Quote:
Matius 3:13-17:
3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Lukas 7:18-20
7:18 Ketika Yohanes mendapat kabar tentang segala peristiwa itu dari murid-muridnya,
7:19 ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?"
7:20 Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: "Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?"
Di Matius, bukankah Yohanes Pembaptis telah mengetahui bahkan menyaksikan sendiri bahwa Yesus adalah Anak Allah yang menjadi Mesias untuk menebus dosa manusia (yang dinanti-nantikan oleh ORANG YAHUDI?) Tetapi di Lukas 7:18-20, mengapa sepertinya Yohanes Pembaptis tidak mengetahui sama sekali atau tidak yakin sampai harus mengutus murid-muridnya untuk bertanya kepada Tuhan Yesus?
3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Lukas 7:18-20
7:18 Ketika Yohanes mendapat kabar tentang segala peristiwa itu dari murid-muridnya,
7:19 ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?"
7:20 Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: "Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?"
Di Matius, bukankah Yohanes Pembaptis telah mengetahui bahkan menyaksikan sendiri bahwa Yesus adalah Anak Allah yang menjadi Mesias untuk menebus dosa manusia (yang dinanti-nantikan oleh ORANG YAHUDI?) Tetapi di Lukas 7:18-20, mengapa sepertinya Yohanes Pembaptis tidak mengetahui sama sekali atau tidak yakin sampai harus mengutus murid-muridnya untuk bertanya kepada Tuhan Yesus?
JAWAB :
Sebenarnya Matius juga menulis hal yang sama dengan Lukas 7:18-20:
*Matius 11:2-3
11:2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,
11:3 lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?
Di dalam penjara, nabi Yahya (Yohanes Pembabtis) menjadi bingung mendengar kabar melalui pengikut-pengikutnya mengenai Yesus. Yesus yang sudah ia tunjuk bahwa Dia adalah Anak Allah dan secara tepat pula ia menunjuk Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29-34)
Namun dalam pelayananNya itu, Yesus rupanya tidak mengadakan huru-hara dengan cara yang seperti nabi Yahya harapkan.
Mungkin nabi Yahya mengharapkan Yesus akan melakukan sesuatu cara penyelamatan yang ‘revolusioner’ secara langsung dan kasat mata penyelamatan dari Allah.
Namun itu bukan cara Yesus, dimana dalam pelayananNya yang kelihatan adem-ayem itu menekankan pentingnya iman secara rohani.
Makanya kemudian nabi Yahya menyuruh murid-muridnya untuk menanyakan secara terang-terangan kepada Yesus, Apakah benar Ia adalah Mesias yang dijanjikan itu?.
Yesus mendapatkan pertanyaan itu tidak menjadi tersinggung, (Matius 11:4-5) dan dengan sabar meminta nabi Yahya untuk memperhatikan hal-hal yang sudah Ia perbuat, yang akan dikenal nabi Yahya sebagai ciri-ciri Mesias.
Dan Yesus-pun mengutip nubuat dalam Perjanjian Lama (Yesaya 29:18-19; 35:5-6; 61:1) yang menunjuk kepada diriNya.
Dalam Injil Lukas 7:11-17, mencatat suatu kejadian “orang mati dibangkitkan” yang paralel dengan Matius 11:4-5, dimana Lukas menuliskan satu mujizat semacam itu tepat sebelum kisah tetang pembicaraan ini.
Yesus menjelaskan kepada utusan nabi Yahya, hal-hal yang telah dilakukanNya, bahwa tanda-tanda zaman keselamatan sedang dilakukan. Supaya janganlah nabi Yahya kehilangan intisari tanda-tanda itu dan kehilangan kepercayaannya terhadap Yesus. Disini tidak ada cara gampang-gampangan, kepada seorang nabi-pun Yesus menyatakan diriNya dengan tidak secara langsung, dimana Yesus mengajak nabi Yahya untuk meneliti/ mempelajari kembali nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang Mesias.
Meski jelas tampak keraguan dari Nabi Yahya, namun Yesus tetap memberikan penghargaan kepada nabi Yahya, bisa anda baca pada Matius 11:7-19. Yesus mengatakan nabi Yahya adalah yang terbesar dari semua nabi, namun Kerajaan Allah lebih besar dari nabi Yahya.
Bukankah pemikiran seperti nabi Yahya juga sering ada dalam diri kita yang sudah percaya dan sudah dibabtis?
Sering ada banyak keraguan tentang ke-Mesias-an Yesus, Ke-Tuhan-an Yesus, baik yang dilontarkan orang diluar Kristen maupun kalangan Kristen sendiri. Namun Alkitab dengan jelas menulis dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, ciri-ciri Mesias yang dijanjikan dan Mesias yang telah datang itu. Dari situlah kita, umat percaya harus senantiasa menilai dari Firman yang tertulis dalam kitab.
Dan dari cara yang sudah dinyatakan, yang juga sebagai pegajaran bagi semua murid Tuhan, sebuah pengajaran yang telah diberikan kepada seorang nabi yang terbesar yang menjadi pelopor kedatangan Sang Mesias juga diajarkan kepada kita.
Pada Matius 11:6, Yesus berkata “berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku”, hal ini memberikan dorongan yang memberi semangat iman Nabi Yahya, dan mengingatkan dia dan semua orang percaya bahwa mengenal Yesus sebagai Mesias merupakan ciri khas orang yang berbahagia secara rohani (Yohanes 20:31).
Amin.
Blessings,
BP
December 13, 2005
Artikel terkait :
69. Apakah Yohanes Pembabtis mengenali Yesus (Yohanes 1:32-33) atau tidak (Matius 11:2) setelah Ia dibabtis?, di http://www.sarapanpagi.org/post1801.html#p1801