Sunday, January 31, 2010

Pernikahan Itu Berlandaskan Cinta
Adam sangat merindukan seorang pendamping yang dapat menjadi pelabuhan cintanya. Lalu Allah menciptakan seorang perempuan yang dicintai Adam. Tidak ada indikasi bahwa Adam terpaksa menikahi Hawa oleh karena tidak ada pilihan baginya. Kejadian 2:23 mengatakan “Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Tersirat dalam ayat ini betapa cintanya Adam pada Hawa dan sebaliknya. Maka dengan alasan inilah Allah menikahkan Adam dan Hawa dengan berfirman: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24).
Amos mengatakan “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?” (Amos 3:3). Ayat ini dapat diaplikasikan pada pernikahan, yaitu kedua insan (laki-laki dan perempuan) yang hendak menikah harus mengawalinya dengan perasaan suka sama suka atau cinta. Dalam beberapa kasus pernikahan, ada yang menikah oleh karena materi (harta), membayar budi baik, bahkan mungkin untuk memeras orang lain, dan lain sebagainya. Ini adalah pernikahan yang tidak sehat dan sangat ditentang oleh Allah. Tetapi perlu diingat bahwa meskipun dengan motif-motif salah ini seseorang menikah, sekali dia menikah secara alkitabiah, maka itu adalah pernikahan yang syah di hadapan Allah.
Cinta dibutuhkan dalam sebuah pernikahan atau rumah tangga. Jim E. Waldron mengatakan “...cinta adalah minyak yang melumasi hubungan anggota-anggota sebuah keluarga, dan pernikahan adalah bahan perekatnya” (Waldron, 1998: 36).
Cinta sejati adalah cinta yang rela berkorban. Suami dan isteri harus saling berkorban satu sama lain. Suami harus mengasihi isterinya (Efesus 5:25, 28, 29, 32-33) dan sebaliknya demikian. Saling memenuhi kebutuhan masing-masing secara biologis (1 Korintus 7:3-5). Untuk melakukan semua hal ini dibutuhkan cinta di antara keduanya. Hubungan cinta antara suami dan isteri menjadi simbol hubungan kasih antara Kristus dan gerejaNya. Ini menujukkan bahwa kasih atau cinta itu sangat penting di antara keduanya.
Hal penting lain yang jangan dilewatkan adalah cinta melibatkan komunikasi di antara keduanya. Itulah yang dimaksudkan oleh Amos dengan kata “berjanji.”
Powered By Blogger