Friday, August 22, 2014

Benarkah Jepang adalah Yahudi yang hilang

Benarkah Jepang suku yahudi yang hilang ya? Entahlah, Jepang, negeri yang terletak relatif jauh dari Mesir, pusat dan asal dari Kabbalah (ajaran Yahudi) memiliki keterkaitan dan bahkan diyakini masih satu hubungan darah. Bukankah orang Jepang memiliki kepercayaannya sendiri yang diberi nama Shintoisme dan orang-orang Israel juga memiliki kepercayaannya sendiri yang dinamakan Agama Yahudi dengan kitab Talmudnya?



Sebuah fakta menarik akan terkuak di sini, pertanyaan besar yang akan terjawab dari dua peneliti sejarah Jepang-Yahudi yakni Pendeta Arimasa Kubo dan Joseph Eidelberg. Kedua bangsa yang sepertinya beda, Jepang dan Yahudi, ternyata memiliki banyak kesamaan dalam tradisi kunonya.

Yang pertama bernama Arimasa Kubo. Dia merupakan orang Jepang asli yang dilahirkan di kota Itami di Hyogo tahun 1955 dan lulus dari Tokyo Bible Seminary pada tahun 1982. Di usia ke -22 tahun Arimasa Kubo telah mendapat kepercayaan untuk memimpin majalah penginjilan Remnant dan melakukan pelayanan di Gereja Tokyo selama enam tahun. Saat ini, Pendeta Arimasa Kubo memimpin Remnant Publishing dan pengajar tetap di Bible and Japan Forum.

Arimasa Kubo melakukan penelitian mendalam atas tradisi asli bangsa Jepang dan Yahudi. Dia menemukan banyak kemiripan antara keduanya hingga meyakini jika leluhur bangsa Jepang sebenarnya masih berdarah Yahudi dari suku yang hilang. Hasil penelitiannya ini dituangkan dalam banyak artikel dan buku. Salah satunya buku berjudul “Israelites Came o Ancient Japan”.

Sedangkan yang kedua, Joseph Eidelberg yang merupakan peneliti berdarah Yahudi yang menulis buku “The Biblical Hebrew Origin of the Japanese People”.

Di bawah ini Kami paparkan sebagian kecil kemiripan antara tradisi kuno bangsa Jepang dengan tradisi kuno bangsa Yahudi atau Bani Israel yang berasal dari buku Pendeta Arimasa Kubo tersebut. Salah satu kesamaan antara tradisi kuno bangsa Jepang dengan Yahudi terdapat dalam upacara tradisional. Ada sebuah festival atau upacara di Jepang yang mengilustrasikan kisah Ishaq.

Di prefektur Nagano, Jepang, terdapat sebuah kuil besar Shinto bernama “Suwa-Taisha”. Shinto sendiri merupakan agama tradisional asli Jepang yang menyembah Amaterasu, Dewa Matahari, sama seperti bangsa Mesir kuno yang menyembah Dewa Ra, Dewa Matahari.

Setiap tanggal 15 April, di Suwa-Taisha diadakan festival tradisional bernama “Ontohsai”. Festival ini menggambarkan kisah Ishaq seperti yang terdapat dalam Bab 22 Kitab Kejadian (Genesis), yaitu kisah mengenai Ibrahim yang hendak mengorbankan putranya sendiri, Ishaq. Festival “Ontohsai” ini diselenggarakan sejak zaman dahulu kala dan dianggap sebagai festival terpenting di “Suwa-Taisha”.

Di sebelah kuil “Suwa-Taisha”, ada sebuah gunung bernama Gunung Moriya (dalam bahasa Jepang disebut “Moriya-san”). Penduduk di wilayah Suwa memanggil dewa Gunung Moriya dengan sebutan “Moriya no kami”, yang berarti “dewa Moriya”. Pada festival tersebut, seorang anak laki-laki diikatkan dengan tali pada sebuah pilar kayu, lalu ditempatkan di atas tikar bambu. Seorang pendeta Shinto menghampiri sang anak sambil menyiapkan sebilah pisau. Sebelum pisau itu diayunkan, tiba-tiba datang seorang pembawa pesan yang kemudian membebaskan anak lelaki itu dari ritual korban. Hal ini tentu saja mengingatkan kita pada kisah ketika Ishaq dibebaskan setelah malaikat datang pada Ibrahim.

Ritual serupa juga terdapat dalam tradisi umat Islam yang dikenal dengan Iedul Adha, hanya dalam Islam yang akan dikorbankan oleh nabi Ibrahim adalah Ismail bukan Ishaq seperti pemahaman umat kristiani. Hanya saja, di Jepang, pada festival ini yang dikorbankan adalah 75 ekor rusa, yang satu di antaranya diyakini cacat kupingnya. Rusa ini dipercaya telah dipersiapkan oleh tuhan. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan biri-biri jantan yang dipersiapkan tuhan dan kemudian dikorbankan setelah Ishaq bebas. Namun di zaman dahulu, penduduk berpikir bahwa kebiasaan pengorbanan rusa ini adalah hal yang aneh, sebab pengorbanan binatang bukanlah sebuah tradisi Shintoisme.

Penduduk menyebut festival ini sebagai “festival untuk dewa Misakuchi”. “Misakuchi” mungkin berasal dari “mi-isaku-chi”. “Mi” berarti “besar”,“isaku” mungkin saja “Ishaq” (dalam bahasa Hebrew adalah “Yitzhak”), dan“chi” adalah sesuatu (semacam partikel-pen) yang dipakai untuk akhir suatu kata. Tampaknya penduduk Suwa menjadikan Ishaq sebagai dewa, mungkin karena pengaruh dari para kaum pagan.

Kini upacara pengorbanan anak laki-laki dan pembebasannya tersebut tak lagi dipraktekkan, tapi kita di sana masih bisa melihat pilar kayu yang disebut“oniye-basira” yang berarti “pilar pengorbanan” (sacrifice-pillar). Kini penduduk menggunakan hewan tiruan sebagai pengganti bintang asli dalam melaksanakan pengorbanan. Bagi rakyat di zaman Meiji, lebih kurang satu abad silam, mengikat seorang anak laki-laki yang diikuti dengan pengorbanan binatang dianggap sebagai perbuatan biadab, dan kebiasaan tersebut dihentikan. Tapi festival itu sendiri hingga hari itu masih berlangsung.

Upacara pengorbanan anak laki-laki tersebut dipertahankan hingga permulaan zaman Meiji. Masumi Sugae, seorang terpelajar Jepang dan pencatat perjalanan yang hidup di zaman Edo, lebih kurang dua abad silam, menuliskan catatan perjalanannya dan mencatat apa yang ia lihat di Suwa.

Catatan ini memperlihatkan keterangan detail mengenai “Ontohsai”. Catatan ini mengatakan bahwa upacara pengorbanan anak laki-laki dan pembebasannya tersebut, serta pengorbanan binatang, masih berlangsung pada zaman Sugae. Catatan Sugae ini tersimpan di museum dekat Suwa-Taisha.

Festival ini dipertahankan oleh keluarga Moriya sejak zaman dahulu kala. Keluarga Moriya berpikir bahwa “Moriya-no-kami” (dewa Moriya) adalah dewa leluhur mereka. Dan mereka berpikir bahwa “Gunung Moriya” adalah tempat suci mereka. Nama “Moriya” mungkin berasal dari “Moriah” (dalam bahasa Hebrew adalah “Moriyyah”) yang juga terdapat dalam Injil kitab Kejadian 22: 2. Keluarga Moriya menyelenggarakan festival tersebut selama 78 generasi.

10 Tempat paling angker di Jakarta

RUMAH PONDOK INDAH
Lokasi: Jln. Metro Pondok Indah, Jak-Sel
Fenomena: Penampakan hantu bapak-bapak dan perempuan.
Sejarah: Masih ingat ramainya pembicaraan di akhir September 2002 tentang hilangnya seorang tukang nasi goreng di depan rumah kosong ini?
Kejadian ini jadi menghebohkan karena di depan rumah tersebut hanya tertinggal gerobak nasi gorengnya. Konon katanya, malam sebelum hilang
tukang nasi goreng tersebut hendak mengantar nasi goreng yang dipesan oleh seorang perempuan ke dalam rumah. Namun, ia tak pernah keluar lagi.
Mengenai sejarah rumah itu, konon seisi keluarga pemilik rumah ini tewas dalam peristiwa perampokan bermotif persaingan bisnis. Sejak itu, banyak
orang yang lewat kerap melihat jelmaan hantu seperti hantu bapak-bapak dan hantu perempuan. Namun, akhir-akhir ini sudah tidak banyak kejadian
horor yang dilaporkan terjadi di rumah ini. Bahkan beberapa waktu lalu, rumah ini sempat dijadikan tempat bermalam para tunawisma.
Testimonial: Sekitar tahun 2002, Nurdin (32), penjual gulai dan soto di sekitar Pondok Indah, mengaku pernah melihat hantu yang menyerupai
bapak-bapak hilir-mudik di halaman depan rumah ini.


TAMAN KOTA LANGSAT, MAYESTIK
Lokasi: Di belakang pasar burung Barito Jak-Sel.
Fenomena: Kuntilanak dan genderuwo
Sejarah: Taman Langsat ini sebenarnya merupakan fasilitas olah raga dan bersantai yang cukup lengkap. Di dalamnya tumbuh pepohonan yang asri.
Hanya saja, tidak banyak orang yang memanfaatkan fasilitas ini. Karena sepi, taman kota ini pun menjadi angker, terutama pada malam hari.
Konon pada malam hari, warga kerap melihat kuntilanak di pohon-pohon di taman Langsat.
Testimonial: Kisah hantu dan orang-orang yang kesurupan bukan lagi barang baru bagi Ibu Rahmat (34), penjual rokok di tepi taman Langsat,
yang sudah 25 tahun membuka kios rokok tersebut. Suatu ketika, tamu yang sedang kongkow di warungnya pernah pamit pada jam 1 pagi karena
mengaku melihat genderuwo. Setiap kali berjaga malam, Syamsuri (21), Satpam yang telah bertugas selama 3 tahun di Taman Langsat, sering mencium
bau-bau aneh dan mendengar suara-suara tertawa yang tak jelas sumbernya.


RUMAH KENTANG PRAPANCA
Lokasi: Jln. Dharmawangsa 9, Jak-Sel, persis di sebelah salah satu club terkemuka di daerah ini.
Fenomena: Hantu anak kecil
Sejarah: Konon, di rumah ini ada seorang anak kecil yang terjatuh ke dalam kuali yang sedang digunakan untuk merebus kentang.
Apabila Anda sedang 'mujur' dan lewat di depan rumahnya, Anda dapat mencium aroma kentang rebus dan mendengar suara anak kecil menangis.
Testimonial: Agip (24) sudah menjaga kios rokok di depan rumah ini sejak tahun 1997. Agip mengaku sering mencium aroma kentang rebus,
terutama menjelang malam, meskipun rumah kosong ini sempat ramai karena disewa oleh ekspatriat.


LINTASAN KERETA BINTARO
Lokasi: Bintaro, Jakarta Selatan
Fenomena: Makhluk menyeramkan korban tabrakan kereta
Sejarah: Pada 19 Oktober 1987, terjadi kecelakaan kereta yang menewaskan ratusan orang di dekat Stasiun Sudimara, Bintaro.
Di lintasannya sendiri juga sudah berulang kali terjadi kecelakaan yang memakan korban nyawa. Konon, lintasan ini dianggap angker
karena sering terdengar suara orang menangis dan menjerit.
Testimonial: Imam (31), teknisi rel yang bekerja sejak tahun 1996. Ia pernah melihat makhluk yang wujudnya seperti orang berbalut sarung hitam.
Meski kereta sudah bolak-balik lewat melindasnya, makhluk ini tak mau pergi seperti sengaja meledek. Akhirnya di rel tersebut diadakan
pemotongan kerbau. Ia juga pernah bertemu makhluk serupa perempuan Belanda di zaman kolonial, dan kuntilanak melintas di rel.


JEMBATAN ANCOL
Lokasi: Jembatan Ancol (eks jembatan goyang), Pantai Ancol, dan daerah lain sekitar Ancol, Jak-Ut
Fenomena: Siti Ariah Si Manis Jembatan Ancol (populer dengan sebutan Maryam setelah kisahnya diangkat ke layar kaca)
Sejarah: Pada 1995, seorang pelukis di Ancol didatangi seorang perempuan yang meminta dilukis. Ketika pelukis baru menggambar
setengah bagian tubuhnya, perempuan itu menghilang. Warga percaya bahwa perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol. Mitos ini
sudah dimulai puluhan tahun sebelumnya. Di tahun 60-an ketika daerah Ancol masih berupa empang-empang, seorang pendayung perahu
pernah bertemu dengan Si Manis. Perempuan itu naik perahu malam-malam ddan membayar pendayung tersebut dengan daun.
Keterangan ini didapat dari Kostan Simatupang (65), seorang fotografer keliling di Ancol, teman dari pendayung perahu tadi.
Testimonial: Anshori (38), penjual rokok di dekat pintu keluar Ancol, mengaku pernah melihat Siti Ariah dari dekat.
Ia membuka pertama kali kios rokoknya di sini pada 1990, tepatnya di samping jembatan goyang. Saat itu malam Jumat,
Anshori sedang menunggui kiosnya, agak gerimis. Sekitar pukul 1 pagi, lewat seorang perempuan. Ketika sudah agak jauh,
perempuan itu berbalik arah menghampiri kios Anshori sembari tersenyum. Anshori menyapa perempuan yang dikiranya
calon pembeli dagangannya itu. Jarak Anshori dengan perempuan itu kira-kira 50 cm. Menurut Anshori, perempuan itu berwajah manis,
serta memakai kemeja kuning dan rok abu-abu. Setelah ditanya hendak belanja apa, perempuan itu menghilang.
Meski tidak memakai pakaian serba putih, Anshori yakin perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol. Semenjak kejadian itu,
Anshori merasa dagangannya kian laku dan rejekinya semakin lancar.


KLENDER
Lokasi: Klender, Jak-Tim
Fenomena: Makhluk korban kebakaran kerusuhan Mei 1998.
Sejarah: Saat kerusuhan Mei tahun 1998, ada salah satu pertokoan di daerah Klender yang dijarah dan dibakar massa .
Kebakaran ini menyebabkan ratusan korban jiwa, di antaranya pegawai pertokoan, pengunjung, dan para penjarah.
Usai kerusuhan tersebut, dilaporkan banyak kejadian aneh, misalnya, segerombolan orang menyetop angkot di depan pertokoan,
ketika sudah jalan sekitar 100 meter, semua penumpang angkot tersebut wajahnya berubah menjadi hangus. Semenjak pertokoan ini
dibangun dan ramai kembali di tahun 2000, sudah tidak banyak lagi kejadian mistis di sekitarnya. Ini mungkin juga karena warga masih
menghormati dan memperingati hari berkabung setiap tanggal 14 Mei. Namun demikian, menurut penuturan warga, jika Anda duduk sendiri
di sebelah booth telepon koin di halaman pertokoan pada malam Jumat pukul 1 pagi, Anda akan ditemani oleh sosok lain di dekat Anda.
Dahulu, sekitar 15 jenazah korban kerusuhan sempat ditampung sebelum dievakuasi di sekitar telepon umum tersebut.
Testimonial: Ali (21) warga asli Klender, pada 2002, bersama dua orang sepupunya melakukan ghost-hunting di basement salah satu pertokoan
di daerah Klender. Saat itu hari Rabu malam, ia membakar kemenyan dan madat, serta membawa sesajen berupa kopi hitam.
Sekitar jam 2 pagi tercium bau daging terbakar yang sangat menyengat. Tak berapa lama kemudian, muncullah dua sosok makhluk;
yang satu penuh darah di sekujur tubuhnya, yang satu lagi hangus terbakar dengan tubuh yang tak lengkap.


TEROWONGAN CASABLANCA
Lokasi: Jln. Basuki Rachmat, Jak-Tim
Fenomena: Sosok menyeberang jalan, di antaranya nenek-nenek bersama cucunya dan perempuan cantik.
Sejarah: Dibangun di atas tanah pekuburan, terowongan Casablanca terbilang angker. Menurut beberapa warga Casablanca ,
ketika pembongkaran kuburan tersebut, bahkan ada 1 jenazah yang masih utuh. Dari terowongan Casablanca sampai kira-kira radius 40 meter
sesudahnya, banyak terjadi kecelakaan yang penyebabnya tidak masuk akal. Biasanya karena pengendara motor atau mobil melihat sesosok
perempuan tiba-tiba menyeberang di hadapan kendaraannya, sehingga pengemudi kendaraan tiba-tiba banting setir dan menabrak pembatas jalan.
Menurut warga, ada baiknya ketika melewati terowongan ini, pengemudi kendaraan membunyikan klakson untuk "menyapa" penghuni terowongan.
Akhir tahun 90-an, seorang laki-laki separuh baya ada yang menggantung diri dengan spanduk di sini. Jadilah tempat ini semakin angker.
Testimonial: Menurut Ibu Yati Mustofa (43), warga yang tinggal di dekat terowongan Casablanca, warga kerap mendengar suara tangisan,
ketika sumber bunyi dihampiri, suara itu berpindah-pindah.


LUBANG BUAYA
Lokasi: Pondok Gede, Jak-Tim
Fenomena: Arwah korban G.30S dan aura penyiksaan yang masih terasa.
Sejarah: Pada 30 September 1965 , ditemukan jenazah 6 brang jenderal dan seorang letnan TNI dikubur di dalam sumur ini.
Di sebelah sumur tersebut, terdapat ruang yang 7 di dalamnya terisi patung patung patung replika dan terdengar suara yang menceritakan
penyiksaan terhadap ketujuh pahlawan tadi. Di sebelah ruangan tadi terdapat dua rumah lengkap dengan perabot asli. Rumah-rumah tadi disebut
sebagai pos komando dan dapur umum pasukan PKI. Kemudian, dibangunlah Monumen Pancasila Sakti untuk menghormati jasa ketujuh pahlawan tadi.
Testimonial: Hartono (48), warga Lubang Buaya, sudah tak asing lagi dengan cerita penampakan di sekitar lokasi museum dan sumur.
Dia banyak mempunyai teman yang bercerita pernah melihat sosok kuntilanak bila melewati daerah Lubang Buaya di malam hari. Namun dia tak pernah
menyaksikan sendiri. Seorang petugas penjaga loket Sumur Maut yang tidak mau disebutkan namanya mengaku pernah mendengar suara derap sepatu boots
seperti tentara yang sedang berbaris di suatu malam


TPU JERUK PURUT
Lokasi: Kelurahan Jeruk Purut, Jak-Sel
Fenomena: Pocong, tuyul, kuntilanak, kuntilanak-laki, and if you're lucky , Pastur Kepala Buntung.

Sejarah: Pada tahun 1986, seorang penjaga makam TPU Jeruk Purut yang sedang jaga malam melihat sesosok pastur tak berkepala melintas di antara makam.
Pastur itu menenteng kepalanya sendiri dan di belakangnya, ikut seekor anjing. Konon, pastur ini "salah pulang". Ia mencari-cari makamnya yang sebenarnya
berada di unit Kristen TPU Tanah Kusir, sedangkan di TPU Jeruk Purut hanya ada unit Islam. Sapri Saputra, penjaga makam yang melihat pastur kepala buntung itu,
hingga kini masih menjaga makam dan dianggap kuncen atau orang yang dituakan di TPU Jeruk Purut. Kesaksian Bapak Sapri ini kemudian menyebar luas
se-Jakarta dan hingga kini "Sang Pastur Kepala Buntung" menjadi legenda horor di Jeruk Purut. Konon, jika Anda ingin menemui pastur legendaris ini,
Anda harus datang pada malam Jumat dengan jumlah ganjil (sendiri atau bertiga).

Testimonial: Sejak kecil, Asmari (34), juniornya Bapak Sapri, telah terbiasa tinggal di areal pemakaman Jeruk Purut. Ayahnya adalah pegawai Pemda
yang bekerja di sana . Semenjak lulus SD (1986), Asmari menjadi pengurus makam non-karyawan TPU Jeruk Purut mengikuti jejak ayahnya.
Menurut Asmari, pengalaman bertemu dengan makhluk-makhluk gaib merupakan hal yang biasa baginya; mulai dari pocong, tuyul, kuntilanak, kuntilanak laki, dan
lain-lain. Akan tetapi, hingga saat ini dia belum pernah bertemu dengan Sang Pastur Kepala Buntung. "Yang paling jahil itu kuntilanak-laki, " tutur Asmari.
Ketika sedang ronda, Asmari pernah ditimpuki kerikil dari atas pohon melinjo oleh makhluk ini. Tapi, dari semua pengalaman Asmari bertemu dengan makhluk gaib,
yang paling menarik adalah ketika bertemu dengan tuyul. Pada suatu hari menjelang malam di tahun 1986, Asmari hendak pulang ke rumah bersama ayahnya.
Mereka melihat seorang anak kecil telanjang bulat berlarian di antara makam sambil tertawa-tawa. Anak itu lalu berteriak meminta uang pada Asmari.
Asmari heran karena anak itu tak dikenalnya, sementara ia mengenal semua penduduk di kampung belakang Jeruk Purut. Dulu memang hanya ada satu kampung
yang penduduknya tidak terlalu banyak. Ketika ditanya latar belakangnya, anak kecil mi malah lari ke dalam keramat, sebuah rumah makam tradisional Betawi.
Asmari mengikutinya hingga ke dalam keramat dan, bisa ditebak, anak itu menghilang.

RS DI JALAN SALEMBA
Lokasi: RS di Jln. Salemba, Jak-Pus
Fenomena: Suster ngesot
Sejarah: Konon di sinilah asal-usul Suster Ngesot. Selai itu, banyak juga kasus penampakan yang terjadi di bangunan rumah sakit yang cukup tua ini.
Testimonial: Menurut petugas Secure Parking yang tidak mau disebutkan namanya, setiap malam sekitar pukul 2 pagi, sering ada yang mengetuk pos
pintu masuk yang terletak di dekat rumah duka. Namun ketika dicek, tidak ada siapa-siapa. Di UGD sering terdengar bunyi orang main air, ketika dicek
juga tidak ada siapa-siapa. Para satpam yang berjaga malam pernah menemui sosok perempuan. Ketika melihat sosok ini, mereka seperti tersihir
dan tidak bisa berteriak atau lari hingga perempuan ini lewat.

Orang Indonesia ini selamat dari CAMP NAZI


Tidak pernah terpikirkan, apalagi membayangkan saudara sebangsa dan setanah air, ada yang mempunyai pengalaman hidup menjadi penghuni kamp konsentrasi yang telah kadung dipropagandakan oleh media massa sebagai neraka pembunuh massal Hitler.

Quote:
Parlindoengan Loebis-lah orangnya, dimana selama empat tahun (1941-1945) dia menjalani hidup sebagai tahanan politik di kamp konsentrasi Nazi Jerman. Tahun 1936 sampai 1939, dia menjadi ketua Perhimpunan Indonesia yang berhaluan kiri dan anti fasisme. Nazi menganggap organisasi ini berbahaya dan harus dibinasakan. Ini yang menjadi penyebab mengapa Parlindoengan Loebis bersama tokoh-tokoh PI lainnya ditangkap dan dijebloskan ke dalam kamp konsentrasi tanpa melalui proses persidangan.
Nazi memang tidak pandang bulu, orang-orang yang dicurigai dan pernah aktif pada satu organisasi tertentu yang berseberangan dicaplok dan dapat dipastikan orang tersebut sudah berada di kamp-kamp konsentrasi.

Meskipun dia bukanlah satu-satunya orang Indonesia yang dimasukkan di kamp konsentrasi Nazi, tapi dapat dikatakan dialah satu-satunya yang berhasil selamat, dan semua ini sebagian besar berkat pendidikan dokter yang pernah dia pelajari selama kuliah di negeri Belanda.

Parlindoengan Loebis lahir di Batang Toru, lima puluh kilometer dari Sibolga, Tapanuli Selatan, tanggal 30 juni 1910. Orang tuanya (Karisoetan gelar Soetan Goeroe Sinomba dan Siti Halidjah) dari kalangan pejabat tinggi pribumi yang kekayaannya mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke luar negeri seperti ke negeri Belanda. Setelah lulus kandidat I di Algemene Middelbaare School (AMS) jurusan ilmu pasti dan ilmu alam, Parlindoengan Loebis melanjutkan ke sekolah tinggi kedokteran Universitas Leiden negeri Belanda. September 1932, dia tiba di Rotterdam dan langsung mendaftar sebagai mahasiswa kedokteran. Selama jadi mahasiswa dan kuliah di Leiden, dia aktif sebagai pengurus organisasi mahasiswa Indonesia negeri Belanda yang bernama Perhimpoenan Indonesia (PI). Organisasi inilah yang aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di negeri Belanda.


Loebis berangkat ke Negeri Belanda setelah lulus Kandidat I di Betawi (begitu dia menuliskannya). Semasa di Betawi, ia sempat aktif di Jong Islamieten Bond dan Jong Batak, yang kemudian bersama perhimpunan mahasiswa lain (selain Jong Java) bersatu membentuk PPPI dan Indonesia Moeda.

Sepeninggal Hatta cs, PI bersifat kekirian, dengan garis Stalinis yang jelas. Sempat Loebis menjadi ketua, selama 3 tahun, dan membawa PI ke arah yang tak begitu kiri. Kerjasama dengan Partai Komunis Belanda dihentikan, dan digantikan dengan kerjasama dengan Partai Sosialis (SDAP).

Dalam PI sendiri, Parlindoengan Loebis merupakan angkatan kedua setelah Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Santono, Iwa Koesoemasumantri, Ali Sastroamidjojo dan Su****n. Angkatan pertama inilah yang mendominasi pergerakan sebelum dan sesudah Indonesia merdeka. Dia tidak sempat bertemu dengan Hatta di negeri Belanda karena waktu berangkat ke sana, Hatta dalam perjalanan pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya. Loebis hanya sempat berpapasan dengan kapal yang membawa Hatta pulang ke tanah air saat melintas di perairan laut merah.

Loebis menjalani kehidupan sebagai mahasiswa di negeri asing tidak dalam keadaan mudah begitu saja, apalagi waktu itu terjadi krisis ekonomi global yang lebih dikenal sebagai Malaise, sehingga menambah beban para mahasiswa bangsa ini yang menuntut ilmu di negeri-negeri Eropa (khususnya di Belanda). Disini pula dia bertemu dengan jodohnya, Johana Soumokil (nanti lebih dikenal sebagai Jo Loebis), orang pribumi lain keturunan Maluku yang mengikuti ayahnya yang bekerja di negeri keju.


Kehidupan tampaknya akan baik-baik saja bagi pasangan muda ini. Tapi kemudian Perang Dunia II pecah. Bulan Mei 1940, saat Jerman bergerak ke barat, Belanda yang dengan arogan menjajah kita selama ratusan tahun menyerah nyaris tanpa perlawanan, dan berhasil ditunjukkan setelah hanya mampu melawan selama 4 hari saja!

Bahkan kemudian kehidupan masih tampak normal dalam pendudukan Jerman. Sebelum serangan Jerman pun, partai NSB pro Jerman pernah memperoleh suara cukup besar (separuh suara) dari rakyat Belanda. Selama pendudukan Jerman ini, Loebis sempat lulus di Leiden, menikah di Haarlem, menjajagi bekerja di Utrecht, dan akhirnya membuka praktek di Amsterdam. Tapi kemudian, 26 Juni 1941, dua orang reserse Belanda menjemputnya. Loebis dipenjarakan, dan kemudian dipindahkan ke Kamp Konsentrasi. (Baru pada tahun 1945, Loebis mengetahui alasan penahanannya: Jerman baru membuka front baru melawan Sovyet, dan para aktivis gerakan pro komunis ditakutkan menjadi partisan di belakang front).


Kamp Konsentrasi yang pertama dihuni adalah Kamp Schoorl. Di sini, tawanan belum disuruh bekerja, tetapi hanya disuruh apel dan berolah raga. Kemudian seluruh isi kamp ini digabungkan ke Kamp Amersfoort. Di sini, tawanan memperoleh perkerjaan konstruksi, termasuk memasang kawat berduri. Juga mulai sering disiksa secara kejam, baik oleh orang Jerman, maupun terutama oleh orang NSB.

Loebis kemudian dipindahkan ke Kamp Buchenwald di Jerman. Di sini Loebis mulai kehilangan harapan untuk dibebaskan, kecuali perang berakhir dengan kekalahan Jerman. Ia memutuskan untuk hidup secara efisien dan tanpa hati, untuk bertahan hidup selama mungkin. Di Buchenwald, mereka membuka hutan di pegunungan berkabut, memecah batu, membuat barak, saluran air, listrik, bengkel, dan lain-lain, selama 7 hari seminggu, 14 jam sehari. Tawanan sering dipukuli, bahkan hingga mati. Tawanan yang ketahuan mengobrol akan ditembak tanpa ampun.

Namun kemudian Loebis dipindahkan lagi, pada Oktober 1942, ke Sachsenhausen, ke instalasi pabrik pesawat perang Heinkel. Di sini situasi lebih baik. Kamp lebih difokuskan pada pekerjaan teknis, biarpun kekejaman masih berlangsung, dan menyita nyawa manusia segala bangsa di sana. Kali ini, Loebis ditugaskan sebagai dokter kamp, sehingga tugasnya lebih ringan. Loebis jarang mengulas tentang Yahudi. Ia beralasan bahwa barangkali para Yahudi dipisahkan, dan ditempatkan di kamp tersendiri. Atau barangkali … entahlah.

Saat akhirnya pasukan sekutu berhasil masuk ke Jerman, Kamp kacau. Para tawanan dan penjaga membentuk barisan tak teratur yang terus bergerak ke barat. Tawanan yang keluar barisan langsung ditembak di belakang kepala. Tapi banyak juga penjaga yang juga lari memisahkan diri. Mereka akhirnya berhenti di kampung Grabouw. Sempat barisan dari kamp lain bergabung. Dan akhirnya tentara Russia masuk juga ke kampung itu. Mereka resmi lepas dari tawanan. Tapi perlu waktu untuk memulihkan diri, dan mencari cara untuk lepas dari kawasan Russia, menyeberangi sungai Elbe, masuk ke kawasan Sekutu Barat, dan akhirnya kembali ke Belanda dengan kereta ke Maastricht, lalu naik mobil ke keluarganya di Amsterdam.


Namun, nun di timur, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, dan pada akhir 1945, berita itu mulai terdengar masyarakat Indonesia di Belanda. Loebis dkk langsung menyatakan diri bagian dari Republik Indonesia yang merdeka, dan kekikukan kemudian terjadi lagi. Sempat ada Kongres Pemuda Demokrat Sedunia di Cekoslovakia, dan Loebis ingin menghadiri kongres ini, atas nama Indonesia. Tentu Belanda tak memberikan pass, tetapi atas bantuan Inggris, Loebis bisa berangkat. Sambutan untuk Indonesia amat meriah, membuat berang para pemuda Belanda. Loebis kembali ke Belanda menumpang tim Belgia. Pemerintah Belanda akhirnya memperbolehkan orang Indonesia kembali ke negerinya. Namun dengan status sebagai NICA. Banyak yang mengira bahwa ini adalah support yang baik, karena tidak menyadari bahwa NICA justru memusuhi Pemerintah Indonesia Merdeka. Loebis sempat menyadari, dan memberi peringatan kepada lainnya. Namun saat ia bertolak pulang, ia diberi juga pangkat Mayor NICA, yang tentu ia tolak. Ia mengambil status sebagai dokter kapal, dan dalam status itu sempat menyelundupkan Dr Setia Boedi (Douwes Dekker) kembali ke Indonesia.
 
Di Indonesia, Loebis meneruskan karir sebagai dokter, dan menolak berpolitik. Bekerja sebagai dokter di PT Timah, Belitung. Zaman kaum komunis Indonesia bangkit, Loebis difitnah dan dipensiunkan dini, karena dianggap tak mau mendukung kaum komunis. Tapi ia tetap tinggal di Belitung. Saat istrinya meninggal, baru ia pindah ke Jakarta. Loebis meninggal di ujung tahun 1994 (tepatnya tanggal 31 Desember), nyaris tanpa perhatian dari bangsa kita. 

Orang Indonesia yang menjadi tentara NAZI

Percayakah anda jika foto diatas adalah orang indonesia? Ya, Orang Indonesia yang menjadi Prajurit Waffen-SS, Kesatuan kelas elit dalam tentara NAZI

Foto ini berasal dari Mark Bando, peneliti sejarah Amerika yang khusus meneliti unit-unit pasukan Parasut Amerika. Dalam salah satu penelitiannya tentang Divisi Airborne ke-101, dia bertemu dengan Wilson Boback, salah Seorang veteran yang ikut bertempur di Belanda dalam Operasi Market Garden bulan September 1944. 

Unit Boback berhadapan dengan bagian dari pasukan Landstorm Nederland (simpatisan Jerman di Belanda) dan Boback berhasil membunuh salah satunya. Dia kemudian menggeledah mayat si prajurit, dan menemukan sebuah foto yang jelas-jelas merupakan orang Indonesia (saat itu masih bernama Hindia-Belanda) yang sedang memakai seragam Legion Nederland (kerah wolf’s hook plus perisai dan cufftitle buatan Belanda), bersama dengan helm khas Jerman berkilauan lengkap dengan lambang LN.

Kemungkinan orang itu memang orang indonesia yang menjadi prajurit NAZI, bisa kita simpulkan karena divisi itu adalah simpatisan NAZI dari Belanda yang notaben-nya saat itu belanda sedang menjajah indonesia, dan orang itu mungkin tinggal di belanda dan menjadi tentara NAZI.

Hal ini memperlihatkan bahwa setidaknya ada satu orang Indonesia yang pernah menjadi tentara Waffen-SS, dan kemungkinan besar dia tidaklah sendiri! Ada lagikah orang Indonesia lain yang pernah jadi tentara Nazi?

Supersemar, Sisi Gelap Sejarah Yang Belum Terungkap

Surat Perintah Sebelas Maret atau Surat Perintah 11 Maret yang disingkat menjadi Supersemar adalah surat perintah yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966.
Surat ini berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu.
Surat Perintah Sebelas Maret ini adalah versi yang dikeluarkan dari Markas Besar Angkatan Darat (AD) yang juga tercatat dalam buku-buku sejarah. Sebagian kalangan sejarawan Indonesiamengatakan bahwa terdapat berbagai versi Supersemar sehingga masih ditelusuri naskah supersemar yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno di Istana Bogor. Namun ternyata sampai saat ini pun belum terungkap sisi gelap sejarah Supersemar.
Keluarnya Supersemar
Menurut versi resmi, awalnya keluarnya supersemar terjadi ketika pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dikenal dengan nama "kabinet 100 menteri". Pada saat sidang dimulai, Brigadir Jendral Sabursebagai panglima pasukan pengawal presiden' Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak "pasukan liar" atau "pasukan tak dikenal" yang belakangan diketahui adalah Pasukan Kostrad dibawah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-orang yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S di antaranya adalah Wakil Perdana Menteri I Soebandrio.
Berdasarkan laporan tersebut, Presiden bersama Wakil perdana Menteri I Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh berangkat ke Bogor dengan helikopter yang sudah disiapkan. Sementara Sidang akhirnya ditutup oleh Wakil Perdana Menteri II Dr.J. Leimena yang kemudian menyusul ke Bogor.
Situasi ini dilaporkan kepada Mayor Jendral Soeharto (yang kemudian menjadi Presiden menggantikan Soekarno) yang pada saat itu selaku Panglima Angkatan Darat menggantikan Letnan Jendral Ahmad Yani yang gugur akibat peristiwa G-30-S/PKI itu. Mayor Jendral (Mayjend) Soeharto saat itu tidak menghadiri sidang kabinet karena sakit. (Sebagian kalangan menilai ketidakhadiran Soeharto dalam sidang kabinet dianggap sebagai sekenario Soeharto untuk menunggu situasi. Sebab dianggap sebagai sebuah kejanggalan).
Mayor Jendral Soeharto mengutus tiga orang perwira tinggi (AD) ke Bogor untuk menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor yakni Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir Jendral Amirmachmuddan Brigadir Jendral Basuki Rahmat. Setibanya di Istana Bogor, pada malam hari, terjadi pembicaraan antara tiga perwira tinggi AD dengan Presiden Soekarno mengenai situasi yang terjadi dan ketiga perwira tersebut menyatakan bahwa Mayjend Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan bila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan. Menurut Jendral (purn) M Jusuf, pembicaraan dengan Presiden Soekarno hingga pukul 20.30 malam.
Presiden Soekarno setuju untuk itu dan dibuatlah surat perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret yang populer dikenal sebagai Supersemar yang ditujukan kepada Mayjend Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
Surat Supersemar tersebut tiba di Jakarta pada tanggal 12 Maret 1966 pukul 01.00 waktu setempat yang dibawa oleh Sekretaris Markas Besar AD Brigjen Budiono. Hal tersebut berdasarkan penuturan Sudharmono, dimana saat itu ia menerima telpon dari Mayjend Sutjipto, Ketua G-5 KOTI, 11 Maret 1966 sekitar pukul 10 malam. Sutjipto meminta agar konsep tentang pembubaran PKI disiapkan dan harus selesai malam itu juga. Permintaan itu atas perintah Pangkopkamtib yang dijabat oleh Mayjend Soeharto. Bahkan Sudharmono sempat berdebat dengan Moerdiono mengenai dasar hukum teks tersebut sampai Supersemar itu tiba.
Kontroversi seputar Supersemar.
  1. Menurut penuturan salah satu dari ketiga perwira tinggi AD yang akhirnya menerima surat itu, ketika mereka membaca kembali surat itu dalam perjalanan kembali ke Jakarta, salah seorang perwira tinggi yang kemudian membacanya berkomentar "Lho ini khan perpindahan kekuasaan". Tidak jelas kemudian naskah asli Supersemar karena beberapa tahun kemudian naskah asli surat ini dinyatakan hilang dan tidak jelas hilangnya surat ini oleh siapa dan dimana karena pelaku sejarah peristiwa "lahirnya Supersemar" ini sudah meninggal dunia. Belakangan, keluarga M. Jusuf mengatakan bahwa naskah Supersemar itu ada pada dokumen pribadi M. Jusuf yang disimpan dalam sebuah bank.
  2. Menurut kesaksian salah satu pengawal kepresidenan di Istana Bogor, Letnan Satu (lettu) Sukardjo Wilardjito, ketika pengakuannya ditulis di berbagai media massa setelah Reformasi 1998 yang juga menandakan berakhirnya Orde Baru dan pemerintahan Presiden Soeharto. Dia menyatakan bahwa perwira tinggi yang hadir ke Istana Bogor pada malam hari tanggal 11 Maret 1966 pukul 01.00 dinihari waktu setempat bukan tiga perwira melainkan empat orang perwira yakni ikutnya Brigadir jendral (Brigjen) M. Panggabean. Bahkan pada saat peristiwa Supersemar Brigjen M. Jusuf membawa map berlogo Markas Besar AD berwarna merah jambu serta Brigjen M. Pangabean dan Brigjen Basuki Rahmat menodongkan pistol kearah Presiden Soekarno dan memaksa agar Presiden Soekarno menandatangani surat itu yang menurutnya itulah Surat Perintah Sebelas Maret yang tidak jelas apa isinya. Lettu Sukardjo yang saat itu bertugas mengawal presiden, juga membalas menodongkan pistol ke arah para jenderal namun Presiden Soekarno memerintahkan Soekardjo untuk menurunkan pistolnya dan menyarungkannya. Menurutnya, Presiden kemudian menandatangani surat itu, dan setelah menandatangani, Presiden Soekarno berpesan kalau situasi sudah pulih, mandat itu harus segera dikembalikan. Pertemuan bubar dan ketika keempat perwira tinggi itu kembali ke Jakarta. Presiden Soekarno mengatakan kepada Soekardjo bahwa ia harus keluar dari istana. “Saya harus keluar dari istana, dan kamu harus hati-hati,” ujarnya menirukan pesan Presiden Soekarno. Tidak lama kemudian (sekitar berselang 30 menit) Istana Bogor sudah diduduki pasukan dari RPKAD dan Kostrad, Lettu Sukardjo dan rekan-rekan pengawalnya dilucuti kemudian ditangkap dan ditahan di sebuah Rumah Tahanan Militer dan diberhentikan dari dinas militer. Beberapa kalangan meragukan kesaksian Soekardjo Wilardjito itu, bahkan salah satu pelaku sejarah supersemar itu, Jendral (Purn) M. Jusuf, serta Jendral (purn) M Panggabean membantah peristiwa itu.
  3. Menurut Kesaksian A.M. Hanafi dalam bukunya "A.M Hanafi Menggugat Kudeta Soeharto", seorang mantan duta besar Indonesia di Kuba yang dipecat secara tidak konstitusional oleh Soeharto. Dia membantah kesaksian Letnan Satu Sukardjo Wilardjito yang mengatakan bahwa adanya kehadiran Jendral M. Panggabean ke Istana Bogor bersama tiga jendral lainnya (Amirmachmud, M. Jusuf dan Basuki Rahmat) pada tanggal 11 Maret 1966 dinihari yang menodongkan senjata terhadap Presiden Soekarno. Menurutnya, pada saat itu, Presiden Soekarno menginap di Istana Merdeka, Jakarta untuk keperluan sidang kabinet pada pagi harinya. Demikian pula semua menteri-menteri atau sebagian besar dari menteri sudah menginap diistana untuk menghindari kalau datang baru besoknya, demonstrasi-demonstrasi yang sudah berjubel di Jakarta. A.M Hanafi Sendiri hadir pada sidang itu bersama Wakil Perdana Menteri (Waperdam) Chaerul Saleh. Menurut tulisannya dalam bukunya tersebut, ketiga jendral itu tadi mereka inilah yang pergi ke Istana Bogor, menemui Presiden Soekarno yang berangkat kesana terlebih dahulu. Dan menurutnya mereka bertolak dari istana yang sebelumnya, dari istana merdeka Amir Machmud menelepon kepada Komisaris Besar Soemirat, pengawal pribadi Presiden Soekarno di Bogor, minta izin untuk datang ke Bogor. Dan semua itu ada saksinya-saksinya. Ketiga jendral ini rupanya sudah membawa satu teks, yang disebut sekarang Supersemar. Di sanalah Bung Karno, tetapi tidak ditodong, sebab mereka datang baik-baik. Tetapi di luar istana sudah di kelilingi demonstrasi-demonstrasi dan tank-tank ada di luar jalanan istana. Mengingat situasi yang sedemikian rupa, rupanya Bung Karno menandatangani surat itu. Jadi A.M Hanafi menyatakan, sepengetahuan dia, sebab dia tidak hadir di Bogor tetapi berada di Istana Merdeka bersama dengan menteri-menteri lain. Jadi yangdatang ke Istana Bogor tidak ada Jendral Panggabean. Bapak Panggabean, yang pada waktu itu menjabat sebagai Menhankam, tidak hadir.
  4. Tentang pengetik Supersemar. Siapa sebenarnya yang mengetik surat tersebut, masih tidak jelas. Ada beberapa orang yang mengaku mengetik surat itu, antara lain Letkol (Purn) TNI-AD Ali Ebram, saat itu sebagai staf Asisten I Intelijen Resimen Tjakrabirawa.
  5. Kesaksian yang disampaikan kepada sejarawan asing, Ben Anderson, oleh seorang tentara yang pernah bertugas di Istana Bogor. Tentara tersebut mengemukakan bahwa Supersemar diketik di atas surat yang berkop Markas besar Angkatan Darat, bukan di atas kertas berkop kepresidenan. Inilah yang menurut Ben menjadi alasan mengapa Supersemar hilang atau sengaja dihilangkan.
  6. Berbagai usaha pernah dilakukan Arsip Nasional untuk mendapatkan kejelasan mengenai surat ini. Bahkan, Arsip Nasional telah berkali-kali meminta kepada Jendral (Purn) M. Jusuf, yang merupakan saksi terakhir hingga akhir hayatnya 8 September 2004, agar bersedia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, namun selalu gagal. Lembaga ini juga sempat meminta bantuan Muladi yang ketika itu menjabat Mensesneg, Jusuf Kalla, dan M. Saelan, bahkan meminta DPR untuk memanggil M. Jusuf. Sampai sekarang, usaha Arsip Nasional itu tidak pernah terwujud. Saksi kunci lainnya, adalah mantan presiden Soeharto. Namun dengan wafatnya mantan Presiden Soeharto pada 27 Januari 2008, membuat sejarah Supersemar semakin sulit untuk diungkap.
Dengan kesimpangsiuran Supersemar itu, kalangan sejarawan dan hukum Indonesia mengatakan bahwa peristiwa G-30-S/PKI dan Supersemar adalah salah satu dari sekian sejarah Indonesia yang masih gelap.

Thursday, August 21, 2014

Hassassin - Assassin Organisasi Pembunuh Paling Berbahaya

Sejarah Kuno Assassin
Pada pertengahhan abad 12, di syria terdapaty sebuah perkumpulan atau kelompok rahasia para penghisap ganja. apa hubungannya penghisap ganja dengan pembunuh ? jika timbul pertannyaan seperti itu maka jawabannya adalah karena para pembunuh ini setelah melakukan aksinya mereka akan menghisap ganja. para pembunuh ini berupaya mengambil tahta kepemimpinan islam pada saat itu dengan cara kekerasan. struktur organisasi ini tersusun sangat rapih. mereka membangun sebuah sistem sel bawah tanah membentuk agensi dan spionase dengan struktur kepemimpinan piramida. jaringan inteljen piramid ini mereka gerakan di tengah - tengah umat muslim di seluruh dunia.

Dalam kepemimpinan piramida ini, ada satu pemimpin tertinggi. Tugasnya mengatur seluruh agen di berbagai wilayah masyarakat Muslim. Para eksekutor kelompok dalam organisasinya ini disebutHassassin

Hassasin sendiri berasal dari Orang Arab menyebut ganja sbg "hasis", nama yang pernah melambung mengikuti reputasi "Hassassin", pasukan "soldier of fortune" penghisap candu. Tapi pengartian hassassin sebagai penghisap ganja ini kontroversi, beberapa pakar bahasa Arab mengartikan hassasin sebagai "penjaga-penjaga rahasia".
Jadi, nama Hassasin bukan bersal dari kata "ganja" melainkan dari kata "penjaga - penjaga rahasia" atau bisa juga "pembunuh rahasia".

Meski dalam sejarah namanya Hassassin namun di zaman sekarang lebih banyak yang menyebutAssassin dari pada Hassassin, mungkin karena agak repot menyebutkannya. begitu juga dengan saaya lebih suka menyebutnya Assassin. maka dari itu saya akan memakai kata Assassin di postinggan ini.

Semula, kelompok Assassins ini disebut Nizariyah. Karena, mereka berusaha mengembalikan Pangeran Nizar al-Toyyib ke tahta kekuasaan Mesir. Nizariyah melakukan cara ini karena yakin bahwa Pangeran Nizar al-Toyyib adalah reinkarnasi Nabi Ismail as. Namun berkali Nizariyah salah patron dan gagal meraih tujuan. Akhirnya mereka berinovasi menentukan pemimpin dan berinovasi dg merubah tujuan & cara organisasi mereka. Yaitu dengan dalih baru bahwa Nizariyah dibentuk untuk menyambut kedatangan Imam Mahdi (Mesias)

Kali ini Nizariyah melanggar syariah Islam. Mereka menyabotase dan mengadopsi secara compang-camping akidah Syiah tentang Imam Mahdi. Dengan dalih mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya Imam Mahdi, Imam ke-12 yang diagungkan masyarakat Syiah, kelompok Nizariyah melancarkan serangan bawah tanah kepada orang-orang yang dianggap musuhnya.

Perbuatan Nizariyah ini jelas bertentangan dengan syariah Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dan keyakinan masyarakat Syiah. menurut keyakinan masyarakat syiah Kepemimpinan Nabi Muhammad akan dilanjutkan oleh 12 Imam. Imam terakhir adalah Imam Mahdi yang dijanjikan Allah SWT sebagai penegak keadilan akhir zaman.

Sehebat apapun aksi mereka, meski mengklaim gerakannya demi mempersiapkan dataangnya Imam Mahdi, sangat jelas mereka melanggar Syariat Islam. Misalnya adalah, kelompok ini membolehkan setiap pemimpin mereka memiliki hak istimewa,contohnya meminum anggur hingga mabuk, menghisap ganja hingga teler. Lebih parah lagi, pemimpin mereka dihalalkan membunuh umat Islam lainnya dengan alasan jihad. Penyimpangan total terhadap Syariat Islam yang mereka lakukan menjadi alasan para ulama Syiah mendakwa mereka sebagai orang-orang murtad dan sesat. 

Jadi, orang orang Nizariyah atau assasin ini adalah kelompok yang memegang ajaran islam yang sesat atau bisa dibilang bukan islam lagi.

Setelah dinyatakan bersalah dan sesat, kelompok Nizariyah meninggalkan Mesir dan pindah ke Syria. Kemudian, di sana kaum Nizariyah dikenal sebagai kelompok Hassasin. Bahasa Inggris mengkonversi kata ini menjadi Assassins.

Selanjutnya, dalam kendali kepemimpinan Hasan Bin Sabah, kelompok Assassins banyak melakukan serangan gerilya secara keji. Mereka menyerang kota Baghdad dari markas besarnya di Lembah Alamut, sebelah utara Persia. Mereka berusaha menggulingkan penguasa pada masa itu.

Dalam The History of The Assassins, Amin Maluf menjelaskan bahwa Hasan Bin Sabah adalah master budaya dan penyair yang menguasai sains modern. Hasan Bin Sabah berusaha keras membangun organisasi Assassins. Dia adopsi teknik-teknik Darul Hikmat di Kairo, Mesir. Dia berambisi memajukan organisasi yang dipimpinnya itu. Terbukti, setelah dua abad lebih, kelompok Assassins lihai membunuh musuh-musuhnya dengan racun dan senjata. Kelompok ini juga mahir melakukan serangan-serangan bawah tanah yang pernah menjadi momok di kawasan Timur Tengah. 
Benteng Assassins Lembah Alamut menjadi salah satu legenda Persia yang terkenal dengan sebutan “surga dunia”. Marco Polo terkesan akan kemegahan dan kemewahan Benteng Alamut. Usai perjalanannya melintasi benteng itu pada tahun 1271 M.


Hasan Bin Sabah merekrut para pemuda di wilayahnya sebagai pengikutnya dengan cara membius mereka dan mengangkutnya ke lembah itu. Setelah sadar, ternyata mereka berada di “surga dunia” itu. Pemandangan surga dunia dipamerkan kepada mereka. Segala kenikmatan bius mereka rasakan berbarengan dengan doktrin-doktrin sebelum akhirnya dilepas kembali ke tengah masyarakat.


Setelah para pemuda itu diculik oleh Hasan Bin Sabah untuk dijadikan murid, ketika itu mereka dicuci otak dengan berbagai merek dan tipe tipu daya. Akal sehat mereka menjadi hilang. Bagi mereka, sosok Hasan Bin Sabah adalah segalanya. Moto mereka kemudian menjadi  "Tak ada larangan ! Semua halal !"
Di atas adalah gambar benteng alamut masa kini yang dulunya adalah "surga dunia" para assassin.


Arkun Daraul dalam karyanya A History of Secret Societies, membagi kelompok rahasia pengikut Assassins menjadi tiga lapis. Pertama, para misionaris (Dayes), kedua para sahabat (Rafiq), ketiga adalah murid-murid yang teruji kesetiaannya, pecintanya (Muhibbin). Golongan terakhir adalah para eksekutor terlatih. Para muhibbin mencirikan diri dengan topi putih dan sepatu boot merah. Ketiga lapis kelompok Assassins, selain mahir menghunjam belati di dada korbannya, mereka juga menguasai bermacam bahasa. Ada kalanya mereka berdandan dan berperilaku seolah pendeta. Mereka juga berbaur dengan masyarakat dengan menjadi pedagang dan serdadu. Intinya, mereka siap menyamar menjadi siapa saja sebagai kedok demi menjalankan misi dan meraih tujuan.


Pengaruh Assassins menyebar ke seantero jagad hingga pertengahan abad 13. Setelah Hasan Bin Sabah terbunuh di tangan anaknya sendiri, Muhammad, kelompok Assassins mengalami kemunduran. Kemudian Muhammad juga dibunuh anaknya sendiri. Tahun 1256, markas besar Assassins, Benteng Alamut, jatuh ke tangan penjajah Mongol yang menandai akhir riwayat Assassins.

Pada awal abad 16, pemerintahan Ottoman yang berkuasa, menghancurkan pertahanan terakhir Assassins yang tak terkalahkan pada masanya. Perubahan besar ini menjadikan dinasti pemimpin Nizariyah Ismailiyah memodernisasi organisasinya. Agha Khan adalah tokoh utamanya. Kemudian mereka menghilangkan citra Assassins atau ‘pembunuh’. Organisasi yang berubah total ini mensyaratkan toleransi kepada sesama umat manusia sebagai lanskap kegiatannya dan melaksanakan perintah Al-Quran.



Sejarah Modern Assassin

Ketika dunia pindah ke modern, membunuh orang penting mulai menjadi lebih dari alat dalam perebutan kekuasaan antara penguasa diri sendiri dan juga digunakan untuk simbolisme politik, seperti dalam pembuatan propaganda . Di Rusia saja, empat kaisar terbunuh dalam waktu kurang dari 200 tahun: Ivan VI , Peter III , Paulus I , dan Alexander II .


dalam dunia modern para assassin biasanya tidak langsung membunuh target melainkan memberikan peringatan pada target sehingga sang target akan mengakui kalah atau menyerah dan mengikuti perintah assassin.
para target assassin juga biasanya adalah para penjabat negara atau orang" dari golongan atas. Di Amerika Serikat, empat presiden, Abraham Lincoln , James Garfield , William McKinley , dan John F. Kennedy , tewas di tangan pembunuh (assassin modern).


Metode Assassin Kuno
Metode pada zaman kuno dilakukan dengan cara yang cukup sederhana namun cukup berhasil yaitu dengan cara menusuk , mencekik atau bludgeoning . Teknik utama assasin adalah dengan menggunakan metode infiltrasi , dengan pembunuhan yang sebenarnya dengan cara menusuk, mencekik atau pencekikan . Racun juga mulai dipakai dalam berbagai bentuk.
Kematian karena jamur topi dan tanaman serupa menjadi pilihan tradisional Assassin terutama jika mereka tidak bisa membunuh secara langsung maka mereka menggunakan racun, gejala keracunan tidak akan nampak pada saat assassin memberikan racun kepada korban dan setelah beberapa saat racun mulai mengeluarkan reaksinya dan membunuh target secara perlahan.




Metode Assassin Modern




Dengan munculnya persenjataan senjata api , posisi target lebih berbahaya. bahkan Bodyguards tidak lagi cukup untuk menahan Assassin, Selain itu, jarak jangkauan target lebih besar dan lebih mudah di bunuh secara dramatis meningkatkan peluang hidup si assassin. Kepala pertama pemerintahan yang dibunuh dengan senjata api adalah Bupati Skotlandia yang bernama 
Moray 
pada tahun 1570, dan William Diam , Pangeran Orange dari Belanda tahun 1584. Gunpowder dan bahan peledak lainnya juga memungkinkan penggunaan bom. Bahan peledak, khususnya bom mobil , menjadi jauh lebih umum dalam sejarah modern, dengan granat dan remote-pemicu ranjau darat juga digunakan, terutama di Timur Tengah dan Balkan. Dengan senjata berat, granat roket (RPG) telah menjadi alat yang berguna mengingat popularitas mobil lapis baja, sementara pasukan Israel telah merintis penggunaan pesawat-rudal serta penggunaan inovatif perangkat peledak.
Sebuah sniper dengan presisi senapan sering digunakan dalam pembunuhan fiktif. Namun, kesulitan tertentu menghadiri menembak jarak jauh, termasuk mencari posisi penembakan tersembunyi dengan berhadapan jelas, dan senjata ini tentu sangat mendukung peranan si assassin karena dia dapat membunuh sang target dari jarak yang cukup jauh. hingga memudahkannya untuk bersembunyi atau melarikan diri.

pistol adalah senjata lebih mudah digunakan , dan konsekwensinya jauh lebih umum digunakan daripada senapan. Dari 74 insiden utama dievaluasi dalam sebuah studi besar tentang metode pembunuhan pada paruh kedua abad ke-20, 51% yang dilakukan oleh pistol, 30% dengan sniper atau senapan, 15% dengan pisau, dan 8% bahan peledak.

Dalam metode pembunuhan yang lain, keracunan dapat lebih mudah di lakukan oleh sang assassin karena assassin adalah seorang yang bisa menyamar menjadi siapa saja dan membuka kemungkinan untuk bisa memberikaan racun pada korban dengan cara mencampurkan racun dengan makanan dan minuman atau dilakukan dengan menggunakan Sebuah pelet kecil yang mengandung racun dan disuntikkan ke korban.
Powered By Blogger