbuang percuma.
Sumber: Secangkir sup bagi jiwa anda #6, Metanoia Publishing