Krisis ekonomi global membuat banyak orang takut. Banyak karyawan kena
PHK, para pengusaha kecil cemas akan ancaman gulung tikar. Hidup
semakin berat, bencana alam silih berganti. Namun di tengah semua itu
Allah yang Mahakuasa tetap berdaulat. Kristus sungguh hidup dalam diri
anak-anak-Nya. Tuhan mencukupi kebutuhan anak-anak-Nya dan memberikan
sukacita dalam menjalani kehidupan yang berat ini. Sukacita dari Tuhan
tidak tergantung pada situasi. Dalam kondisi apa pun ada orang-orang
yang bisa menampilkan sukacita yang berasal dari Tuhan.
Saya melihat sukacita dari Tuhan pada wajah tiga wanita.
Yang pertama adalah seorang wanita tua yang duduk di kursi roda di
sebuah panti jompo. Ia begitu manis dan penuh sukacita, walaupun ia
harus dibantu perawat bila berjalan. Rambutnya disisir rapi, wajahnya
mengenakan make up tipis. Ketika ia menyuruh saya menerka berapa
umurnya, saya jawab antara 70-75 tahun. Ternyata usianya 92 tahun.
Ketika saya tanyakan apakah rahasianya sehingga ia awet muda dan penuh
sukacita, ia tertawa dan jarinya menunjuk ke atas. "Tidak ada rahasia.
Semuanya karena Tuhan Yesus. Kalau saya sakit, saya berdoa.
Kadang-kadang Tuhan Yesus sembuhkan, kadang-kadang Ia hanya beri
kekuatan. Kalau makanan enak, saya bersyukur. Kalau kurang enak, saya
bersyukur juga. Tidak usah masak, tetapi makanan sudah tersedia!" Saya
pulang dari panti jompo tersebut dengan membawa berkat besar. Wanita
tua itu begitu terbatas, jalan pun harus dibantu perawat, namun
sukacita dari Tuhan sungguh nyata dan hatinya yang penuh rasa syukur
menjadi berkat bagi saya dan orang-orang yang berjumpa dengannya.
Wanita kedua adalah seorang ibu sederhana, penjual nasi uduk dan tempe
goreng. Wajahnya penuh sukacita dan dari mulutnya selalu tercetus puji
Tuhan. Ia bercerita bahwa orang-orang heran karena dagangannya selalu
habis, tak pernah tersisa. Dengan polos ia bercerita bahwa ia selalu
berdoa dan bertanya kepada Tuhan harus masak berapa liter beras untuk
jualan esok pagi. Faktanya bila ia masak tiga liter, maka esok harinya
banyak pembeli dan dagangan habis. Bila setelah berdoa timbul pikiran
besok masak dua liter saja, maka esok harinya pembeli agak sepi dan
dagangannya habis juga. Dia bilang Tuhan Yesus tidak mau dia rugi.
Begitu nyata pimpinan Roh Kudus baginya dan dia bilang Tuhan selalu
mencukupkan kebutuhannya. Jadi ya bersukacita saja setiap hari. Wong
burung saja dipelihara Tuhan, apalagi anak-anak Tuhan. Dan ia sendiri
selalu melayani orang yang hanya punya uang 500 rupiah. Ia selalu
memberikan seporsi nasi uduk dan berkata, "Tuhan memberkati kamu.
Semoga dapat rejeki lebih baik." Sungguh dia menjadi terang dunia,
dengan sukacita yang ditampilkannya dia menyaksikan bahwa Tuhan
adalah Pemelihara yang luar biasa.
Wanita ketiga adalah wanita yang suaminya tidak bekerja. Namun ia
tampil penuh sukacita. Ia berkata bahwa ia hidup dari kebaikan Tuhan
dan Tuhan sendiri yang memberikan pekerjaan untuknya setiap hari. Ya,
ia pergi mengunjungi orang sakit, membantu masak bila ada acara di
gereja. Selalu ada orang yang membutuhkan bantuannya: mencuci piring
bila ada yang mengadakan pesta ulang tahun, membantu menyetrika bila
ada pembantu yang mudik, membantu mengurus orang sakit, membantu di
salon anggota gereja ketika salon ramai, menjajakan kue dan aneka
macam pekerjaan lain.
Sukacita dari Tuhan memang tidak tergantung pada situasi. Yang sakit,
yang dagang kecil-kecilan, yang kurang pendidikan, yang tidak punya
pekerjaan tetap, semuanya bisa mendapatkan sukacita dari Tuhan dan
menyatakan kemuliaan Tuhan dengan pancaran sukacita di wajahnya.
Bisakah Anda bayangkan apa yang terjadi kalau setiap anak Tuhan seperti itu?
Widya Suwarna
widyasuwarna@yahoo.co.id
Pondok Renungan - http://www.pondokrenungan.com
All Right Reserved
Jika anda ingin menyebarkan karya ini mohon hubungi pengarang serta Pondok Renungan - kontak@pondokrenungan.com
Monday, January 25, 2010
Blog Archive - ארכיון הבלוג
- December 2009 (5)
- January 2010 (71)
- February 2010 (11)
- March 2010 (12)
- April 2010 (3)
- May 2010 (4)
- June 2010 (10)
- July 2010 (2)
- August 2010 (6)
- September 2010 (7)
- October 2010 (1)
- August 2011 (17)
- September 2011 (39)
- July 2012 (19)
- September 2012 (1)
- October 2012 (5)
- January 2013 (2)
- February 2013 (1)
- March 2013 (1)
- April 2013 (14)
- June 2013 (3)
- August 2013 (3)
- February 2014 (64)
- May 2014 (33)
- July 2014 (9)
- August 2014 (15)
- October 2014 (40)
- November 2014 (9)
- December 2014 (46)
- January 2015 (8)
- February 2015 (9)
- June 2015 (3)
- August 2015 (17)
- October 2015 (1)
- July 2016 (4)
- December 2016 (2)
- September 2017 (3)